Posts By :

Yudha Pratama

Food Allergy – Penyebab dan Gejalanya Apa Saja?

Food Allergy – Penyebab dan Gejalanya Apa Saja? 2250 2251 Yudha Pratama

Food Allergy atau Alergi makanan adalah reaksi alergi yang muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu. Gejalanya bisa meliputi mual dan muntah, pembengkakan di wajah, sesak nafas, sampai hilang kesadaran.

Biasanya untuk alergi makanan terlihat saat anak-anak, namun gejala tersebut bisa muncul kapan saja bahkan setelah dewasa. Ada beberapa orang yang dapat mengembangkan alergi terhadap makanan yang telah dikonsumsi bertahun-tahun.

Apa Saja Gejalanya?

Pada beberapa orang, alergi makanan bisa menyebabkan penderitanya merasa tidak nyaman, walaupun tidak terlalu parah. Gejala memang sering kali muncul dalam beberapa menit sampai 2 jam setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi.

Berikut beberapa gejala alergi makanan yang muncul, yaitu:

  1. Pilek atau hidung tersumbat,
  2. Ruam kulit yang terasa gatal,
  3. Gatal di mulut, tenggorokan, mata, dan di bagian tubuh lain,
  4. Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan (angioedema),
  5. Sulit menelan dan berbicara,
  6. Mengi atau bengek, dan
  7. Sesak nafas.

Bagi penderita alergi makanan juga bisa merasakan gejala pada saluran pencernaan, seperti sakit perut, diaere, mual, dan muntah. Gejala tersebut bisa disebabkan oleh intoleransi makanan.

Apa Saja Penyebabnya?

Food Allergy

Sobat FAST harus tahu, bahwa reaksi alergi makanan terbagi menjadi dua, yaitu yang melalui perantara antibodi Immunoglobulin  E (IgE) dan yang tidak melalui perantara IgE atau alergi perantara antibodi Immunoglobulin E (IgE) dan yang tidak melalui perantara IgE atau alergi non-IgE

Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menganggap protein di dalam makanan tertentu sebagai ancaman bagi tubuh. Pada orang dewasa, reaksi alergi bisa muncul setelah mengonsumsi makanan berikut:

  • Ikan
  • Kerang
  • Udang
  • Kepiting
  • Kacang-kacangan

Sedangkan pada anak-anak, makanan yang umum menyebabkan alergi antara lain:

  • Kacang
  • Gandum
  • Kedelai
  • Telur
  • Susu sapi

Apa Saja Faktornya?

Resiko yang telah dialami oleh seorang penderita seperti rhinitis alergi atau asma. Orang yang terkena alergi pada satu jenis makanan juga lebih rentan menderita alergi pada jenis makanan yang lain.

Berikut 2 faktor yang meningkatkan risiko seseorang terserang alergi makanan, yaitu:

  • Berusia di bawah 5 tahun.
  • Memiliki keluarga yang menderita riwayat alergi, seperti biduran atau asma.

Cara Mengatasinya?

Cara yang baik dalam mengatasinya yaitu dengan menghindari makanan penyebab alergi. Pada seseorang mungkin saja mengkonsumsi makanan tersebut secara tidak sengaja. Ketika gejala tersebut terjadi, ada beberapa obat yang bisa digunakan dalam meredakan gejala. 

Saat gejala muncul tergolong ringan, penderita bisa menggunakan antihistamin yang dijual bebas. Bila gejala masih terasa, penderita bisa ke dokter agar diberikan antihistamin dengan dosis lebih tinggi.

Ketika muncul gejala anafilaksis, penderita harus segera dibawa ke IGD rumah sakit untuk diberikan suntikan epinephrine. Kemudian gejala hilang, dokter biasanya akan meminta pasien untuk selalu membawa suntikan tersebut.

Sobat FAST harus tahu, penting untuk memahami cara menggunakan suntik epinephrine bila gejala alergi makanan yang Anda alami cukup parah. Ajari juga orang-orang yang sering berada di dekat Anda, contoh seperti keluarga atau rekan kerja untuk menggunakan suntikan tersebut.

Kemudian Anda harus pastikan juga untuk mengganti epinephrine sebelum masa kadaluwarsa dan ganti suntiknya bila sudah tidak berfungsi dengan baik.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda masih mengalami beberapa gejala yang telah dijelaskan diatas, bisa langsung untuk periksakan diri Anda atau keluarga ke dokter. Pada beberapa orang memang bisa memicu reaksi alergi serius yang disebut anafilaksis.

Berikan suntikan epinephrine dan segera bawa ke IGD bila melihat seseorang mengalami gejala anafilaksis, seperti :

  • Jantung berdebar
  • Pusing dan pandangan gelap
  • Keringat dingin
  • Hilang kesadaran

Segera konsultasikan diri Anda ke dokter agar segera mendapatkan penanganan pertolongan pertama. Hal yang perlu diwaspadai apabila terdapat keluarga yang menderita penyakit alergi, seperti alergi makanan, asma, atau rhinitis alergi.

Apa itu Intoleransi Makanan? – Yuk Cari Tahu!

Apa itu Intoleransi Makanan? – Yuk Cari Tahu! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Intoleransi Makanan? Keadaan atau kondisi tubuh sangat sulit untuk mencerna zat dari makanan yang minuman yang dikonsumsi. Kondisi ini berbeda dengan alergi makanan yang mana dapat memicu sistem kekebalan tubuh sedangkan untuk Intoleransi Makanan tidak.

Apa Saja Penyebabnya?

Umumnya seseorang yang mengalami Intoleransi Makanan adanya beberapa faktor yang menjadi penyebabnya diantaranya seperti:

  1. Kekurangan Enzim
  2. Kandungan salisilat dalam makanan
  3. Bahan kimia yang terkandung di makanan
  4. Kandungan histamin di makanan, dan
  5. Keracunan makanan

Apa Saja Gejalanya?

Selain itu jika seseorang sedang mengalami Intoleransi Makanan ini maka ia akan mengalami beberapa gejala yang dirasakan diantaranya:

  1. Kembung
  2. Sakit kepala
  3. Batuk
  4. Migrain
  5. Hidung meler
  6. Diare
  7. Kulit kemerahan dan gatal

Jika anda mengalami beberapa kondisi dan gejala yang ada di atas jangan ragu untuk menemui dokter atau fasilitas kesehatan, karena dokter nanti akan membantu Anda dalam pengobatan yang dapat dilakukan ketika sudah dilakukan pengecekan.

Apa Saja Faktornya?

Apa Itu Intoleransi Makanan?

Sobat FAST harus tahu beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya intoleransi makanan. Berikut ini penyebab umum dari intoleransi makanan yang perlu diketahui :

1. Kekurangan Enzim

Beberapa kasus intoleransi makanan terjadi karena tubuh kekurangan enzim. Enzim sangat dibutuhkan untuk mencerna makanan. Contohnya yaitu seseorang dengan intoleransi laktosa tidak memiliki atau kekurangan enzim laktase untuk mencerna laktosa.

Laktase adalah suatu enzim yang memecah gula susu (laktosa) menjadi molekul yang lebih kecil untuk menyerap melalui usus. Ketika laktosa berada di saluran pencernaan, kondisi tersebut bisa menimbulkan spasme atau kram usus, sakit perut, kembung, diare, dan gas.

2. Kandungan Histamin Dalam Makanan

Histamin merupakan zat yang dikeluarkan oleh sel-sel pertahanan tubuh saat mengalami alergi. Biasanya terbentuk alami pada makanan ikan dan beberapa jenis makanan yang tidak disimpan dengan benar.

3. Kandungan Salisilat Dalam makanan

Salisilat adalah turunan dari asam salisilat yang umumnya muncul secara alamiah pada tanaman sebagai mekanisme pertahanan melawan bakteri, jamur, serangga, dan penyakit yang berbahaya. Biasanya ditemukan di buah-buahan, sayur, rempah-rempah, herbal, teh, dan zat tambahan rasa.

4. Bahan Kimia Yang Terkandung Dalam Makanan

Ada juga beberapa bahan kimia yang terdapat pada makanan dan minuman, yakni amina yang terkandung dalam beberapa jenis, sebagai berikut:

  • Kopi,
  • Teh, dan
  • Cokelat.

5. Keracunan Makanan

Bahan kimia alami yang ada dalam beberapa makanan ternyata memiliki efek toksik, pada manusia akan memicu keracunan. Keracunan makanan menyebabkan kondisi diare, mual, dan muntah.

Salah satu racun yang terdapat dalam makanan adalah aflatoksin. Sobat FAST harus tahu tentang aflatoksin, zat racun yang diproduksi oleh jenis jamur tertentu seperti Aspergillus flavus banyak ditemukan secara alami di alam.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Perlu Anda ketahui, bahwa Intoleransi makanan masih belum bisa disembuhkan, tetapi ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam mencegah munculnya gejala intoleransi makanan.

Berikut beberapa panduan dalam mengendalikan dan menyikapinya, yaitu:

  1. Kenali dan catat makanan yang Anda duga sebagai penyebabnya.
  2. Berhenti mengkonsumsi makanan yang bisa memicu atau mengurangi posirnya.
  3. Membaca keterangan pada kemasan makanan dengan seksama, untuk mengetahui bahan atau komposisi yang terkandung di dalam produk tersebut.
  4. Konsumsi suplemen enzim sesuai resep dari dokter.

Apa Itu Demam Tifoid? – Penyebab dan Gejalanya?

Apa Itu Demam Tifoid? – Penyebab dan Gejalanya? 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu demam Tifoid atau Tipes (tifus) adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi. Selain itu, bakteri ini juga bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi.

Sobat FAST harus tahu, bahwa demam tifoid banyak terjadi di beberapa negara Asia, termasuk di Indonesia. Negara Indonesia telah tergolong penyakit endemik, diperkirakan ada 500 dari tiap 100.000 penduduk Indonesia terserang demam tifoid setiap tahunnya.

Penderita yang terinfeksi tipes bisa menularkan bakteri melalui feses atau urinenya. Biasanya ketika orang lain makan-makanan atau minum air yang terkontaminasi dengan urine yang sudah terinfeksi, penyakit ini bisa menular.

Ada banyak orang-orang salah mengartikan, tipes berbeda dengan tipus. Tifus disebabkan oleh beberapa jenis bakteri Rickettsia typhi atau R. Prowazekii. Kemudian untuk penyakit tipes dibawa oleh ektoparasit, seperti:

  • Kutu,
  • Tungau, dan
  • Caplak, Kemudian menyerang manusia.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala yang terjadi pada demam tifoid biasanya muncul 7-14 hari setelah seseorang terinfeksi bakteri Salmonella typhi. Berikut beberapa gejala awal, berupa:

  • Demam yang meningkat secara bertahap hingga mencapai 39–40°C
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Lelah dan lemas
  • Keringat berlebih
  • Batuk kering
  • Hilang nafsu makan
  • Berat badan menurun
  • Sakit perut
  • Sembelit
  • Ruam kemerahan di kulit
  • Pembengkakan di perut

Ketika gejala tersebut semakin memburuk, biasanya akan timbul gejala lanjutan seperti:

  • Linglung atau mengigau
  • Halusinasi
  • Diare
  • Menggigil
  • Tubuh terasa sangat lelah
  • Sulit berkonsentrasi
  • BAB berdarah

Apa Saja Penyebabnya?

demam Tifoid

Penyebab dari demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat masuk dan berkembang di dalam usus setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja dan urine penderita demam tifoid.

Berikut beberapa penyebabnya yang harus Anda ketahui, yaitu: 

  • Feses dan urine (Bakteri Salmonella typhi biasanya disebarkan melalui makanan atau air yang telah terkontaminasi), dan
  • Orang yang pernah terinfeksi (orang yang sembuh dari sakit tifus atau demam tifoid bisa menyimpan bakteri ini dalam saluran usus atau kantong empedunya).

Apa Saja Faktornya?

Ada beberapa faktor yang harus sobat FAST ketahui untuk bisa meningkatkan risiko seseorang terserang demam tifoid, yaitu:

  • Mengunjungi atau bekerja di daerah yang tinggi kasus demam tifoid.
  • Melakukan kontak langsung dengan penderita demam tifoid.
  • Tinggal di lingkungan yang kotor dan bersanitasi buruk.
  • Bekerja sebagai tenaga kesehatan yang menangani penderita demam tifoid.
  • Mengonsumsi sayur-sayuran atau buah-buahan yang tidak dicuci bersih.
  • Menggunakan toilet yang sama dengan penderita dan tidak mencuci tangan setelahnya.
  • Mengonsumsi makanan laut dari air yang terkontaminasi bakteri.
  • Melakukan seks melalui mulut (oral sex) dengan penderita demam tifoid.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Ketika Anda mengalami beberapa gejala yang disebutkan diatas, terutama jika baru bepergian ke daerah dengan kasus penyebaran demam tifoid yang tinggi. Perlu Anda ketahui, bahwa orang yang telah mendapatkan vaksin tifoid tetap berisiko terserang demam tifoid.

Jika merasakan gejala yang parah dan tak kunjung juga membaik, Anda harus segera untuk memeriksakan diri ke dokter. Tanpa ribet mengantri buruan download aplikasi FASTLab untuk regis online, kini sudah tersedia di playstore atau appstore.

Apa Itu Gerd? – Cara Mengatasinya?

Apa Itu Gerd? – Cara Mengatasinya? 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu Gerd? Gerd adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan refluks asam lambung berulang dalam jangka panjang. Refluks asam lambung merupakan kondisi ketika asam lambung mengalir naik kembali menuju kerongkongan.

Pada penyakit ini disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter yang terletak di kerongkongan bagian bawah. Normalnya, katup ini akan terbuka untuk memungkinkan makanan serta minuman masuk menuju lambung dan dicerna. 

Biasanya ketika sesudah makanan atau minuman masuk ke lambung, katup ini akan tertutup kencang untuk mencegah isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Pada penderita, katup ini melemah dan tidak dapat menutup dengan baik.

Dalam hal ini mengakibatkan isi lambung yang berisi makanan dan asam lambung naik ke kerongkongan. Apabila kondisi ini terjadi terus-menerus, lapisan kerongkongan akan mengalami iritasi hingga peradangan dan lama-kelamaan menjadi lemah.

Apa Saja Gejalanya?

Pada penyakit ini biasanya gejalanya terjadi saat lambung naik yaitu rasa asam atau pahit di mulut dan sensasi perih atau panas terbakar di dada. Kedua gejala ini biasanya akan semakin memburuk saat penderita membungkuk, berbaring, atau setelah makan.

  1. Rasa panas di dada yang terjadi setelah makan dan memberat saat malam,
  2. Sulit menelan,
  3. Nyeri dada,
  4. Sering sendawa,
  5. Batuk,
  6. Suara serak dan nyeri tenggorokan,
  7. Sulit tidur, dan
  8. Asma onset baru atau sering kambuh bagi pasien yang sudah memiliki riwayat asma.

Apa Saja Penyebabnya?

Ada beberapa penyebab dari penyakit ini, yaitu:

  1. Naiknya asam lambung,
  2. Kebiasaan makan dalam porsi yang banyak, 
  3. Berbaring setelah makan, dan
  4. Konsumsi jenis makanan tertentu.

Cara Mengatasinya?

Dalam mengatasi gejala  GERD mungkin Anda bisa coba konsumsi obat-obatan seperti:

  • antasida.
  • h-2 receptor blockers.
  • cimetidine, famotidine.
  • ranitidine.
  • serta proton pump inhibitors (PPIs) seperti lansoprazole dan omeprazole.
GERD

Sebelum Anda menentukan jenis obat apa yang akan dikonsumsi, ada lebih baiknya untuk berkonsultasi dulu ke dokter. Namun dari penjelasan beberapa jenis obat diatas Anda harus melakukan perubahan gaya hidup, seperti:

  • Menurunkan berat badan, jika memiliki berat badan yang berlebih.
  • Tidak merokok.
  • Meninggikan kepala saat tidur.
  • Tidak berbaring atau tidur setidaknya dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah makan.
  • Menghindari makanan atau minuman yang memicu asam lambung naik, seperti alkohol, susu, makanan yang pedas dan berlemak, cokelat, mint, dan kopi.
  • Tidak mengenakan pakaian yang terlalu ketat.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Ketika Anda sudah merasakan beberapa gejala yang dijelaskan diatas, ada baiknya untuk segera pergi konsultasi ke dokter.  Namun memang setiap orang bisa mengalami gejala asam lambung naik, terutama setelah makan dalam jumlah yang banyak, makan pada larut malam, atau mengonsumsi makanan yang memicu produksi asam lambung.

Semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu dan bermanfaat untuk Anda. Jangan lupa untuk membaca artikel kita yang lainnya, bila ada hal yang ingin disampaikan untuk jangan ragu menyampaikannya dengan memberikan komentar.

Gastroenteritis atau Giardiasis – Penyebab & Gejalanya?

Gastroenteritis atau Giardiasis – Penyebab & Gejalanya? 2251 2251 Yudha Pratama

Gastroenteritis atau Giardiasis adalah suatu kondisi tubuh yang mengalami gangguan pencernaan yang disebabkan oleh infeksi parasit pada usus halus. Parasit ini dapat hidup dan tumbuh pada makanan, air, tanah, hingga tinja (kotoran) manusia dan hewan.

Sobat FAST harus tahu, dalam intensitas ringan penyakit bisa sembuh dalam beberapa minggu. Beberapa pengidap mungkin saja mengembangkan penyakit yang membuat parasit lebih lama hilang. Sampai saat ini belum ada langkah pengobatan efektif.

Apa Saja Penyebabnya?

Penyebab utama dari penyakit Giardiasis adalah parasit Giardia. Parasit ini biasanya terdapat pada air yang masuk kedalam tubuh misalnya menelan air kolam atau mengkonsumsi air sungai yang tidak terjamin kebersihannya.

Selain itu parasit juga dapat ditemukan pada makanan yang terkontaminasi. serta melakukan kebiasaan-kebiasaan yang menyebabkan terkontaminasinya parasit giardia seperti:

  1. Mengganti popok bayi
  2. Orang yang sering kontak dengan kotoran hewan
  3. Orang yang tinggal di sekitar sumber air yang tidak bersih
  4. Melakukan hubungan anal sex, apa lagi jika tidak menggunakan kondom

Apa Saja Gejalanya?

Setelah seseorang terkena oleh parasit giardia masa inkubasinya sekitar 1 hingga 3 minggu dan dapat mengalami gejala selama 2 hingga 6 minggu, gejalanya seperti:

  1. Demam
  2. Sakit kepala
  3. Diare (dengan tinja yang berminyak atau berbusa)
  4. Mual dan muntah
  5. Perut kembung
  6. Kram perut
  7. Lemas
  8. Berat badan menurun
  9. Hilang nafsu makan
  10. Pusing

Pengobatan Giardiasis

Umumnya pengobatan pada Giardiasis sendiri dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu kedepan. Tetapi jika mengalami gejala lebih lama dan tak kunjung sembuh maka Anda dapat segera menemui dokter atau fasilitas kesehatan setempat. Tetapi biasanya dokter akan memberikan resep obat antiparasit seperti:

  1. Tinidazole
  2. Metronidazole
  3. Nitazoxanide

Apa Saja Faktornya?

Gastroenteritis atau Giardiasis

Ada beberapa faktor yang harus Anda ketahui, yaitu :

  • Bayi atau anak-anak yang masih buang air besar di popok.
  • Pengasuh anak yang bekerja pada penitipan anak.
  • Perawat yang kontak dengan feses.
  • Orang yang sering melakukan kontak dengan hewan.
  • Seseorang yang biasa melakukan bepergian ke tempat bersanitasi buruk dengan sumber air yang tidak bersih.
  • Orang yang melakukan hubungan seks anal.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Pada saat Anda merasakan tinja encer, perut kram atau kembung, serta merasakan mual yang berlangsung lebih dari seminggu, di sarankan Anda untuk segera menghubungi dokter atau konsultasikan gejala yang sedang dirasakan.

Lakukan pemeriksaan diri juga ketika Anda memiliki anak yang dititipkan pada tempat penitipan anak atau yang baru saja pergi ke daerah sanitasi yang buruk. Selain Anda melakukan sejumlah langkah pencegahan yang dijelaskan diatas, Anda bisa coba konsumsi suplemen untuk menunjang kesehatan tubuh.

Soba FAST jangan lupa untuk download aplikasi FASTlab, kini sudah tersedia di playstore atau appstore. Pada aplikasi tersebut guna mempermudah Anda dalam regis online untuk tidak perlu mengantri ketika datang ke Klinik FASTLab Laboratorium.

Gastritis Atau Radang Lambung – Penyebab dan Gejalanya?

Gastritis Atau Radang Lambung – Penyebab dan Gejalanya? 2251 2251 Yudha Pratama

Gastritis atau radang lambung merupakan kondisi tubuh pada lapisan lambung yang mengalami iritasi, peradangan atau pengikisan. Pada lapisan lambung tersebut berfungsi untuk menghasilkan asam lambung dan juga enzim untuk pencernaan. Lapisan lambung tersebut dilindungi oleh lendir yang tebal sehingga tidak terjadinya iritasi atau Gastritis. Ketika lendir yang melindungi tadi hilang, maka iritasi pada lambung dapat terjadi.

Pada gangguan pencernaan dibagi menjadi 2 berdasarkan jangka waktu perkembangan gejalanya. Pertama yaitu gastritis akut (berkembang secara cepat dan tiba-tiba), kemudian yang kedua ada adalah kronis (perkembangan secara perlahan). 

Gastritis dikenal juga sebagai iritasi lambung atau radang lambung, gejalanya bisa muncul secara tiba-tiba. Meskipun begitu, pada bagian pencernaan ini mirip maag. Namun ia sedikit berbeda dengan penyakit tersebut.

Jika penyakit ini dalam kondisi akut, biasanya akan muncul tiba-tiba. Secara umum akan muncul nyeri ulu hati yang parah walau hanya sementara sebagai pertanda timbulnya gejala. Pada kondisi kronis iritasi di lambung berlangsung lambat.

Nyeri yang disebabkan dari iritasi lambung yang kronis ini tidak separah dibandingkan dengan gastritis akut, tetapi akan terjadi pada waktu yang lama. Iritasi ini bisa mengubah struktur  lapisan lambung dan mempunyai risiko menjadi kanker.

Penyakit ini bisa menyebabkan gastritis erosif atau terjadinya pengikisan lambung. Pengikisan tersebut bisa menyebabkan luka dan pendarahan pada lambung. Meskipun kondisi tersebut terbilang jauh lebih jarang dibandingkan dengan gastritis erosif.

Apa Saja Penyebabnya?

Penyebab dari Gastritis ini bermacam-macam tetapi Gastritis ini dapat ditandai dengan adanya luka atau cedera pada penghalang lapisan dinding lambung. Dan beberapa faktor lainnya yang menyebabkan Gastritis antara lain:

  1. Muntah kronis,
  2. Infeksi bakteri H.pylori,
  3. Stress,
  4. Konsumsi minuman alkohol berlebih,
  5. Efek samping obat untuk mengurangi peradangan secara berkala,
  6. Penyalahgunaan obat-obatan,
  7. Pertambahan usia,
  8. Infeksi bakteri dan virus,
  9. Reaksi autoimun,
  10. Penyakit Crohn,
  11. Penyakit HIV/AIDS,
  12. Anemia pernisiosa, dan
  13. Refluks empedu.

Apa Saja Gejalanya?

Gastritis atau radang lambung

Jika seseorang mengalami atau terkena Gastritis ini ia akan mengalami beberapa gejala yang akan dirasakan seperti:

  1. Muntah darah,
  2. Gangguan saluran cerna,
  3. Panas dan nyeri yang menggerogoti dalam lambung,
  4. Cepat merasa kenyang saat makan,
  5. Perut kembung,
  6. Cegukan,
  7. Mual,
  8. Sakit perut,
  9. BAB dengan warna hitam pekat,
  10. Muntah, dan
  11. Hilangnya nafsu makan.

Untuk pencegahan dalam gangguan pencernaan ini cobalah untuk mengatur dan mengubah porsi dan jadwal makan. Dengan begitu jadwal makan yang lebih sering dari biasanya dapat membantu proses sistem pencernaan teratur.

Tetapi jika mendapatkan gejala yang lebih serius dari beberapa yang sudah disebutkan tadi segera memeriksa diri ke dokter. Tujuannya adalah pemeriksaan dapat dilakukan sejak dini mungkin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Apa Saja Faktornya?

Pada penyakit radang lambung biasanya memiliki beberapa faktor yang bisa meningkatkan seseorang tersebut mengalaminya. Berikut adalah faktor-faktornya, yaitu:

  • Konsumsi Makanan dengan kadar pengawet, garam yang tinggi, berlemak, berminyak, asam, dan pedas berlebihan.
  • Meminum-minuman alkohol berlebihan.
  • Kebiasaan merokok.
  • Penggunaan narkoba dan zat-zat berbahaya lainnya.
  • Kondisi medis tertentu yang bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun.

Kapan Anda Harus Konsultasi Ke Dokter?

Jika Anda merasakan beberapa gejala yang sudah dijelaskan di atas tak kunjung juga membaik, maka Anda harus segera untuk pergi ke dokter untuk konsultasikan gejala apa yang sedang dirasakan. Maka penanganan pertama akan bisa dilakukan.

Kebetulan dengan adanya aplikasi FASTLab yang sudah tersedia di Playstore atau Appstore, bisa Anda download untuk mempermudah Anda dalam regis. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari pengantrian panjang offline.

Parotitis atau Gondongan? Cari Tahu Cara Mengatasinya!

Parotitis atau Gondongan? Cari Tahu Cara Mengatasinya! 2251 2250 Yudha Pratama

Parotitis atau gondongan merupakan penyakit dari infeksi virus. Terjadinya infeksi virus disebabkan bengkaknya kelenjar parotitis di bagian wajah. Pada beberapa kasus, sobat FAST perlu tahu! Penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi. Sampai saat ini, belum ada obat khusus untuk mengobati parotitis.

Mungkin Sobat FAST masih bingung apa itu parotitis? Parotitis nama lainnya yaitu gondongan yang disebabkan virus golongan paramyxovirus, biasanya menyerang kelenjar liur (kelenjar parotis) di dalam mulut.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala yang terjadi biasanya seperti menyerupai flu. Berikut beberapa gejala parotitis yang harus Anda ketahui secara umum:

  • Demam,
  • Kelenjar ludah atau Pipi bengkak,
  • Mudah lelah,
  • Badan pegal-pegal,
  • Merasakan nyeri di telinga,
  • Sakit kepala, dan
  • Nafsu makan hilang.

Biasanya penyakit ini akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 4-5 hari. Walaupun begitu penanganan medis harus tetap dilakukan dalam meredakan gejala dan mencegah terjadinya komplikasi.

Apa Saja Penyebabnya?

Parotitis atau gondongan

Ada beberapa penyebab yang bisa mengakibatkan parotitis, dalam hal ini bisa menyebabkan peradangan pada kelenjar parotis. Contohnya seperti :

  • Infeksi,
  • Penyakit Sistematik,
  • Tumor, dan sebagainya.

Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab pemicu terjadinya parotitis :

  1. Adanya Bakteri (Bakteri Staphylococcus aureus, Alpha-hemolytic streptococcus, dan Streptococcus pyogenes).
  2. Infeksi Virus. Virus mumps/gondongan/parotitis, disebabkan paramyxovirus. Anda bisa vaksinasi MMR (measles, mumps, rubella) dalam mengatasinya.
  3. Virus HIV, Enterovirus, EBV, Influenza, CMV, dan sebagainya.
  4. Infeksi Jamur Candida Albicans.
  5. Tumor (mucoepidermoid carcinoma, adenoid cystic carcinoma, dan sebagainya).
  6. Sialolithiasis.
  7. Penyakit Autoimun (Mikulicz disease, Sjogren Syndrome, dan sebagainya).

Cara Mengatasinya?

Sampai saat ini, bahwa parotitis atau gondongan belum ada obat khusus untuk mengobatinya. Mungkin saja dokter memberikan resep obat seperti:

  • Paracetamol
  • Ibuprofen

Hal tersebut hanya untuk meringankan gejala yang muncul, tapi mungkin jika dialami oleh anak-anak disarankan untuk membawanya ke dokter terlebih dahulu sebelum memberikan obatnya.

Jika kita memberikan obat sembarangan untuk anak-anak, bisa mengalami sindrom Reye akibat pemberian aspirin. Selain mengkonsumsi obat, berikut beberapa langkah untuk meringankan gejala dan mempercepat proses pemulihan:

  • Perbanyak istirahat dan konsumsi air putih yang banyak.
  • Konsumsi makanan bertekstur lembut, seperti bubur.
  • Hindari makanan keras yang sulit dikunyah.
  • Kompres pipi pada bagian bengkak dengan air hangat/dingin.

Selain yang disebutkan diatas, Anda bisa melakukan Vaksin MMR. Vaksin tersebut untuk melindungi tubuh dari tiga penyakit, seperti :

Namun vaksin MMR disarankan bagi seseorang yang memiliki sistem kekebalan tubuh kuat, tidak mengalami alergi terhadap gelatin atau neomisin dan ibu hamil. 

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Ketika Anda atau anak-anak mengalami rasa nyeri dan pembengkakan pada buah zakar (testis) saat mengalami parotitis, segera konsultasikan hal tersebut ke dokter untuk mendapatkan penanganan pertama.

Apa Itu Ulkus? Berikut Penjelasan Gejala & Penyebabnya!

Apa Itu Ulkus? Berikut Penjelasan Gejala & Penyebabnya! 2251 2250 Yudha Pratama

Apa itu ulkus? Sebelum ke pembahasan, pernahkah sobat FAST mengalami nyeri pada bagian perut yang berlangsung dalam beberapa hari? Jika Anda pernah mengalami hal tersebut, saran dari kami untuk tidak mengabaikan kondisi tersebut.

Bilamana nyeri yang dirasakan bertambah parah saat mengonsumsi suatu makanan dan membuat Anda mudah merasa cepat kenyang. Bisa jadi Anda telah mengalami kondisi yang terjadi pada bagian pencernaan.

Pada pembahasan kali ini, kami akan membahas tentang “Ulkus Gaster”. Tanpa berlama-lama lagi mari kita bahas dan selamat membaca.

Ulser adalah nama lain dari luka. Penyakit ini biasanya terbentuk pada lambung atau bagian atas usus kecil, yang disebut dengan duodenum. Penyakit tersebut sangat umum terjadi.

Salah satu jenis ulkus peptic. Sebuah luka terbuka yang terjadi pada lapisan dalam saluran pencernaan. Perlu Anda ketahui bahwa ulkus peptic sendiri umumnya terjadi pada lambung dan duodenum (usus dua belas jari).

Ulkus biasanya terjadi akibat terkikisnya lapisan pada bagian dalam saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori atau konsumsi obat-obatan tertentu.

Beberapa jenis obat-obatannya, seperti:

Beberapa hal yang biasanya dipicu dengan adanya:

  • Stress, 
  • Merokok,
  • Konsumsi Alkohol, dan
  • Konsumsi Makanan Pedas atau Asam.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala yang biasa terjadi pada ulkus lambung saat masih berukuran kecil, tidak adanya gejala apapun. Penderita baru akan menyadari ada sesuatu yang salah saat ukuran sudah relatif besar dan menimbulkan gejala.

Berikut beberapa gejala yang harus anda ketahui:

  • Nyeri ulu hati,
  • Mual atau muntah,
  • Perut terasa kembung,
  •  Sering bersendawa,
  • Rasa panas terbakar pada dada,
  • Kondisi dirasakan membaik setelah pengidapnya makan atau minum, tetapi kemudian memburuk 1-2 jam kemudian (pada ulkus duodenum),
  • Kondisi dirasakan memburuk pada saat pengidapnya makan atau minum (pada ulkus gaster),
  • Cepat merasa kenyang,
  • Nyeri pada lambung yang membangunkan pengidapnya pada malam hari, dan
  • Penurunan berat badan secara tiba-tiba.

Apa Saja Penyebabnya?

Apa itu ulkus?

Penyebab yang terjadi pada ulkus gaster yaitu adanya infeksi Helicobacter Pylori. Bakteri tersebut menginfeksi lokasi yang berbeda pada sistem pencernaan. Biasanya terjadi ketika selaput yang melapisi lambung terkikis.

Perlu Anda ketahui, ketika selaput luka terbuka timbul pada dinding usus 12 jari yang merupakan bagian awal dari usus halus. Ada beberapa faktor risiko lainnya yang meningkatkan seseorang berisiko mengalami kondisi tersebut, seperti:

  1. Kebiasaan merokok,
  2. Kebiasaan minum minuman beralkohol,
  3. Keganasan atau kanker,
  4. Konsumsi terlalu banyak makanan atau minuman asam,
  5. Obat-obatan anti inflamasi seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, ketoprofen, dan beberapa obat untuk arthritis,
  6. Peradangan atau infeksi bakteri, dan
  7. Stress secara fisik atau emosional.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Penyebaran bakteri H.Pylori menurut beberapa dokter masih belum tahu secara pasti. Bakteri ini ditemukan pada air liur atau ludah, berciuman mungkin bisa jadi sebagai salah satu penyebabnya. Penyebaran juga bisa melalui makanan atau air yang terinfeksi bakteri.

Ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan untuk mencegah ulkus gaster, yaitu:

  • Menghindari kafein, alkohol, dan kebiasaan merokok.
  • Jangan terlalu sering makan yang bisa menyebabkan rasa terbakar di dada.
  • Hindari obat-obatan anti inflamasi seperti aspirin dan ibuprofen.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasakan gejala yang disebutkan diatas, pada gejala tersebut tidak kunjung membaik. Maka segerakanlah untuk konsultasi ke dokter spesialis penyakit untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut serta mendapatkan penanganan pertama. 

Tanpa mengantri atau menunggu lama, melalui aplikasi FASTLab Anda sudah bisa memesan antrian untuk pemeriksaan. Tunggu apa lagi, yuk download aplikasinya sekarang juga. Sudah tersedia di Playstore atau Appstore.

Candidiasis? Yuk Cari Tahu Penyebabnya!

Candidiasis? Yuk Cari Tahu Penyebabnya! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Candidiasis?

Sobat Fast sudah tahu soal Candidiasis. Buat yang teman-teman yang belum tahu, kebetulan pada pembahasan kali ini tentang “Candidiasis”. yaitu infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans.

Penyakit ini biasanya terjadi :

  • Kulit,
  • Mulut, dan
  • Kelamin. 

Penyakit kandidiasis jika dibiarkan atau tidak ditangani, maka infeksi ini bisa menyebar ke organ tubuh lain, seperti usus, ginjal, jantung, dan otak. Candidiasis dapat dialami oleh siapa saja, namun orang dengan daya tahan tubuh lemah lebih berisiko terkena infeksi penyakit ini. 

Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan turunnya kekebalan tubuh adalah :

  • Diabetes,
  • Kanker, dan
  • HIV/AIDS

Apa Saja Gejalanya?

Candidiasis mulut (oral thrush)

  • Bercak putih atau kuning di lidah, bibir, gusi, langit-langit mulut, dan pipi bagian dalam
  • Kemerahan di mulut dan tenggorokan
  • Kulit pecah-pecah di sudut mulut
  • Nyeri saat menelan

Candidiasis vulvovaginal

  • Rasa gatal yang ekstrem di vagina
  • Nyeri dan terbakar saat buang air kecil
  • Tidak nyaman selama berhubungan seks
  • Pembengkakan di vagina dan bagian luar vagina (vulva)
  • Keputihan yang menggumpal

Candidiasis kulit (cutaneous candidiasis)

  • Ruam yang gatal di lipatan kulit, seperti ketiak, selangkangan, sela jari, atau di bawah payudara
  • Kulit yang kering dan pecah-pecah
  • Melepuh dan bernanah jika terjadi infeksi sekunder, yaitu infeksi kuman lain, termasuk bakteri

Pada penjelasan diatas, kemungkinan ada beberapa tanda dan gejala yang tidak disebutkan diatas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, Anda bisa konsultasi ke dokter yang ada di Klinik FASTLab Laboratorium.

Apa Saja Penyebabnya?

Apa Itu Candidiasis?

Pada penyakit candidiasis penyebab utamanya adalah jamur candida atau candida albicans. Jamur ini hampir ditemukan dimana saja, bisa bertumbuh di area dimana terdapat kelembaban dan panas, seperti area genital dan area tertentu pada kulit.

Candida ini bisa bertumbuh dengan orang yang sistem imunnya lemah, seperti wanita hamil, orang dengan diabetes, HIV atau AIDS. Konsumsi antibiotik dalam jangka panjang dapat membunuh bakteri alami yang berada di tubuh Anda, membuat candida bertumbuh.

Berikut beberapa penyebab yang harus Anda ketahui:

  1. Menderita diabetes, HIV/AIDS, kanker, atau menjalani kemoterapi
  2. Menggunakan obat kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
  3. Mengkonsumsi antibiotik dalam jangka waktu yang lama, dan
  4. Menderita obesitas atau malnutrisi.

Apa Sajakah Faktornya?

Ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur candida, contohnya seperti :

  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
  • Pengidap HIV/AIDS, kanker, dan seseorang yang menjalani kemoterapi juga bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi jamur candida.
  • Usia, infeksi jamur lebih sering dialami oleh bayi dan lansia. Contohnya seperti ruam popok pada bayi.
  • Penyakit kronis tertentu, seperti diabetes.
  • Obat-obatan tertentu, seperti prednison, kortikosteroid inhalasi, atau antibiotik.
  • Aktif secara seksual tanpa menggunakan pengaman dapat meningkatkan risiko candidiasis.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika orang terdekat Anda mengidap candidiasis segeralah untuk konsultasi ke dokter, berikut beberapa gejala yang harus Anda ketahui:

  • Gejala yang memburuk atau tidak kunjung membaik dalam 1 minggu,
  • Luka berwarna putih pada lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut, gusi, dan amandel,
  • Luka yang sedikit menimbul,
  • Kemerahan atau rasa sakit yang cukup parah, menyebabkan kesulitan makan atau menelan,
  • Sedikit berdarah apabila luka tergesek, dan
  • Retak atau kemerahan pada ujung-ujung mulut.

Adanya aplikasi FASTLab, Anda bisa membuat janji dengan dokter yang tersedia di Klinik FASTlab. Tanpa perlu mengantri atau menunggu lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download aplikasi FASTLab sekarang!

Cara Mengatasi Hipertensi? Yuk Baca Selengkapnya!

Cara Mengatasi Hipertensi? Yuk Baca Selengkapnya! 2250 2251 Yudha Pratama

Cara Mengatasi Hipertensi? Sobat FAST pasti tidak asing dengan kata “Hipertensi” atau kata lainnya “Tekanan Darah Tinggi” dimana kekuatan aliran dari jantung mendorong dinding pembuluh darah (arteri).

Perlu sobat FAST ketahui, bahwa kekuatan tekanan darah bisa berubah dari waktu ke waktu, berpengaruh dengan aktivitas yang sedang dilakukan jantung, misalnya ketika Anda sedang berolahraga atau dalam keadaan istirahat dan daya tahan pembuluh darahnya.

Kebetulan pada kali ini kita akan membahas tentang “Cara mengatasi hipertensi?”, tanpa berlama-lama lagi, mari kita bahas dan baca sampai selesai ya.  

Apa Itu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)?

Sebelum kita masuk untuk bahas cara mengatasinya, kita cari tahu terlebih dahulu apa itu hipertensi. Hipertensi yaitu sebuah pengertian medis dari penyakit darah tinggi. Biasanya disebabkan dari berbagai macam komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa.

Jika dibiarkan gangguan ini bisa menyebabkan peningkatan risiko terjadinya :

  • Penyakit Jantung,
  • Stroke, dan
  • Hingga Kematian.

Sobat FAST harus tahu dari kata istilah tekanan darah sendiri itu digambarkan sebagai kekuatan dari sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh yang merupakan pembuluh darah utama. Biasanya terjadi tekanan besar bergantung pada resistensi dari pembuluh darah.

Penderita dapat mengalami tekanan darah tinggi apabila semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan akibat sempitnya pembuluh darah pada arteri. Perlu diketahui dengan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darah. Direkomendasikan pemeriksaan setiap tahun.

Hasil pemeriksaan akan terbagi menjadi dua nomor yaitu:

  • Pada angka pertama atau yang dinamakan sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. 
  • Kemudian kedua atau dinamakan diastolik mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.

Perlu Anda ketahui, bahwa seseorang itu dikatakan telah mengalami hipertensi saat angka tekanan darah sistolik dari pengukuran selama 2x berturut-turut memperlihatkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, kemudian untuk diastolik hasilnya lebih besar dari 90 mmHg.

Apa Saja Gejalanya?

Sobat FAST harus tahu istilah dari hipertensi yaitu the silent killer atau penyakit yang membunuh secara diam-diam. Hal ini karena penderita hipertensi umumnya tidak mengalami gejala apapun sampai tekanan darahnya sudah terlalu tinggi dan mengancam nyawa. 

Berikut beberapa gejala dari hipertensi yang perlu Anda ketahui:

  • Sakit kepala,
  • Mimisan,
  • Masalah penglihatan,
  • Nyeri dada,
  • Telinga berdengung,
  • Sesak nafas, dan
  • Aritmia.

Kemudian bagi hipertensi yang berat gejalanya seperti berikut:

  • Kelelahan,
  • Mual dan/atau muntah,
  • Kebingungan,
  • Merasa cemas,
  • Nyeri pada dada,
  • Tremor otot, dan
  • Adanya darah dalam urine.

Apa Saja Penyebabnya?

Sobat FAST harus tahu, bahwa hipertensi memiliki 2 macam yaitu hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer tidak diketahui penyebabnya dengan pasti, namun hipertensi sekunder bisa terjadi akibat beberapa faktor seperti :

  • Penyakit Ginjal
  • Sleep Apnea, dan
  • Kecanduan Alkohol.

1. Hipertensi Primer

Hipertensi primer cenderung berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun yang akhirnya semakin parah jika tidak dilakukan penanganan.

2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder memiliki tekanan darah tinggi, karena mengalami kondisi kesehatan mendasarinya. Pada jenis ini biasa cenderung terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan tekanan darah lebih tinggi dibandingkan hipertensi primer.

  • Obstruktif sleep apnea (OSA).
  • Masalah ginjal.
  • Tumor kelenjar adrenal.
  • Masalah tiroid.
  • Cacat bawaan di pembuluh darah.
  • Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas. 

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Cara Mengatasi Hipertensi?

Beberapa cara mengatasi dari hipertensi yaitu menjalani pola hidup sehat, seperti:

  • Mengonsumsi makanan sehat,
  • Menghentikan kebiasaan merokok,
  • Mengurangi konsumsi minuman berkafein.

Jika tekanan darah sudah cukup tinggi, pasien diharuskan mengonsumsi obat antihipertensi. Kemudian untuk mencegah tekanan darah tinggi, Anda harus melakukan olahraga secara rutin untuk menjaga berat badan tetap ideal.

Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi hipertensi, yaitu:

  • Batasi asupan garam (menjadi kurang dari 5g setiap hari), 
  • Kurangi konsumsi kafein yang berlebihan,
  • Berolahraga secara teratur,
  • Menjaga berat badan,
  • Mengurangi konsumsi minuman beralkohol,
  • Membatasi asupan makanan tinggi lemak jenuh, dan
  • Menghilangkan/mengurangi lemak trans dalam diet.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Kapan Anda harus ke dokter ketika merasakan, gejala seperti berikut:

  • Tekanan darah lebih tinggi dari biasanya (lebih dari 120/80 mm Hg).
  • Mimisan, sakit kepala, atau pusing.
  • Timbul efek samping setelah minum obat darah tinggi.

Sobat FAST harus ingat, bahwa hipertensi adalah penyakit tersembunyi dan sulit terdeteksi. Jadi Anda harus memeriksa tekanan darah Anda secara teratur, cari pertolongan medis secara perawatan rumah sakit atau klinik jika menyadari adanya tanda atau gejala abnormalitas.

Jika Anda sakit kepala muncul disertai dengan mimisan, itu sudah pertanda krisis hipertensi. Anda bisa melakukan check up di Klinik FASTLab Laboratorium, agar segera mendapatkan pertolongan pertama.