Penyakit

Apa Itu Hepatitis A? – Penyebab dan Gejalanya?

Apa Itu Hepatitis A? – Penyebab dan Gejalanya? 2250 2250 Yudha Pratama

Apa itu Hepatitis A? Penyakit yang menyerang organ hati disebabkan oleh virus hepatitis A. Infeksi ini mengganggu sistem kerja organ hati yang dapat menular dengan mudah melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi oleh virus tersebut.

Apa Saja Gejala dan Penyebabnya?

Gejala yang dapat dirasakan oleh penderita ketika sudah terkena selama beberapa minggu akan menyebabkan berbagai keluhan, seperti:

  1. Penyakit kuning.
  2. Demam.
  3. Mual.
  4. Muntah.
  5. Lemas.

Selain itu berbagai kondisi seseorang dengan mudah terkena virus hepatitis A ini jika ia tinggal di daerah yang sudah banyak terkena kasus hepatitis A. Tak hanya itu orang yang berhubungan seksual dengan si penderita Hepatitis A juga sangat mudah untuk terkena.

Apa Saja Faktor-Faktornya?

Apa itu Hepatitis A?

Jika Anda belum melakukan vaksinasi, bisa memiliki risiko tinggi untuk terpapar virus. Ada beberapa faktor yang harus Anda ketahui, sebagian besar kasusnya terjadi pada anak-anak dan faktor risiko sebagai berikut:

  • Bepergian atau bekerja pada wilayah dengan kasus hepatitis yang tinggi.
  • Menitipkan anak di daycare.
  • Tinggal dengan seorang pengidap.
  • Melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis.
  • Positif mengidap HIV.
  • Memiliki kelainan faktor pembekuan darah (hemofilia).
  • Memakai segala jenis obat-obatan terlarang atau narkotika.

Cara Pengobatan dan Pencegahannya?

Biasanya hepatitis ini dapat sembuh dengan sendirinya tergantung dengan kondisi sistem kekebalan tubuh di penderita. Selain itu pengobatan juga akan diberikan hanya untuk meringankan gejala sambil menunggu penyakit tersebut sembuh.

Kemudian salah satu cara untuk mencegah Hepatitis A ini menularkan ke orang lain adalahnya dengan cara menjalani vaksinasi hepatitis A, menjaga kebersihan lingkungan sekitar, dan memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi sudah bersih dan matang.

Kapan Anda Harus ke Dokter?

Jika Anda terdampak atau merasakan beberapa gejala yang dijelaskan diatas, segera untuk periksakan diri ke dokter dan menyebutkan gejala apa yang dirasakan. Biasanya dokter akan memeriksa dan memberikan vaksin hepatitis atau suntikan immunoglobulin (antibody) dalam waktu dua minggu setelah mencurigai adanya paparan virus.

Semoga artikel kali ini bisa membantu sobat FAST dalam mengatasi virus hepatitis A, jangan lupa untuk baca artikel kami yang lainnya. Jika mempunyai beberapa pertanyaan atau ada yang ingin disampaikan, bisa langsung memberikan komentar pada kolom dibawah.

Apa Itu Taeniasis? – Cara Mengatasinya?

Apa Itu Taeniasis? – Cara Mengatasinya? 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu Taeniasis? Kondisi tubuh terkena infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing pita (Taeniidae). Secara umum kondisi ini mudah diatasi, tetapi jika dibiarkan saja maka cacing tersebut dapat menyebar pada organ tubuh lainnya sehingga menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius.

Apa Saja Penyebabnya?

Beberapa penyebabnya adalah tubuh terkontaminasi oleh telur atau larva cacing yang menginfeksi usus. Dari jenis cacing pita menyebabkan Taeniasis ini seperti:

  1. Taenia solium, yaitu cacing pita yang terdapat pada daging babi
  2. Saginata, yakni biasanya terdapat di daging sapi
  3. Asiatica adalah cacing pita yang terdapat pada daging sapi tetapi yang ada di asia saja seperti Indonesia, Korea Selatan, Thailand dan India

Apa Saja Gejalanya? 

Beberapa gejala yang dirasakan oleh penderita ketika cacing yang ada di usus tadi sudah menyebar ke organ tubuh lainnya adalah:

  1. Mual
  2. Hilang nafsu makan
  3. Diare
  4. Lemah
  5. Sakit perut
  6. Pusing
  7. Keinginan mengkonsumsi makanan rasa asin
  8. Berat badan menurun

Apa Saja Pencegahannya?

Sobat FAST harus tahu, bahwa ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, seperti:

  • Menghindari konsumsi daging yang belum dimasak.
  • Mencuci semua buah dan sayuran dengan bersih sebelum dikonsumsi.
  • Memasak bahan makanan sampai benar-benar matang merata.
  • Membawa hewan peliharaan yang terinfeksi cacing pita ke dokter hewan.
  • Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah mengolah makanan, sebelum makan, serta setelah menggunakan toilet.
Apa itu Taeniasis?

Jika Anda mempunyai hewan ternak, selain melakukan langkah pencegahan yang dijelaskan diatas, buatlah saluran pembuangan kotoran yang baik. Hal itu bertujuan agar jangan sampai air yang digunakan untuk keperluan konsumsi tercemari oleh kotoran.

Cara Mengatasinya?

Biasanya pengobatan yang dilakukan untuk menghentikan Taeniasis ini adalah dengan cara menghentikan perkembangbiakan cacing, mencegah komplikasi dan penularan pada orang lain.

Selain itu dokter juga akan berupaya untuk membunuh cacing pita dengan cara mengeluarkan dari tubuh, memberikan obat antihelmintik dan obat-obatan jangka panjang. Tak hanya itu dokter juga akan memberikan obat anti radang dan melakukan pemeriksaan feses.

Hal ini bertujuan untuk memeriksa apakah telur, larva, atau bagian tubuh cacing pita sudah tidak ada di dalam tubuh, maka pengobatan dapat dinilai berhasil.

Kapan Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasakan salah satu gejala yang telah dijelaskan diatas, terutama Anda menemukan sesuatu yang terlihat seperti cacing pita pada tinja Anda. Segeralah untuk pergi ke dokter untuk mendapatkan penangan pertama.

Semoga pembahasan kali ini bisa bermanfaat untuk Anda, jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lainnya. Jika Anda memiliki beberapa pertanyaan, silahkan berikan komentar pada kolom dibawah ini.  

Apa Itu Schistosomiasis? – Yuk Ikuti Penjelasannya!

Apa Itu Schistosomiasis? – Yuk Ikuti Penjelasannya! 2250 2251 Yudha Pratama

Apa itu Schistosomiasis? Penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing schistosoma, penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan penyakit demam siput. Penyakit ini biasanya sering muncul atau ditemukan di benua Afrika, namun sedikit kasus yang ditemukan di daerah Timur Tengah, Amerika Selatan, sampai negara-negara di Asia Tenggara.

Pada negara Indonesia masih banyak ditemukan di provinsi Sulawesi Tengah. Penyakit ini juga sering disebut dengan “demam keong”, karena penularannya adalah melalui larva infektif yang hidup di dalam tubuh seekor keong.

Schistosomiasis yang bersifat akut atau kronis bisa menyerang berbagai macam organ dalam tubuh. Penyakit ini pada umumnya tidak berakibat fatal, namun secara kronis mengakibatkan kerusakan organ serius dan bisa mengancam nyawa.

Apa Saja Penyebabnya?

Penyebab utamanya yaitu cacing schistosoma yang hidup di air tawar, seperti waduk, danau dan sungai. Seseorang dapat terkontaminasi oleh cacing ini ketika sedang mandi, berenang atau langsung berkontak dengan air yang terkontaminasi oleh cacing ini.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala umum yang dirasakan ketika terkena cacing ini adalah ruam dan gatal-gatal pada kulit. Tetapi cacing ini dapat tumbuh dan berkembang pada tubuh manusia sehingga dapat menyebabkan berbagai komplikasi seperti:

  1. Demam,
  2. Diare,
  3. Pusing,
  4. Ruam kulit,
  5. Nyeri otot dan sendiri,
  6. Sakit perut,
  7. Lelah dan lemas, dan
  8. Batuk.
Apa itu Schistosomiasis?

Jika kondisi ini tidak segera ditangani oleh dokter atau klinik kesehatan maka dapat menyebabkan komplikasi berkelanjutan seperti:

  1. Nyeri perut,
  2. Diare dan BAB berdarah,
  3. Anemia,
  4. Urin berdarah,
  5. Sesak napas,
  6. Batuk terus menerus hingga batuk berdarah,
  7. Kejang,
  8. Sakit kepala, dan
  9. Tungkai lemah atau lumpuh.

Cara Mengatasinya?

Jika Anda mengalami beberapa gejala yang ada di atas setelah beberapa hari habis mandi atau berenang di sungai, waduk atau danau segera bawa diri ke dokter untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan. Umumnya dokter akan memberikan praziquantel untuk mengatasinya.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Ketika Anda mengalami beberapa gejala seperti demam, nyeri otot, sendi, nyeri kepala dan disertai dengan ruam terasa gatal, terutama setelah bepergian ke daerah endemik Schistosomiasis, segera untuk lakukan pemeriksaan ke tenaga kesehatan terdekat.

Kali ini Anda sudah tidak perlu repot-repot lagi mengantri untuk regis atau cek ke dokter, cukup melalui aplikasi FASTLab sudah bisa regis online. Anda bisa dengan cepat mendapatkan perawatan atau pertolongan pertama.

Semoga bisa bermanfaat pada artikel kali ini dan sobat FAST jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lainnya, bila ada yang ingin disampaikan bisa tulis komentar Anda pada kolom dibawah ini!

Apa Itu Ascariasis? – Cacing Daging S

Apa Itu Ascariasis? – Cacing Daging S 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu ascariasis adalah kondisi perut mengalami nyeri yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Cacing ini dapat hidup dan berkembang didalam usus manusia sehingga dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan dan komplikasi.

Apa Saja Penyebabnya? 

Cacing gelang dapat tumbuh dimana saja seperti, tanah, air, dan makanan yang terkontaminasi oleh cacing tersebut. Tetapi telur cacing gelang juga dapat ditemukan pada tanah yang terkontaminasi oleh tinja manusia. Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terkena Ascariasis:

  1. Mengonsumsi bahan makanan yang tumbuh di tanah yang terkontaminasi cacing gelang.
  2. Mengonsumsi makanan dan minuman dengan tangan tidak dicuci terlebih dahulu setelah menyentuh tanah.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala umum yang muncul ketika seseorang terinfeksi berbeda-beda tergantung dimana ia mengalami infeksi tersebut. misalnya jika paru-paru yang terkena maka penderita akan mengalami gejala asma atau pneumonia seperti:

  1. Batuk,
  2. Sesak napas,
  3. Mengi, dan
  4. Demam.
Apa itu ascariasis

Jika tubuh bagian perut yang terinfeksi oleh cacing gelang ini maka akan menyebabkan gejala seperti:

  1. Lemes,
  2. Diare,
  3. Sakit perut hebat,
  4. Mual dan muntah,
  5. BAB berdarah,
  6. Hilang nafsu makan,
  7. Berat badan menurun, dan
  8. Terdapat cacing pada tinja.

Cara Mengatasinya? 

Umumnya pada beberapa kasus kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya, tetapi untuk sangat disarankan mengunjungi dokter rumah sakit atau klinik kesehatan. Selanjutnya pengobatan yang dapat dilakukan secara mandiri adalah dengan mengkonsumsi beberapa obat cacing seperti:

  1. Pirantel pamoat,
  2. Piperazine,
  3. Mebendazole, dan
  4. Albendazole.

Ketika tubuh sudah terkontaminasi oleh cacing gelang dan menyebabkan beberapa komplikasi yang berat dokter akan melakukan prosedur bedah untuk membuang cacing di dalam usus dan memperbaiki kerusakan yang ada di usus tersebut.

Apa Saja Faktor-Faktornya?

Sobat FAST harus tahu, bahwa ada beberapa faktor risiko yang bisa menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami ascariasis, yaitu:

  • Usia. Kebanyakan orang yang menderita ascariasis berusia 10 tahun atau lebih muda. Anak-anak dalam kelompok usia ini mungkin berisiko lebih tinggi karena mereka lebih sering bermain di tanah.
  • Iklim yang Hangat. Negara dengan iklim hangat seperti Indonesia lebih rentan mengalami penyakit cacing gelang ini. 
  • Sanitasi yang Buruk. Ascariasis akan lebih tersebar luas di negara berkembang di mana kotoran manusia dibiarkan bercampur dengan tanah setempat.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasakan gejala yang dijelaskan di atas, segera untuk konsultasi ke dokter. Ingat untuk penanganan yang tepat dapat meminimalisir akibat, sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan.

Saat ini Anda sudah tidak perlu ribet antri untuk regis offline, bisa langsung download aplikasi FASTLab untuk langsung regis online.

Apa Itu Strongyloidiasis – Cara Mengatasinya?

Apa Itu Strongyloidiasis – Cara Mengatasinya? 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu strongyloidiasis adalah penyakit infeksi akibat cacing gelang jenis Strongyloides stercoralis. Cacing ini dapat hidup sebagai parasit di dalam tubuh manusia dan mengambil nutrisi yang diperoleh manusia melalui makanan.

Soba FAST harus tahu, bahwa Cacing  S.stercoralis umumnya berkembang biak pada cuaca hangat. Negara tropis dan subtropis biasa menjadi tempat ditemukannya cacing ini, khususnya di wilayah pedesaan.

Cara utama penularannya adalah melalui kontak kulit dengan tanah yang mengandung larva cacing. Larva bisa menembus kulit, lalu menuju tinggal dalam tubuh inangnya. Cacing ini bahkan dapat menetaskan telurnya dalam usus inangnya. Meski sebagian cacing bisa dikeluarkan lewat tinja dan sebagian lainnya berkembang biak menginfeksi inangnya.

Apa Saja Gejalanya?

Pada jenis strongyloidiasis akut (yang berlangsung mendadak), gejala yang ditimbulkan meliputi:

  • Gatal ringan dan ruam pada kulit, biasanya pada kaki, bokong dan pinggul
  • Sakit perut
  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Tidak nafsu makan
  • Demam
  • Batuk
  • Sesak napas dengan mengi

Sedangkan pada strongyloidiasis kronis (yang berlangsung dalam jangka panjang), gejala yang dapat timbul berupa:

  • Rasa tidak nyaman di perut
  • Gatal dan ruam pada kulit yang berulang
  • Diare berdarah yang terkadang diselingi dengan konstipasi
  • Penurunan berat badan
  • Perut buncit.
  • Pucat

Apa Saja Penyebabnya?

Cacing Strongyloides terjadi ketika kulit kontak dengan cacing yang kecil di dalam tanah. Berikut beberapa siklus cacing Strongyloides di dalam tubuh manusia setelah cacing menembus kulit dan masuk ke aliran darah: 

  1. Cacing bergerak melalui aliran darah dan masuk ke dalam paru-paru.
  2. Naik dari paru-paru melalui kerongkongan hingga ke dalam mulut dan tertelan masuk ke dalam perut.
  3. Bergerak menuju usus halus.
  4. Cacing bertelur di usus halus yang kemudian menetas menjadi larva
  5. Larva cacing dibuang bersama feses dan menjadi cacing dewasa yang dapat menginfeksi orang lain
  6. Larva cacing juga dapat masuk kembali dengan menembus kulit di sekitar anus (autoinfeksi)

Cara Mengatasinya?

Apa itu strongyloidiasis

Pada setiap jenis strongyloidiasis memerlukan penanganan, baik menimbulkan gejala atau tidak. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Tujuan pengobatan yang paling utama adalah menghilangkan cacing di dalam tubuh.

Cara untuk pengobatannya yaitu dengan menggunakan obat cacing, seperti ivermectin yang berfungsi membunuh cacing Strongyloides dewasa. Selain itu obat albendazole dan tiabendazole juga bisa digunakan sebagai alternatif.

Jika ada pengobatan lain, tentunya harus dilakukan sesuai dengan gejala yang timbul. Obat antihistamin bisa digunakan untuk menangani gatal dan ruam pada kulit. Penderita dengan sistem imun yang lemah, penanganan dan perawatan di rumah sakit perlu dilakukan.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Bagi Anda penderita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ke dokter, saat mengalami atau merasakan gejala yang telah dijelaskan diatas. Selain gejala akut dan kronis, bisa juga ditandai dengan gejala yang lebih serius yang menandakan terjadinya sindrom hiperinfeksi.

Segera lakukan pemeriksaan diri ke dokter saat mengalami gejala sindrom hiperinfeksi. Berikut beberapa gejalanya, yaitu:

  • Menggigil,
  • Kebingungan,
  • Leher kaku,
  • Diare disertai darah,
  • Sesak nafas, dan
  • Batuk darah.

Infeksi Cacing Tambang – Penyebab dan Gejalanya?

Infeksi Cacing Tambang – Penyebab dan Gejalanya? 2251 2251 Yudha Pratama

Infeksi cacing tambang adalah penyakit yang disebabkan oleh masuknya cacing tambang ke dalam tubuh. Terdapat dua jenis cacing tambang yang sering menyebabkan infeksi pada manusia, yaitu Ancylostoma duodenale dan Necator americanus.

Sobat FAST harus tahu, ketika tubuh dimasuki oleh parasit berupa cacing tambang, hal tersebut bisa berkembang dalam tubuh. Cacing-cacing tersebut menggunakan tubuh manusia sebagai lingkungan yang ideal untuk berkembang menjadi cacing dewasa.

Kita harus waspada, karena manusia bisa tertular cacing tambang ketika sedang berjalan tanpa alas kaki di area terkontaminasi tinja binatang, seperti di taman atau pantai. Parasit yang menempel padat kulit juga bisa berasal dari benda yang lembab, seperti handuk.

Jenis infeksi cacing tambang biasa ditemukan yaitu ascariasis & cutaneous larva migrans (CLM).

Ascariasis

Kondisi yang disebut infeksi cacing tambang yang ada di tubuh dan berkembang biak di dalam usus. Ascariasis dapat menyebabkan gangguan pencernaan serta penyakit usus.

Cutaneous Larva Migrans (CLM)

Infeksi parasit yang menyerang kulit. Jenis cacing tersebut biasa ditemukan pada binatang, kucing, anjing, domba, dan kuda.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala yang terjadi biasanya bisa bervariasi di setiap orang. Pada orang yang daya tahan tubuhnya baik, infeksi cacing tambang mungkin tidak menimbulkan gejala. Larva Cacing tambang masuk melalui kulit yang akan menimbulkan keluhan berupa ruam yang berkelok-kelok.

Pada gejala ruam umumnya terasa gatal dan tampak kemerahan. Infeksi tersebut terjadi di kulit yang disebut dengan cutaneus larva migran. 

Berikut beberapa gejalanya yang harus Anda ketahui, yaitu:

  1. Sakit perut,
  2. Diare,
  3. Nafsu makan menurun,
  4. Berat badan menurun,
  5. Mual,
  6. Demam,
  7. BAB berdarah, dan
  8. Anemia.

Apa Saja Penyebabnya?

Penyebab yang paling sering terjadi disebabkan oleh cacing tambang jenis Necator americanus dan Ancylostoma duodenale. Larva cacing bisa masuk ke dalam tubuh saat seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Berikut adalah beberapa penyebabnya yang bisa meningkatkan risiko, seperti

  1. Tinggal di lingkungan yang memiliki sistem sanitasi yang buruk,
  2. Mengonsumsi makanan dan minuman yang memiliki risiko terkontaminasi telur atau larva cacing tambang, seperti daging mentah atau setengah matang, dan
  3. Melakukan aktivitas yang sering bersentuhan langsung dengan tanah tanpa penggunaan pelindung yang cukup.

Cara Mengatasinya?

Pengobatan yang bertujuan untuk mengatasi infeksi, mencegah perburukan kondisi, dan mencegah komplikasi. Anda bisa atasi dengan pemberian obat pembunuh cacing (anthelmintik), seperti albendazole, pirantel pamoat, mebendazole, dan levamisole.

Pasien yang mengalami anemia, biasanya dokter akan memberikan suplemen zat besi dan asam folat untuk membantu pembentukan sel darah merah. Jika infeksi yang dialami oleh pasien tergolong parah, perawatan di rumah sakit, transfusi darah, dan operasi untuk mengangkat cacing.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda mengalami beberapa gejala yang dijelaskan diatas, segera untuk lakukan pemeriksaan ke dokter. Anda akan dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul gejala, seperti berikut:

  • Ruam di kaki,
  • Berat badan menurun,
  • Hilang nafsu makan,
  • Tubuh terasa sangat lelah, dan
  • BAB berdarah.

Food Allergy – Penyebab dan Gejalanya Apa Saja?

Food Allergy – Penyebab dan Gejalanya Apa Saja? 2250 2251 Yudha Pratama

Food Allergy atau Alergi makanan adalah reaksi alergi yang muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu. Gejalanya bisa meliputi mual dan muntah, pembengkakan di wajah, sesak nafas, sampai hilang kesadaran.

Biasanya untuk alergi makanan terlihat saat anak-anak, namun gejala tersebut bisa muncul kapan saja bahkan setelah dewasa. Ada beberapa orang yang dapat mengembangkan alergi terhadap makanan yang telah dikonsumsi bertahun-tahun.

Apa Saja Gejalanya?

Pada beberapa orang, alergi makanan bisa menyebabkan penderitanya merasa tidak nyaman, walaupun tidak terlalu parah. Gejala memang sering kali muncul dalam beberapa menit sampai 2 jam setelah mengonsumsi makanan pemicu alergi.

Berikut beberapa gejala alergi makanan yang muncul, yaitu:

  1. Pilek atau hidung tersumbat,
  2. Ruam kulit yang terasa gatal,
  3. Gatal di mulut, tenggorokan, mata, dan di bagian tubuh lain,
  4. Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan (angioedema),
  5. Sulit menelan dan berbicara,
  6. Mengi atau bengek, dan
  7. Sesak nafas.

Bagi penderita alergi makanan juga bisa merasakan gejala pada saluran pencernaan, seperti sakit perut, diaere, mual, dan muntah. Gejala tersebut bisa disebabkan oleh intoleransi makanan.

Apa Saja Penyebabnya?

Food Allergy

Sobat FAST harus tahu, bahwa reaksi alergi makanan terbagi menjadi dua, yaitu yang melalui perantara antibodi Immunoglobulin  E (IgE) dan yang tidak melalui perantara IgE atau alergi perantara antibodi Immunoglobulin E (IgE) dan yang tidak melalui perantara IgE atau alergi non-IgE

Alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menganggap protein di dalam makanan tertentu sebagai ancaman bagi tubuh. Pada orang dewasa, reaksi alergi bisa muncul setelah mengonsumsi makanan berikut:

  • Ikan
  • Kerang
  • Udang
  • Kepiting
  • Kacang-kacangan

Sedangkan pada anak-anak, makanan yang umum menyebabkan alergi antara lain:

  • Kacang
  • Gandum
  • Kedelai
  • Telur
  • Susu sapi

Apa Saja Faktornya?

Resiko yang telah dialami oleh seorang penderita seperti rhinitis alergi atau asma. Orang yang terkena alergi pada satu jenis makanan juga lebih rentan menderita alergi pada jenis makanan yang lain.

Berikut 2 faktor yang meningkatkan risiko seseorang terserang alergi makanan, yaitu:

  • Berusia di bawah 5 tahun.
  • Memiliki keluarga yang menderita riwayat alergi, seperti biduran atau asma.

Cara Mengatasinya?

Cara yang baik dalam mengatasinya yaitu dengan menghindari makanan penyebab alergi. Pada seseorang mungkin saja mengkonsumsi makanan tersebut secara tidak sengaja. Ketika gejala tersebut terjadi, ada beberapa obat yang bisa digunakan dalam meredakan gejala. 

Saat gejala muncul tergolong ringan, penderita bisa menggunakan antihistamin yang dijual bebas. Bila gejala masih terasa, penderita bisa ke dokter agar diberikan antihistamin dengan dosis lebih tinggi.

Ketika muncul gejala anafilaksis, penderita harus segera dibawa ke IGD rumah sakit untuk diberikan suntikan epinephrine. Kemudian gejala hilang, dokter biasanya akan meminta pasien untuk selalu membawa suntikan tersebut.

Sobat FAST harus tahu, penting untuk memahami cara menggunakan suntik epinephrine bila gejala alergi makanan yang Anda alami cukup parah. Ajari juga orang-orang yang sering berada di dekat Anda, contoh seperti keluarga atau rekan kerja untuk menggunakan suntikan tersebut.

Kemudian Anda harus pastikan juga untuk mengganti epinephrine sebelum masa kadaluwarsa dan ganti suntiknya bila sudah tidak berfungsi dengan baik.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda masih mengalami beberapa gejala yang telah dijelaskan diatas, bisa langsung untuk periksakan diri Anda atau keluarga ke dokter. Pada beberapa orang memang bisa memicu reaksi alergi serius yang disebut anafilaksis.

Berikan suntikan epinephrine dan segera bawa ke IGD bila melihat seseorang mengalami gejala anafilaksis, seperti :

  • Jantung berdebar
  • Pusing dan pandangan gelap
  • Keringat dingin
  • Hilang kesadaran

Segera konsultasikan diri Anda ke dokter agar segera mendapatkan penanganan pertolongan pertama. Hal yang perlu diwaspadai apabila terdapat keluarga yang menderita penyakit alergi, seperti alergi makanan, asma, atau rhinitis alergi.

Apa itu Intoleransi Makanan? – Yuk Cari Tahu!

Apa itu Intoleransi Makanan? – Yuk Cari Tahu! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Intoleransi Makanan? Keadaan atau kondisi tubuh sangat sulit untuk mencerna zat dari makanan yang minuman yang dikonsumsi. Kondisi ini berbeda dengan alergi makanan yang mana dapat memicu sistem kekebalan tubuh sedangkan untuk Intoleransi Makanan tidak.

Apa Saja Penyebabnya?

Umumnya seseorang yang mengalami Intoleransi Makanan adanya beberapa faktor yang menjadi penyebabnya diantaranya seperti:

  1. Kekurangan Enzim
  2. Kandungan salisilat dalam makanan
  3. Bahan kimia yang terkandung di makanan
  4. Kandungan histamin di makanan, dan
  5. Keracunan makanan

Apa Saja Gejalanya?

Selain itu jika seseorang sedang mengalami Intoleransi Makanan ini maka ia akan mengalami beberapa gejala yang dirasakan diantaranya:

  1. Kembung
  2. Sakit kepala
  3. Batuk
  4. Migrain
  5. Hidung meler
  6. Diare
  7. Kulit kemerahan dan gatal

Jika anda mengalami beberapa kondisi dan gejala yang ada di atas jangan ragu untuk menemui dokter atau fasilitas kesehatan, karena dokter nanti akan membantu Anda dalam pengobatan yang dapat dilakukan ketika sudah dilakukan pengecekan.

Apa Saja Faktornya?

Apa Itu Intoleransi Makanan?

Sobat FAST harus tahu beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya intoleransi makanan. Berikut ini penyebab umum dari intoleransi makanan yang perlu diketahui :

1. Kekurangan Enzim

Beberapa kasus intoleransi makanan terjadi karena tubuh kekurangan enzim. Enzim sangat dibutuhkan untuk mencerna makanan. Contohnya yaitu seseorang dengan intoleransi laktosa tidak memiliki atau kekurangan enzim laktase untuk mencerna laktosa.

Laktase adalah suatu enzim yang memecah gula susu (laktosa) menjadi molekul yang lebih kecil untuk menyerap melalui usus. Ketika laktosa berada di saluran pencernaan, kondisi tersebut bisa menimbulkan spasme atau kram usus, sakit perut, kembung, diare, dan gas.

2. Kandungan Histamin Dalam Makanan

Histamin merupakan zat yang dikeluarkan oleh sel-sel pertahanan tubuh saat mengalami alergi. Biasanya terbentuk alami pada makanan ikan dan beberapa jenis makanan yang tidak disimpan dengan benar.

3. Kandungan Salisilat Dalam makanan

Salisilat adalah turunan dari asam salisilat yang umumnya muncul secara alamiah pada tanaman sebagai mekanisme pertahanan melawan bakteri, jamur, serangga, dan penyakit yang berbahaya. Biasanya ditemukan di buah-buahan, sayur, rempah-rempah, herbal, teh, dan zat tambahan rasa.

4. Bahan Kimia Yang Terkandung Dalam Makanan

Ada juga beberapa bahan kimia yang terdapat pada makanan dan minuman, yakni amina yang terkandung dalam beberapa jenis, sebagai berikut:

  • Kopi,
  • Teh, dan
  • Cokelat.

5. Keracunan Makanan

Bahan kimia alami yang ada dalam beberapa makanan ternyata memiliki efek toksik, pada manusia akan memicu keracunan. Keracunan makanan menyebabkan kondisi diare, mual, dan muntah.

Salah satu racun yang terdapat dalam makanan adalah aflatoksin. Sobat FAST harus tahu tentang aflatoksin, zat racun yang diproduksi oleh jenis jamur tertentu seperti Aspergillus flavus banyak ditemukan secara alami di alam.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Perlu Anda ketahui, bahwa Intoleransi makanan masih belum bisa disembuhkan, tetapi ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan dalam mencegah munculnya gejala intoleransi makanan.

Berikut beberapa panduan dalam mengendalikan dan menyikapinya, yaitu:

  1. Kenali dan catat makanan yang Anda duga sebagai penyebabnya.
  2. Berhenti mengkonsumsi makanan yang bisa memicu atau mengurangi posirnya.
  3. Membaca keterangan pada kemasan makanan dengan seksama, untuk mengetahui bahan atau komposisi yang terkandung di dalam produk tersebut.
  4. Konsumsi suplemen enzim sesuai resep dari dokter.

Apa Itu Demam Tifoid? – Penyebab dan Gejalanya?

Apa Itu Demam Tifoid? – Penyebab dan Gejalanya? 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu demam Tifoid atau Tipes (tifus) adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi. Selain itu, bakteri ini juga bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi.

Sobat FAST harus tahu, bahwa demam tifoid banyak terjadi di beberapa negara Asia, termasuk di Indonesia. Negara Indonesia telah tergolong penyakit endemik, diperkirakan ada 500 dari tiap 100.000 penduduk Indonesia terserang demam tifoid setiap tahunnya.

Penderita yang terinfeksi tipes bisa menularkan bakteri melalui feses atau urinenya. Biasanya ketika orang lain makan-makanan atau minum air yang terkontaminasi dengan urine yang sudah terinfeksi, penyakit ini bisa menular.

Ada banyak orang-orang salah mengartikan, tipes berbeda dengan tipus. Tifus disebabkan oleh beberapa jenis bakteri Rickettsia typhi atau R. Prowazekii. Kemudian untuk penyakit tipes dibawa oleh ektoparasit, seperti:

  • Kutu,
  • Tungau, dan
  • Caplak, Kemudian menyerang manusia.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala yang terjadi pada demam tifoid biasanya muncul 7-14 hari setelah seseorang terinfeksi bakteri Salmonella typhi. Berikut beberapa gejala awal, berupa:

  • Demam yang meningkat secara bertahap hingga mencapai 39–40°C
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Lelah dan lemas
  • Keringat berlebih
  • Batuk kering
  • Hilang nafsu makan
  • Berat badan menurun
  • Sakit perut
  • Sembelit
  • Ruam kemerahan di kulit
  • Pembengkakan di perut

Ketika gejala tersebut semakin memburuk, biasanya akan timbul gejala lanjutan seperti:

  • Linglung atau mengigau
  • Halusinasi
  • Diare
  • Menggigil
  • Tubuh terasa sangat lelah
  • Sulit berkonsentrasi
  • BAB berdarah

Apa Saja Penyebabnya?

demam Tifoid

Penyebab dari demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri ini dapat masuk dan berkembang di dalam usus setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja dan urine penderita demam tifoid.

Berikut beberapa penyebabnya yang harus Anda ketahui, yaitu: 

  • Feses dan urine (Bakteri Salmonella typhi biasanya disebarkan melalui makanan atau air yang telah terkontaminasi), dan
  • Orang yang pernah terinfeksi (orang yang sembuh dari sakit tifus atau demam tifoid bisa menyimpan bakteri ini dalam saluran usus atau kantong empedunya).

Apa Saja Faktornya?

Ada beberapa faktor yang harus sobat FAST ketahui untuk bisa meningkatkan risiko seseorang terserang demam tifoid, yaitu:

  • Mengunjungi atau bekerja di daerah yang tinggi kasus demam tifoid.
  • Melakukan kontak langsung dengan penderita demam tifoid.
  • Tinggal di lingkungan yang kotor dan bersanitasi buruk.
  • Bekerja sebagai tenaga kesehatan yang menangani penderita demam tifoid.
  • Mengonsumsi sayur-sayuran atau buah-buahan yang tidak dicuci bersih.
  • Menggunakan toilet yang sama dengan penderita dan tidak mencuci tangan setelahnya.
  • Mengonsumsi makanan laut dari air yang terkontaminasi bakteri.
  • Melakukan seks melalui mulut (oral sex) dengan penderita demam tifoid.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Ketika Anda mengalami beberapa gejala yang disebutkan diatas, terutama jika baru bepergian ke daerah dengan kasus penyebaran demam tifoid yang tinggi. Perlu Anda ketahui, bahwa orang yang telah mendapatkan vaksin tifoid tetap berisiko terserang demam tifoid.

Jika merasakan gejala yang parah dan tak kunjung juga membaik, Anda harus segera untuk memeriksakan diri ke dokter. Tanpa ribet mengantri buruan download aplikasi FASTLab untuk regis online, kini sudah tersedia di playstore atau appstore.

Apa Itu Gerd? – Cara Mengatasinya?

Apa Itu Gerd? – Cara Mengatasinya? 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu Gerd? Gerd adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan refluks asam lambung berulang dalam jangka panjang. Refluks asam lambung merupakan kondisi ketika asam lambung mengalir naik kembali menuju kerongkongan.

Pada penyakit ini disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter yang terletak di kerongkongan bagian bawah. Normalnya, katup ini akan terbuka untuk memungkinkan makanan serta minuman masuk menuju lambung dan dicerna. 

Biasanya ketika sesudah makanan atau minuman masuk ke lambung, katup ini akan tertutup kencang untuk mencegah isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Pada penderita, katup ini melemah dan tidak dapat menutup dengan baik.

Dalam hal ini mengakibatkan isi lambung yang berisi makanan dan asam lambung naik ke kerongkongan. Apabila kondisi ini terjadi terus-menerus, lapisan kerongkongan akan mengalami iritasi hingga peradangan dan lama-kelamaan menjadi lemah.

Apa Saja Gejalanya?

Pada penyakit ini biasanya gejalanya terjadi saat lambung naik yaitu rasa asam atau pahit di mulut dan sensasi perih atau panas terbakar di dada. Kedua gejala ini biasanya akan semakin memburuk saat penderita membungkuk, berbaring, atau setelah makan.

  1. Rasa panas di dada yang terjadi setelah makan dan memberat saat malam,
  2. Sulit menelan,
  3. Nyeri dada,
  4. Sering sendawa,
  5. Batuk,
  6. Suara serak dan nyeri tenggorokan,
  7. Sulit tidur, dan
  8. Asma onset baru atau sering kambuh bagi pasien yang sudah memiliki riwayat asma.

Apa Saja Penyebabnya?

Ada beberapa penyebab dari penyakit ini, yaitu:

  1. Naiknya asam lambung,
  2. Kebiasaan makan dalam porsi yang banyak, 
  3. Berbaring setelah makan, dan
  4. Konsumsi jenis makanan tertentu.

Cara Mengatasinya?

Dalam mengatasi gejala  GERD mungkin Anda bisa coba konsumsi obat-obatan seperti:

  • antasida.
  • h-2 receptor blockers.
  • cimetidine, famotidine.
  • ranitidine.
  • serta proton pump inhibitors (PPIs) seperti lansoprazole dan omeprazole.
GERD

Sebelum Anda menentukan jenis obat apa yang akan dikonsumsi, ada lebih baiknya untuk berkonsultasi dulu ke dokter. Namun dari penjelasan beberapa jenis obat diatas Anda harus melakukan perubahan gaya hidup, seperti:

  • Menurunkan berat badan, jika memiliki berat badan yang berlebih.
  • Tidak merokok.
  • Meninggikan kepala saat tidur.
  • Tidak berbaring atau tidur setidaknya dalam waktu 2 hingga 3 jam setelah makan.
  • Menghindari makanan atau minuman yang memicu asam lambung naik, seperti alkohol, susu, makanan yang pedas dan berlemak, cokelat, mint, dan kopi.
  • Tidak mengenakan pakaian yang terlalu ketat.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Ketika Anda sudah merasakan beberapa gejala yang dijelaskan diatas, ada baiknya untuk segera pergi konsultasi ke dokter.  Namun memang setiap orang bisa mengalami gejala asam lambung naik, terutama setelah makan dalam jumlah yang banyak, makan pada larut malam, atau mengonsumsi makanan yang memicu produksi asam lambung.

Semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu dan bermanfaat untuk Anda. Jangan lupa untuk membaca artikel kita yang lainnya, bila ada hal yang ingin disampaikan untuk jangan ragu menyampaikannya dengan memberikan komentar.