Posts By :

Yudha Pratama

Cara Mengatasi Bronkitis Akut? Yuk Cari Tahu!

Cara Mengatasi Bronkitis Akut? Yuk Cari Tahu! 2251 2250 Yudha Pratama

Cara mengatasi bronkitis akut? Sebelum kita bahas caranya, perlu Anda ketahui, bahwa bronkitis akut tergolong umum terjadi. Bronkitis Akut umumnya ditandai dengan batuk yang berlangsung selama 3 minggu. Saat gejala tersebut terjadi lebih dari 3 minggu, kondisi tersebut dinamai dengan bronkitis kronis.

Sobat FAST sebelumnya sudah mengenal jauh informasi tentang bronkitis akut? Kalau belum kebetulan nih pada pembahasan kali ini kita akan bahas tuntas habis tentang “Bronkitis Akut”. Tanpa berlama-lama, kita langsung saja.

Apa Itu Bronkitis Akut?

Teman-teman harus tahu terlebih dahulu nih tentang bronkitis akut yaitu peradangan atau iritasi pada bronkitis yang berlangsung 10-14 hari. Bronkus sendiri merupakan saluran yang memiliki fungsi mengalir udara dari tenggorokan ke paru-paru.

Berdasarkan penelitian, ada 44 dari 1.000 orang dewasa yang mengalami bronkitis akut setiap tahunnya. Sekitar 82% dari angka kejadian tersebut menunjukkan bahwa bronkitis akut biasa menyerang pada pergantian musim. 

Apa Saja Gejalanya?

Cara mengatasi bronkitis akut?

Gejala yang paling umum dan biasa terjadi pada penderita “Bronkitis Akut” yaitu batuk. Batuk yang dirasakan berupa batuk kering atau berdahak. Pada batuk berdahak yang keluar bisa berwarna putih, kuning dan hijau.

Ada pun gejala lainnya yang biasa terjadi, sebagai berikut : 

  1. Batuk Berdahak,
  2. Sesak Nafas,
  3. Nyeri Dada,
  4. Sakit Tenggorokan,
  5. Demam,
  6. Menggigil,
  7. Nyeri Otot atau Punggung,
  8. Lemas, dan
  9. Sakit Kepala.

Gejala yang muncul selain batuk biasanya akan membaik dalam jangka waktu 1 minggu. Namun batuk juga bisa tetap ada sampai beberapa minggu atau bahkan bulan.

Apa Saja Penyebabnya?

Sobat FAST harus tahu, penyakit “Bronkitis Akut” biasanya akan berlangsung 10 sampai 14 hari. Namun untuk pengidap bronkitis akut dapat mengalami batuk sampai 3 minggu. Jenis bronkitis ini bisa terjadi pada siapa saja. Akan tetapi untuk usia kurang dari 5 tahun lebih beresiko. 

Bronkitis akut terjadi karena infeksi yang menyerang bronkus. Adapun penyebab infeksi tersebut adalah virus yang sama menjadi salah satu penyebab infeksi saluran napas bagian atas (ISPA) salah satunya bernama Rhinovirus.

Sobat FAST harus tahu, bahwa bronkitis akut juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi lain, yaitu

  • Infeksi bakteri,
  • Paparan zat yang menyebabkan iritasi, seperti debu dan asap, dan
  • Penyakit refluks asam lambung (GERD).

Apa Saja Faktor-faktor Bronkitis Akut?

Cara mengatasi bronkitis akut?

Bronkitis Akut meski terjadi pada siapa pun, tapi ada beberapa faktor yang harus sobat FAST ketahui, yaitu:

  • Berjenis kelamin laki-laki,
  • Berusia di bawah 5 tahun (balita) atau di atas 50 tahun (lansia),
  • Merokok atau sering terpapar asap rokok (pasif),
  • Sering terpapar zat-zat berbahaya, seperti debu atau bahan kimia,
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS atau melakukan kemoterapi untuk penanganan kanker,
  • Pernah menderita asma sebelumnya,
  • Menderita penyakit refluks asam lambung (GERD), dan
  • Tidak mendapatkan vaksin influenza atau pneumonia.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Ada beberapa cara dalam mengatasi penyakit bronkitis akut, seperti :

  • Anda tidak merokok atau hindari paparan asap rokok,
  • Menghindari paparan polusi udara dan zat berbahaya dengan memakai masker,
  • Istirahat yang cukup,
  • Minum obat sesuai dengan saran dan resep dokter,
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan,
  • Tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain,
  • Lakukan vaksin pneumonia dan flu.

Pada penyakit bronkitis akut biasanya gejala hanya terjadi selama beberapa minggu, tapi saat muncul gejala lain yang lebih serius, Anda harus segera periksa ke dokter. Berikut beberapa gejala yang mengharuskan Anda untuk pergi ke dokter, yaitu :

  • Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu, mengganggu aktivitas atau kenyaman istirahat Anda,
  • Batuk yang disertai dengan darah atau dahak yang memiliki warna gelap,
  • Tubuh demam lebih dari 3 hari dengan suhu lebih dari 38 derajat Celcius,
  • Ada kondisi medis yang mendasari, seperti gagal jantung, emfisema, atau asma,
  • Suara batuk terdengar agak kasar dan mengakibatkan sulit bicara,
  • Batuk mengakibatkan rasa nyeri pada dada, dan
  • Terjadi penurunan berat badan tanpa sebab yang pasti.

Perlu sobat FAST ketahui, gejala diets bisa menandakan adanya kondisi medis, seperti :

Segeralah untuk bertanya pada dokter, apabila mengalami keluhan tersebut. Anda bisa check di Klinik FASTLab untuk melakukan pengecekan. Jangan lupa juga untuk download aplikasi FASTLab yang sudah tersedia di App store atau Play Store.

Apa Itu Asma Bronkial? Yuk Cari Tahu Cara Mengatasinya!

Apa Itu Asma Bronkial? Yuk Cari Tahu Cara Mengatasinya! 2250 2250 Yudha Pratama

Apa itu asma bronkial? Sobat FAST pasti tidak asing dengan penyakit asma. Penyakit kronis yang terjadi pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak pada peradangan dan penyempitan di saluran napas. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia.

Para penderita Asma biasanya memiliki saluran pernapasan sensitif dibandingkan orang normal. Saat paru-paru penderita terpapar pemicu asma, yang terjadi di saluran pernapasan akan kaku dan bisa membuat saluran menyempit. 

Pada pembahasan kali ini kita akan membahas tentang penyakit “asma bronkial”. Tanpa berlama-lama lagi, mari dibaca penjelasan berikut sampai selesai.

Apa Itu Asma Bronkial?

Asma bronkial adalah suatu kelainan pada saluran pernapasan yakni inflamasi (peradangan), yang dapat menyebabkan hiperaktivitas bronkus sehingga gejala episodik dapat terulang seperti, sesak napas, rasa berat di dada, mengi, dan batuk terutama di malam atau dini hari.

Menurut data yang diterima dari WHO (World Health Organization) pada tahun 2019, ada sekitar 235 juta orang di seluruh dunia yang mengidap asma, kurang lebih mempengaruhi 1-18% polusi di berbagai negara di dunia.

Apa Saja Gejalanya?

Pada gejala asma biasanya ditandai dengan beberapa gejala yang telah mengganggu saluran pernapasan, seperti :

  1. Mengi atau ngik-ngik biasanya terdengar, salah satu gejala asma yang paling dominan. Suara tersebut terjadi karena adanya penyempitan saluran pernapasan.
  2. Batuk, gejala kedua yang umum yaitu terjadi pada penyakit saluran pernapasan atau asma.
  3. Sesak Napas, pada gejala ini biasanya terjadi pada penyakit asma dan penyempitan pernapasan yang menyebabkan penderitanya merasakan sesak.
  4. Sensasi terikat atau nyeri dada, penyempitan saluran pernapasan yang menyebabkan sensasi tidak enak seperti dada yang diikat oleh tali yang erat.

Lalu gejala lainnya pada Asma Bronkial, yaitu :

  1. Memiliki riwayat keluarga asma atau alergi,
  2. Dada terasa sesak atau terikat, dan
  3. Lemah dan lesu.

Apa Saja Penyebabnya?

Untuk sampai saat ini penyebab terjadinya seseorang terkena Asma bronkial masih belum bisa dipastikan. Tetapi berikut ini beberapa penyebab kondisi seseorang dapat terkena Asma bronkial:

  1. Polusi udara
  2. Paparan zat, serbuk sari, bulu binatang, bakteri dan pasir
  3. Parfum atau wewangian
  4. Infeksi virus (flu/pneumonia)
  5. Stress dan kecemasan berlebihan
  6. Cuaca atau perubahan suhu yang terjadi secara ekstrem

Jika seseorang mengalami Asma bronkial ini dapat diatasi dengan obat pengontrol serta menjauhi beberapa pemicu yang ada di atas, Tetapi jika timbulnya gejala yang berulang dan dapat menyebabkan si penderita tidak sadarkan diri segera bawa penderita ke rumah sakit atau fasilitas klinik kesehatan terdekat.

Apa Saja Faktornya?

Apa itu asma bronkial?

Pada penyakit asma bronkial beberapa faktor yang terjadi dari peradangannya yang membuat sel saluran pernapasan mengeluarkan lendir. Lendir tersebut bisa semakin mempersempit saluran pernapasan dan menyulitkan Anda untuk bernapas lega.

Berikut beberapa faktor yang bisa memicu, seperti :

  • Asma olahraga,
  • Nokturnal (biasanya kambuh di malam hari),
  • Asma karena pekerjaan tertentu,
  • Asma Batuk dan alergi.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Perlu Sobat FAST ketahui, bahwa penyakit Asma itu tidak dapat disembuhkan. Pengobatan yang berjalan hanya untuk mengurangi gejala dan mencegah kambuh kembali. Pada pengobatan asma harus dibicarakan antara Anda dengan dokter. Hal ini guna mendapatkan hasil pengobatan yang efektif dan maksimal.

Berikut beberapa pengobatan yang biasa diberikan oleh dokter, yaitu:

1. Obat Kontrol Jangka Panjang

Biasanya kondisi yang dialami seperti kronis atau persisten hingga berat. Pada pengobatan ini cocok untuk Anda terapi jangka panjang. Pengobatan jangka panjang bertujuan untuk mengendalikan keparahan gejala, dan mencegah tubuh berkelanjutan.

2. Obat Kontrol Jangka Pendek

Pada pengobatan jangka pendek biasanya lebih bertujuan untuk meredakan serangan akut saat kejadian. Pengobatan ini berfungsi untuk membantu meringankan gejala yang baru muncul dan kambuh sewaktu-waktu.

Jika Anda mengkonsumsi obat-obatan ini lebih dari 2 minggu, segera untuk pergi konsultasi ke dokter. Dokter bisa membuat perubahan rencana aksi asma yang disesuaikan dengan kondisi Anda.

Apa Itu Laringitis atau Radang Pita Suara? Yuk Cari Tahu!

Apa Itu Laringitis atau Radang Pita Suara? Yuk Cari Tahu! 2251 2250 Yudha Pratama

Apa Itu Laringitis? Saat Anda sedang berbicara dengan membuka mulut, namun yang terdengar atau keluar suaranya hanya bisikan saja, bisa jadi itu karena radang pita suara. Sobat FAST pasti bingung dan bertanya-tanya, bagaimana bisa radang pita suara ini terjadi.

Perlu Sobat FAST ketahui, bahwa laringitis terjadi karena pembengkakan pada kotak suara yang berada di leher bagian atas, lebih tepatnya di belakang tenggorokan kita. Hal tersebut terjadi karena infeksi seperti pilek, flu atau bronkitis yang memicu pembengkakan tersebut.

Sobat FAST mungkin ada yang tahu dan ada yang belum tahu tentang penyakit laringitis. Pada pembahasan kita kali ini yaitu tentang “Penyakit Laringitis atau biasa dikenal dengan Radang Pita Suara”. Tanpa berlama-lama lagi, kita langsung ke pembahasannya sebagai berikut. 

Apa Itu Laringitis?

Penyakit laringitis atau yang lebih dikenal dengan radang pita suara adalah kondisi laring yang mengalami peradangan. Laring ini berada pada bagian tubuh dari saluran pernapasan yang mana terletaknya pita suara. Penyebab dari kondisi ini umumnya adalah penggunaan laring yang berlebihan (berteriak keras), iritasi hingga infeksi.

Apa Saja Gejalanya?

Penyakit laringitis bisa menyebabkan berbagai macam gejala yang terjadi pada orang dewasa, seperti :

  • Suara Serak,
  • Kesulitan Berbicara,
  • Sakit Tenggorokan,
  • Demam rendah, dan
  • Batuk terus menerus.

Biasanya gejala tersebut menjadi lebih buruk selama 2 – 3 hari kedepan. Radang pita suara sering berhubungan dengan penyakit lain. Seperti :

  • Tonsilitis,
  • Infeksi Tenggorokan,
  • Pilek,
  • Flu,
  • Radang Tenggorokan,
  • Sakit Kepala,
  • Pembengkakan di kelenjar,
  • Hidung Beringus,
  • Sakit Menelan, dan 
  • Tubuh mudah sekali merasakan lelah.

Kemudian untuk gejala yang terjadi pada anak-anak itu berbeda, seperti :

  • Batuk yang kasar,
  • Menggonggong, dan
  • Demam.

Sobat FAST perlu mengetahui tentang “croup” yaitu penyakit pernapasan yang sering menular pada anak-anak. Walaupun begitu penyakit tersebut mudah untuk diobati, kasus “croup” parah tetap membutuhkan perawatan medis.

Gejala yang terjadi pada anak-anak yang perlu orang tua waspadai, yaitu :

  • Sulit bernapas,
  • Sulit menelan,
  • Demam tinggi,
  • Nafas keras dan tinggi ketika menghirup udara.

Para orang tua perlu mengetahui, bahwa gejala tersebut mengindikasikan epiglotis, peradangan jaringan di sekitar trakea atau batang tenggorokan. Biasa terjadi pada anak-anak dan dewasa, kondisinya juga bisa membahayakan.

Penyebab Laringiris

Apa Itu Laringitis?

Penyebab umum yang sering menyebabkan terjadinya laringitis adalah penggunaan suara yang berlebih dan juga terinfeksinya virus. Tetapi ada juga beberapa penyebab lain terjadinya laringitis diantaranya:

  1. Luka pada bagian pita suara,
  2. Reaksi alergi,
  3. Pneumonia,
  4. Teriritasinya laring,
  5. Penggunaan obat kortikosteroid hirup,
  6. Infeksi saluran pernapasan,
  7. Infeksi bakteri,
  8. Bronkitis,
  9. Bahan kimia dan stimulator, dan
  10. Naiknya asam lambung ke tenggorokan lewat ke kerongkongan.

Pengobatan pada laringitis

Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan secara mandiri maupun bantuan orang lain diantaranya:

  1. Mengurangi berbicara,
  2. Berkumur dengan air hangat yang dicampur garam,
  3. Mengkonsumsi obat pereda nyeri,
  4. Menghindari udara yang kotor dan berdebu,
  5. Jangan meminum-minuman yang mengandung kafein dan alkohol,
  6. Menghindari kebiasaan merokok,
  7. Menggunakan inhaler yang mengandung mentol, dan
  8. Menggunakan vaporizer atau humidifier untuk mengatur kelembaban udara.

Jika dari penderita merasa terganggu dan merasakan sakit ketika mengalami laringitis maka dapat segera mengunjungi dokter atau fasilitas klinik kesehatan. Dan nantinya ketika di sana dokter atau perawat akan memberikan pelayanan dan penanganan yang tepat dan cepat.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasa masih memiliki gejala di atas dan mendapati bahwa suara perlahan-lahan menghilang, segera tanyakan pada dokter bagaimana pertolongan pertama yang bisa dilakukan. Ada tiga hal yang meningkatkan risiko seseorang alami radang pita suara, yaitu:

  • Mengalami infeksi pernapasan, seperti pilek, bronkitis, atau sinusitis. 
  • Paparan zat yang mengiritasi, seperti asap rokok, konsumsi alkohol berlebihan, asam lambung atau bahan kimia di tempat kerja. 
  • Terlalu sering menggunakan suara, seperti berbicara terlalu banyak, terlalu keras, berteriak, atau bernyanyi.

Apa Itu Tonsilitis atau Radang Amandel? Yuk Caro Tahu!

Apa Itu Tonsilitis atau Radang Amandel? Yuk Caro Tahu! 2251 2250 Yudha Pratama

Apa Itu Tonsilitis atau Radang Amandel? Sobat FAST sudah pernah mendengar tentang Tonsilitis atau yang lebih dikenal dengan Radang Amandel. Bagi sobat FAST yang belum tahu, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang “Tonsilitis atau Radang Amandel”. Tanpa berlarut-larut, kita langsung ke pembahasannya.

Apa Itu Tonsilitis?

Tonsilitis atau radang amandel adalah kondisi rongga mulut yang mengalami inflamasi atau peradangan. Kondisi ini kerap terjadi pada anak-anak usia 3 hingga 7 tahun, meski demikian orang dewasa pun dapat mengalami radang amandel ini.

Perlu sobat FAST ketahui, bahwa tonsil atau amandel yaitu dua kelenjar kecil yang berada di tenggorokan, memiliki fungsi sebagai pencegahan dari infeksi. Biasanya terjadi pada anak-anak, namun dengan seiring bertambahnya usia maka daya tahan tubuh pun akan semakin kuat. 

Apa Saja Penyebabnya?

Penyebab utama dari terjadinya Tonsilitis adalah terinfeksinya tubuh terhadap virus atau bakteri. virus atau bakteri ini yang menyebabkan tubuh menjadi terserang batuk pilek atau flu.

Ada beberapa jenis virus yang menjadi sebab pada radang amandel adalah virus yang menyebabkan batuk, pilek, dan flu. Pada gejala tersebut biasanya ada pembengkakan amandel dan rasa sakit ketika menelan.

Kondisi tersebut biasanya menimbulkan gejala, seperti :

Virus yang menjadi penyebab radang amandel atau tonsilitis, yaitu :

Apa Saja Gejalanya?

Apa itu tonsilitis?

Beberapa gejala yang dapat dialami seseorang ketika mengalami radang amandel adalah 

  1. Pembengkakan amandel,
  2. Sakit ketika menelan,
  3. Suara serak,
  4. Demam,
  5. Bau mulut,
  6. Batuk, dan 
  7. sakit kepala.

Cara Mengatasinya?

Pencegahan yang dapat dilakukan secara mandiri adalah dengan pemberian obat atau operasi. Tetapi untuk penanganan sebelum melakukan operasi dapat mengunjungi dokter agar mendapatkan metode yang tepat sesuai kondisi radang amandel tersebut.

Dalam mencegah radang amandel, Anda bisa lakukan beberapa cara berikut :

  1. Tetap menjaga kebersihan mulut dengan rajin menggosok gigi,
  2. Kumur-kumur dengan air garam untuk membersihkan mulut,
  3. Perbanyak minum air putih, dan
  4. Terapkan pola makan sehat.

Kapan Anda Harus Konsultasi ke Dokter?

Ketika radang amandel Anda tak kunjung jua membaik, malah justru menjadi semakin parah. Segeralah untuk buat janji medis dengan melalui aplikasi FASTLab. Caranya Anda bisa download yang sudah tersedia di App Store  dan Google Play. Yuk Download sekarang juga!

Apa Itu Faringitis atau Radang Tenggorokan? Yuk Cari Tahu!

Apa Itu Faringitis atau Radang Tenggorokan? Yuk Cari Tahu! 2250 2250 Yudha Pratama

Apa Itu Faringitis? Apakah sobat FAST sudah pernah mendengar tentang penyakit faringitis? Kalau belum pada artikel kali ini kita akan membahas tuntas tentang “Apa Itu Faringitis?”. Tanpa berlama-lama kita langsung ke topik pembahasannya!

Apa Itu Faringitis?

Faringitis adalah peradangan pada tenggorokan atau faring. Kondisi yang juga disebut dengan radang tenggorokan, biasanya akan ditandai dengan gejala tenggorokan nyeri, gatal, dan sakit saat menelan.

Pada umumnya  penyakit faringitis disebabkan oleh infeksi virus. Beberapa jenis virus yang menyebabkan faringitis adalah influenza, rhinovirus, dan epstein-barr. Namun sebab dari virus ini biasanya karena infeksi virus dan infeksi bakteri golongan Streptococcus yang menyebabkan terjadinya faringitis.

Perlu Anda ketahui bahwa virus faringitis mudah sekali menyebar melalui udara, contohnya melalui percikan air liur dari batuk penderita yang terhirup. Meski faringitis umumnya adalah kondisinya tidak terlalu berbahaya dan bisa sembuh dalam beberapa hari, namun pengobatannya harus tetap dilakukan untuk meredakan gejalanya.

Ketika merasakan gejala sakit tenggorokan, biasanya juga kerap dialami oleh penderita Covid-19. Jika Anda mengalami anosmia dan memerlukan pemeriksaan Covid-19, Anda bisa melakukan pengecekan pada Klinik FASTLab terdekat.

Apa Saja Gejalanya?

Biasanya gejala pertama pada masa inkubasi faringitis yaitu jarak sekitar 2-5 hari. Gejalanya akan muncul bervariasi, tergantung pada kondisi yang menyebabkan :

  1. Nyeri atau sakit tenggorokan,
  2. Gatal di tenggorokan,
  3. Sulit menelan,
  4. Demam,
  5. Sakit kepala,
  6. Pegal linu,
  7. Mual muntah, dan
  8. Pembengkakan kelenjar di leher.

Apa Saja Penyebabnya?

Faringitis atau nama lainnya yaitu radang tenggorokan biasa terjadi akibat infeksi virus. Pada jenis virus yang disebabkan, yaitu :

  • Virus influenza, 
  • Adenovirus, 
  • Rhinovirus,
  • Coronavirus, dan
  • Epstein-barr.

Kemudian penyebab lainnya bisa karena penyebaran infeksi penyakit lain, seperti :

  • Pilek,
  • Flue,
  • Pertussis,
  • Campak,
  • Cacar, dan
  • Mononukleosis.

Pada kasus tersebut faringitis juga bisa disebabkan karena bakteri yang berasal dari golongan Streptococcus A, meski jarang bakteri lain seperti Neisseria Gonorrhoeae, Chlamydia Trachomatis, dan Corynebacterium Diphtheriae, juga bisa menyebabkan faringitis.

Cara Mengatasi Faringitis?

Perlu Sobat FAST tahu, bahwa pada beberapa kondisi perawatan secara medis sangat diperlukan untuk mengatasi faringitis. Virus tersebut juga tidak bisa hanya sebatas diobati dengan obat-obatan biasa. Obat yang biasa digunakan untuk menurunkan gejala, seperti keluhan sakit menelan, makan, atau minum.

Penyakit faringitis bisa diatasi dengan antibiotik dan berbagai perawatan medis yang disarankan oleh dokter. Bagi penderita harus rajin minum antibiotik yang telah dianjurkan oleh dokter. Jangan lupa obatnya diminum sampai habis dan beristirahat yang cukup.

Kemudian untuk faringitis jamur biasanya banyak dialami oleh lansia dan pengidap immunocompromised. Gejala ini bisa diatasi dengan penggunaan flukonazol dan perawatan secara mandiri.

Berikut beberapa hal yang harus dilakukan pengidap faringitis:

  • Jangan merokok, karena hal ini akan memperparah kondisi faringitis.
  • Hindari memakan makanan yang pedas, panas, dan berminyak.
  • Minum cairan lebih banyak untuk melegakan tenggorokan.
  • Perbanyak minum minuman hangat.

Faktor-Faktor Risiko Faringitis?

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami faringitis, diantaranya:

  • Usia 13-15 tahun
  • Sering terpapar asap rokok atau polusi tidak sehat
  • Mempunyai riwayat alergi (seperti alergi dingin, debu, atau bulu binatang),
  • Memiliki riwayat sinusitis,
  • Sering berada diruangan yang kering, seperti ruangan ber-AC,
  • Adanya riwayat kontak dengan penderita faringitis (contoh tinggal dengan penderita),
  • Daya tahan tubuh lemah,
  • Penderita GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung, dan
  • Sering beraktivitas yang menyebabkan ketegangan pada otot tenggorokan.

Kapan Anda Harus Konsultasi ke Dokter?

Anda harus periksa diri ke dokter ketika mengalami beberapa gejala faringitis yang telah dijelaskan diatas, terutama bila tidak membaik dalam 1 minggu atau disertai dengan gejala sulit menelan, sulit bernapas, ruam di kulit, sampai sulit membuka mulut.

Bagi seseorang yang mempunyai riwayat penyakit sinusitis, alergi, atau penyakit asam lambung, biasanya lebih beresiko untuk terkena faringitis. Oleh karena itu, jika Anda menderita salah satu dari penyakit yang disebutkan diatas  untuk segera melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.

Apa Itu Batuk rejan atau pertusis? Yuk Cari Tahu!

Apa Itu Batuk rejan atau pertusis? Yuk Cari Tahu! 2250 2251 Yudha Pratama

Apa itu batuk rejan atau pertusis? Sobat Fast sudah pernah mendengar tentang penyakit tersebut atau ada yang mengalami penyakit tersebut, namun bingung harus bagaimana cara mengatasinya. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Batuk Rejan atau Pertusis.

Apa Itu Pertusis?

Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi bakteri pada saluran pernapasan dan paru-paru. Penyakit ini sangat mudah menular dan bisa mengancam nyawa, terutama bila menyerang bayi dan anak-anak.

Penyakit pertusis biasanya ditandai dengan rentetan batuk keras secara terus-menerus. Pada umumnya batuk rejan ini sering kali diawali dengan bunyi tarikan nafas panjang dengan melengking khas seperti “whoop”. Biasanya ketika ini terjadi, penderita merasakan sesak/sulit bernafas. 

Apa Saja Gejalanya?

Gejala batuk rejan atau pertusis umumnya baru muncul 5–10 hari setelah seseorang terpapar bakteri Bordetella pertussis di saluran pernapasan. Batuk rejan biasanya dibagi menjadi tiga tahapan yang terjadi pada bayi dan anak-anak, yaitu :

1. Tahap Pertama

Pertama biasanya diawali dengan gejala yang muncul masih termasuk ringan, contohnya bersin, hidung berair atau tersumbat, mata berair, dan di tahap itulah untuk pengidap batuk rejan bisa beresiko menular ke orang lain yang ada di sekelilingnya.

2. Tahap Kedua

Kemudian untuk tahap kedua yaitu ditandai dengan meredanya semua gejala seperti flu, akan tetapi batuk justru bertambah parah dan tidak bisa terkontrol. Bagi pengidap biasanya batuk keras secara terus-menerus yang diawali dengan tarikan nafas panjang melalui mulut.

Bagi bayi atau anak-anak yang telah mengalami batuk rejan bisa mengalami muntah serta tubuh akan merasa lelah. Kondisi tersebut bisa berlangsung sekitar 2-4 minggu atau bisa lebih.

3. Tahap Ketiga

Pada tahap ketiga, tubuh biasanya mulai membaik, akan tetapi gejala batuk rejan tetap ada bahkan bisa lebih keras. Tahap pemulihan itu akan bertahan hingga dua bulan atau bisa lebih tergantung dari pengobatan.

Berikut  beberapa kondisi yang harus segera ditangani oleh dokter:

  • Bayi dengan usia 0-6 bulan yang terlihat sangat tidak sehat.
  • Pengidap mulai merasa kesulitan bernapas.
  • Mengalami komplikasi serius, contohnya kejang atau pneumonia.
  • Mengeluarkan bunyi saat menarik napas.
  • Muntah akibat batuk yang parah.
  • Biasanya tubuh menjadi memerah atau membiru.

Apa Saja Penyebabnya?

Apa itu batuk rejan atau pertusis?

Penyebab yang terjadi dari penyakit batuk rejan yaitu karena infeksi bakteri Bordetella pertusis yang bisa menyebar melalui udara. Awal mulanya bakteri ini bisa menyerang dinding trakea dan bronkus (percabangan trakea yang menuju ke paru-paru kanan dan kiri).

Kemudian pada saluran udara membengkak sebagai hasil reaksi dari infeksi bakteri. Alhasil, pembengkakan membuat pengidap harus menarik napas dengan kuat melalui mulut karena sulit bernapas. 

Jadi ketika bakteri menginfeksi dinding saluran udara, tubuh akan memproduksi lendir kental. Kemudian tubuh akan merangsang pengidap untuk mengeluarkan lendir kental dengan cara batuk.

Perlu Anda ketahui, bahwa semua orang bisa terkena batuk rejan, namun risiko penyakit ini lebih tinggi pada orang yang mengalami kondisi, seperti berikut :

  1. Usia di bawah 1 tahun atau di atas 65 tahun,
  2. Belum menjalani atau melengkapi vaksinasi pertusis,
  3. Tinggal atau berkunjung di wilayah dengan wabah pertusis,
  4. Sedang hamil,
  5. Sering melakukan kontak dengan penderita pertusis,
  6. Menderita obesitas, dan
  7. Memiliki riwayat asma.

Apa Saja Komplikasinya?

Batuk rejan jika tidak segera ditangani bisa menimbulkan komplikasi, biasanya pengidap batuk rejan berbeda-beda tergantung usia. Contohnya yang terjadi pada bayi atau usia yang masih dibawah 6 bulan bisa mengancam nyawanya, seperti :

  1. Radang paru-paru,
  2. Henti napas,
  3. Dehidrasi,
  4. Kejang, dan
  5. Kerusakan Otak.

Sementara bagi remaja atau orang dewasa komplikasinya akan menimbulkan :

  1. Tulang rusuk memar atau retak,
  2. Hernia perut, dan
  3. Pecahnya pembuluh darah kulit atau bagian putih warna.

Kapan Anda Harus Konsultasi Ke Dokter?

Segeralah lakukan pemeriksaan ketika Anda sudah mengalami batuk rejan seperti yang dijelaskan diatas. Terutama bagi pengidap yang belum di vaksin pertusis. Pemeriksaan dan penanganan harus segera diberikan untuk mencegah komplikasi semakin parah.

Kemudian Anda juga harus segera memeriksakan diri bila menderita gangguan saluran pernapasan, penyakit jantung, dan obesitas. Pemeriksaan itu bertujuan untuk mengetahui penyebab batuk yang dialami dan mengontrol kondisi kesehatan Anda.

Bahaya Gas Air Mata! Cari Tahu Selengkapnya

Bahaya Gas Air Mata! Cari Tahu Selengkapnya 940 581 Yudha Pratama

Bahaya Gas Air Mata! Sudah tahu bahayanya jika kita terkena gas air mata? Gas Air Mata berbahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi kulit, masalah pada mata, sampai ke gangguan pernapasan. Biasanya ini menjadi alat senjata ketika ada kerusuhan yang sudah tak terbendung.

Sebelumnya kita selaku keluarga besar FASTLab mengucapkan berbelasungkawa dengan kejadian yang terjadi setelah pertandingan Arema VS Persebaya, pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang. Dimana telah terjadi kerusuhan besar yang mengakibatkan adanya korban jiwa. 

Pada hari ini diketahui terdapat 174 nyawa telah dilaporkan tewas dalam kejadian yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Data tersebut diambil versi BPBD Jawa Timur. Adanya pemicu yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa, karena dari paparan gas air mata yang telah menimbulkan kepanikan massa di dalam stadion Kanjuruhan, Malang.

Ada banyak masyarakat yang masih belum mengetahui jelas tentang bahaya gas air mata, dalam artikel kali ini kita akan membahasnya. Tanpa berlama-lama, berikut pembahasannya dan baca sampai selesai ya.

Apa Itu Gas Air Mata?

Apa yang ada dibenak sobat fast tentang gas air mata itu seperti apa? Apakah sebatas semprotan asap atau cairan yang bisa menimbulkan asap tebal dan bisa membahayakan pernafasan atau mata.

Gas air mata itu berbentuk cairan, kemudian cairan tersebut berisikan suhu ruangan yang dicampur dengan bahan-bahan kimia seperti aerosol.  Saat ditembakkan, beberapa partikel solid akan menyebar ke udara dalam kepulan asap.

Jika Anda terkena gas air mata bisa membuat iritasi pada selaput lendir di mata, hidung, mulut, dan paru-paru. Ada banyak jenis gas air mata dan yang paling umum digunakan itu bernama gas CS. Nama CS diambil dari inisial penemunya yaitu Corson dan Staughton.

Biasanya gas air mata itu digunakan dalam meredakan kerusuhan atau membubar paksa massa atau sekelompok besar orang yang dianggap sebagai ancaman. Gas air mata CS kerap disebut dengan rumus kimia 2-Clorobenzalden Malononitrile yang merupakan salah satu senjata kimia.

Biasanya gas air mata memiliki panjang sekitar 10 cm atau sebesar ukuran telapak tangan orang dewasa. Bentuknya seperti peluru yang ditembakkan melalui pistol pelontar. Ketika gas air mata ditembakkan dan jatuh ketanah, maka akan mengeluarkan asap tebal berwarna putih.

Apa Saja Kandungannya?

Kandungan yang terdapat pada gas air mata pada umumnya yaitu CN (chloroacetophenone) atau CS (chlorobenzylidene malononitrile) yang membutuhkan proses kimia untuk menghasilkannya. Gas air mata juga bisa dibuat menggunakan OC (oleoresin capsicum) biasanya terdapat pada sayuran paprika merah atau hijau untuk bahan utamanya.

Bahaya Gas Air Mata?

Kemudian untuk senyawa lainnya yang digunakan yaitu bromoacetone, benzyl bromide, ethyl bromoacetate, xylyl bromide, dan α-bromobenzyl cyanide. Gas air mata yang umum digunakan yaitu oleoresin capsicum (semprotan merica).

Ketika kita terkena paparan gas air mata, maka konsentrasi kita akan rendah dalam waktu singkat.  Biasanya batas iritasi yang paling besar yaitu CN (1.0 mg m3), diikuti dengan CS (0,004 mg m3) dan OC (0,002 mg m3). Efek terjadi kurang lebih 20-60 detik, akan timbulnya iritasi mata dan pernafasan.

Apa Saja Dampak dan Gejalanya?

Biasanya yang timbul pada gejala di mata, yaitu :

  • Mata akan terasa nyeri atau blepharospasm (kondisi dimana kelopak mata berkedip),
  • Fotofobia,
  • Konjungtivitis (mata merah akibat peradangan),
  • Injeksi scleral,
  • Edema periorbital (mata berkantung), dan
  • Edema kelopak mata dan lakrimasi (menghasilkan air mata).

Kemudian pada pernapasan juga ada efeknya, yaitu :

  • Perih atau sensasi terbakar di hidung,
  • Sesak dan nyeri di dada,
  • Perih tenggorokan,
  • Sesak nafas, 
  • Batuk,
  • Bersin, dan
  • Kesulitan bernapas.

Lalu pada air liur yang terkontaminasi atau tertelan bisa menyebabkan ketidaknyamanan epigastrium (rasa sakit di ulu hati), kemudian mual dan biasanya muntah atau diare.

Cara Penanganan Gas Air Mata?

Saat Anda terkena gas air mata, apa yang harus dilakukan dalam penanganan pertamanya. Penanganan pada paparan mata yaitu menghilangkan kontaminasinya dengan membilas mata dengan air atau garam selama 10-20 menit. 

Pembilasan dengan saline (larutan garam) normal dan memiliki efek besar untuk meringankan gejalanya. Berdasarkan review pembilasan menggunakan air atau garam berguna untuk paparan gas air mata CN atau CS. 

Kemudian untuk paparan yang terjadi pada saluran pernafasan, biasanya dengan memindahkan diri kita ke udara yang lebih segar. Pada saat konsentrasi tinggi (seperti paparan di ruang terbatas).

Biasanya kegagalan pernapasan terjadi akibat spasme laring yang menghambat jalan nafas sehingga ventilasi bantuan mungkin diperlukan. Kemudian terjadi eksaserbasi asma, emfisema (kerusakan alveolus) atau bronchitis pada mereka yang memiliki kondisi tersebut.

Kemudian untuk pertolongan pada paparan kulit yaitu dengan membilas menggunakan air yang mengalir dan sabun untuk menghilangkan kontaminasi dan menenangkan sensasi terbakar. Wajah juga dibersihkan dari partikel-partikel sebelum disabun, biasanya menggunakan minyak nabati.

Ketika Anda sudah melakukan penanganan pertama, namun masih merasakan beberapa gejala dari gas air mata. Segeralah untuk pergi ke dokter untuk berkonsultasi, agar segera bisa ditangani dengan baik dan menghindari dari gejala yang semakin parah.

Siapa Yang Dapat Menggunakan Gas Air Mata?

Bahaya Gas Air Mata?

Pada negara Indonesia, penggunaan gas air mata yang boleh menggunakan yaitu petugas hukum. Pada pasar penggunaan gas air mata diatur dalam Protap Kapolri No I/X/2010 dengan bunyi:

“Apabila pelaku melakukan perlawanan fisik terhadap petugas, maka dilakukan tindakan melumpuhkan dengan menggunakan…(3) kendali senjata tumpul, senjata kimia antara lain gas air mata atau alat lain sesuai standar Polri.”

Kesimpulan

Dari penjelasan diatas semoga dapat menambah pengetahuan Anda tentang bahaya gas air mata. Bagi korban tewas semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.

Adanya tragedi pilu ini, semoga bisa menjadi evaluasi untuk kita semua, terutama pada kanca persepakbolaan di Indonesia. Semoga bermanfaat artikelnya dan jangan lupa sobat FAST untuk membaca artikel kita yang lainnya.

Apa itu flu influenza? Berikut penjelasannya!

Apa itu flu influenza? Berikut penjelasannya! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu flu influenza? Sobat FAST pasti sering dan sudah tahu soal Flu atau Influenza. Namun jika masih ada yang belum tahu, mari kita bahas. Flu atau Influenza adalah infeksi virus yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. 

Biasanya bagi penderita flu dapat mengalami demam, sakit kepala, pilek, hidung tersumbat, serta batuk. Ada banyak orang telah mengira flu sama seperti batuk pilek biasa (common cold). Secara gejala memang ada unsur kemiripan, namun keduanya disebabkan dari jenis virus yang berbeda.

Apa Saja Gejalanya?

Biasanya gejala yang timbul, akibat tertular flu yang tidak di sengaja melalui penghirupan percikan air liur di udara yang dikeluarkan si penderita. Kemudian berikut beberapa gejala dari flu atau influenza :

  1. Demam,
  2. Pilek,
  3. Hidung Tersumbat, dan
  4. Sakit Kepala.

Apa Saja Penyebabnya?

Apa itu flu influenza?

Perlu Anda ketahui, bahwa penyakit ini mudah menular. Jadi Anda harus lebih berhati-hati terhadap seseorang yang sedang mengalami gejala flu atau influenza. Ada baiknya untuk sementara berjaga jarak atau menggunakan masker kesehatan dalam perlindungan diri.

Berikut penyebab yang biasa terjadi pada penyakit flu atau influenza :

  1. Menghirup percikan air liur di udara, yang dikeluarkan penderita ketika bersin atau batuk,
  2. Menyentuh mulut atau hidung setelah memegang benda yang terkena percikan air liur penderita.

Bagaimana Pencegahan dan Pengobatannya?

Pada kasus flu yang masih dibilang skala ringan bisa diatasi dengan hanya memperbanyak waktu istirahat. Kemudian Anda harus rajin mengkonsumsi makanan sehat seperti contohnya yang mengandung vitamin C dan tentunya perbanyak juga minum air putih.

Jika gejalanya tergolong berat, Anda segera lakukan sebuah pengecekan agar tidak memperparah penyakit tersebut. Kemudian anda juga dianjurkan untuk rajin mencuci tangan agar tetap menjaga kebersihan pada diri Anda.

Apa Saja Komplikasinya?

Jika Anda mengalami flu yang sudah pernah sembuh, kemudian selang beberapa minggu kembali kambuh lagi dan malah makin memburuk. Hal tersebut bisa dipastikan komplikasi serius seperti contohnya paru-paru basah, jantung, meningitis atau infeksi pada otak.

Biasanya komplikasi terjadi kepada ibu hamil dan orang-orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.

Apa Itu Epistaksis? Berikut Penjelasannya!

Apa Itu Epistaksis? Berikut Penjelasannya! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Epistaksis Epistaksis atau disebut juga mimisan biasanya ditandai dengan keluarnya darah dari hidung. Kondisi dimana biasanya membuat beberapa orang merasa panik dan berpikir ada masalah kesehatan serius. Namun ketika kita sudah terbiasa, maka akan biasa-biasa saja, karena akan berhenti dengan sendirinya.

Pada gejala ini biasanya terjadi pada bagian depan hidung (epistaksis anterior) atau bisa juga belakang hidung (epistaksis posterior), kemudian darah keluar dari satu atau dua lubang hidung dalam waktu yang bersamaan.

Apa Saja Gejalanya?

Mimisan atau epistaksis memberikan gejala berupa keluarnya darah dari hidung atau riwayat keluar darah dari hidung. Terkait hal ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Lokasi keluarnya darah (depan rongga hidung atau ke tenggorok)
  2. Banyaknya perdarahan, dan
  3. Frekuensi.

Apa Saja Penyebabnya?

Apa Itu Epistaksis alias Mimisan?

Pada umumnya epistaksis posterior lebih berbahaya dan perlu segera penanganan oleh dokter. Biasanya dapat menyebabkan perdarahan dari hidung dan sulit untuk berhenti. Kemudian untuk darah yang keluar pun juga lebih banyak dan mengalir sampai rongga mulut dan tenggorokan.

Berikut beberapa penyebab utama dari epistaksis anterior  atau mimisan :

  1. Sering mengorek hidung keadaan kuku yang tajam,
  2. Bersin dan membuang ingus terlalu keras,
  3. Udara yang kering dan dingin, misalnya ketika berada di dataran tinggi,
  4. Cedera pada hidung,
  5. Hidung tersumbat atau pilek, misalnya karena flu atau sinusitis,
  6. Alergi,
  7. Hidung bengkok akibat cacat bawaan lahir atau cedera (deviasi septum), dan
  8. Efek samping obat dekongestan, terutama jika digunakan secara berlebihan.

Kemudian juga berikut beberapa penyebab dari epistaksis posterior :

  1. Hidung patah akibat cedera,
  2. Kelainan pada pembuluh darah di dalam hidung, misalnya akibat kelainan genetik atau pengerasan dinding pembuluh darah,
  3. Komplikasi atau efek samping operasi hidung,
  4. Pukulan atau benturan keras pada wajah atau kepala,
  5. Gangguan pembekuan darah, misalnya karena kelainan genetik atau kanker darah (leukemia),
  6. Efek samping obat pengencer darah, seperti aspirin dan antikoagulan, dan
  7. Tumor atau kanker di rongga hidung, misalnya kanker nasofaring.

Langkah Yang Perlu Anda Lakukan Saat Mengalami Epistaksis

Melihat darah keluar dari hidung tentu menakutkan, bahkan membuat Anda bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, cobalah untuk tetap tenang dan lakukan beberapa langkah penanganan epistaksis berikut ini:

  1. Duduk tegak dan condongkan tubuh ke depan. Posisi ini bisa mengurangi tekanan dalam pembuluh darah di hidung, sehingga dapat mengurangi perdarahan. Posisi condong ke depan juga bisa mencegah darah masuk ke dalam lambung atau tenggorokan.
  2. Setelah itu, embuskan nafas dari hidung seperti membuang ingus, tetapi lakukan secara perlahan untuk membersihkan saluran hidung dari bekuan darah.
  3. Selanjutnya, jepit lubang hidung selama 5–10 menit memakai ibu jari dan telunjuk guna menghentikan perdarahan. Lakukan pada kedua lubang meski pendarahan hanya keluar pada satu lubang hidung saja. Selama penjepitan, Anda bisa bernapas melalui mulut.

Setelah perdarahan berhenti, Anda disarankan untuk menegakkan kepala atau jangan menunduk selama beberapa jam agar darah tidak mengalir kembali.

Benda Asing Masuk Kedalam Tubuh? Cara Mengatasinya?

Benda Asing Masuk Kedalam Tubuh? Cara Mengatasinya? 2251 2250 Yudha Pratama

Benda Asing Masuk Kedalam Tubuh? Cara mengatasinya Benda asing masuk dalam tubuh terutama hidung dan mulut atau corpus alienum merupakan kasus yang kerap terjadi pada rumah sakit atau klinik kesehatan. Kasus ini kerap terjadi pada anak-anak berusia 2 hingga 5 tahun yang keingintahuan anak-anak dalam mengeksplorasi tubuh mereka.

Walaupun kasus ini terlihat sederhana tetapi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat maka dapat mengakibatkan hal yang fatal. Dalam terjadinya benda masuk kedalam tubuh terdapat 2 kategori benda yakni organik dan anorganik.

1. Benda Organik

Benda organik yang dapat masuk kedalam tubuh diantaranya kacang-kacang, biji-bijian, nasi, larva lalat, tulang hewan dan lain-lain.

2. Benda Anorganik

Benda anorganik yang sering masuk kedalam tubuh antara lain adalah manik-manik, mainan kecil, paku, jarum, peniti, baterai, batu, kerikil, kertas, tisu, jam, logam dan lain-lain.

Bagaimana Gejalanya?

Benda Asing Masuk Kedalam Tubuh?

Beberapa tanda atau gejala yang dialami seseorang atau anak kecil ketika terdapat benda asing masuk tubuh diantaranya :

  1. Mengorok,
  2. Sesak nafas,
  3. Timbul nyeri di bagian hidung atau leher,
  4. Timbul rasa nyeri di punggung,
  5. Merasa seperti tercekik,
  6. Sulit bernafas saat benda masuk lewat hidung, dan
  7. Sulit menelan saat benda masuk lewat mulut.

Cara Pencegahannya?

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya benda masuk kedalam tubuh seperti:

  1. Mengawasi benda-benda kecil disekitar anak-anak,
  2. Memberikan anak-anak makanan yang sesuai dengan usianya,
  3. Tidak menggunakan gigi palsu saat tidur,
  4. Menggunakan gigi palsu sesuai ukuran mulut,
  5. Berhati-hati ketika memakan ikan dengan duri yang banyak di dalam tubuhnya,
  6. Menghindari minuman beralkohol, dan
  7. Menghindari kebiasaan memegang benda menggunakan mulut.

Jika benda yang masuk kedalam tubuh tidak diketahui dan mengganggu pernapasan anak atau orang dewasa, sebaiknya segera membawa diri ke rumah sakit atau ke klinik kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. Karena jika diabaikan akan menyebabkan berbagai komplikasi hingga kematian.