Apa Itu Epistaksis? Berikut Penjelasannya!

Bagikan :
Bagikan :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Daftar Isi

Apa Itu Epistaksis Epistaksis atau disebut juga mimisan biasanya ditandai dengan keluarnya darah dari hidung. Kondisi dimana biasanya membuat beberapa orang merasa panik dan berpikir ada masalah kesehatan serius. Namun ketika kita sudah terbiasa, maka akan biasa-biasa saja, karena akan berhenti dengan sendirinya.

Pada gejala ini biasanya terjadi pada bagian depan hidung (epistaksis anterior) atau bisa juga belakang hidung (epistaksis posterior), kemudian darah keluar dari satu atau dua lubang hidung dalam waktu yang bersamaan.

Apa Saja Gejalanya?

Mimisan atau epistaksis memberikan gejala berupa keluarnya darah dari hidung atau riwayat keluar darah dari hidung. Terkait hal ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

  1. Lokasi keluarnya darah (depan rongga hidung atau ke tenggorok)
  2. Banyaknya perdarahan, dan
  3. Frekuensi.

Apa Saja Penyebabnya?

Apa Itu Epistaksis alias Mimisan?

Pada umumnya epistaksis posterior lebih berbahaya dan perlu segera penanganan oleh dokter. Biasanya dapat menyebabkan perdarahan dari hidung dan sulit untuk berhenti. Kemudian untuk darah yang keluar pun juga lebih banyak dan mengalir sampai rongga mulut dan tenggorokan.

Berikut beberapa penyebab utama dari epistaksis anterior  atau mimisan :

  1. Sering mengorek hidung keadaan kuku yang tajam,
  2. Bersin dan membuang ingus terlalu keras,
  3. Udara yang kering dan dingin, misalnya ketika berada di dataran tinggi,
  4. Cedera pada hidung,
  5. Hidung tersumbat atau pilek, misalnya karena flu atau sinusitis,
  6. Alergi,
  7. Hidung bengkok akibat cacat bawaan lahir atau cedera (deviasi septum), dan
  8. Efek samping obat dekongestan, terutama jika digunakan secara berlebihan.

Kemudian juga berikut beberapa penyebab dari epistaksis posterior :

  1. Hidung patah akibat cedera,
  2. Kelainan pada pembuluh darah di dalam hidung, misalnya akibat kelainan genetik atau pengerasan dinding pembuluh darah,
  3. Komplikasi atau efek samping operasi hidung,
  4. Pukulan atau benturan keras pada wajah atau kepala,
  5. Gangguan pembekuan darah, misalnya karena kelainan genetik atau kanker darah (leukemia),
  6. Efek samping obat pengencer darah, seperti aspirin dan antikoagulan, dan
  7. Tumor atau kanker di rongga hidung, misalnya kanker nasofaring.

Langkah Yang Perlu Anda Lakukan Saat Mengalami Epistaksis

Melihat darah keluar dari hidung tentu menakutkan, bahkan membuat Anda bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun, cobalah untuk tetap tenang dan lakukan beberapa langkah penanganan epistaksis berikut ini:

  1. Duduk tegak dan condongkan tubuh ke depan. Posisi ini bisa mengurangi tekanan dalam pembuluh darah di hidung, sehingga dapat mengurangi perdarahan. Posisi condong ke depan juga bisa mencegah darah masuk ke dalam lambung atau tenggorokan.
  2. Setelah itu, embuskan nafas dari hidung seperti membuang ingus, tetapi lakukan secara perlahan untuk membersihkan saluran hidung dari bekuan darah.
  3. Selanjutnya, jepit lubang hidung selama 5–10 menit memakai ibu jari dan telunjuk guna menghentikan perdarahan. Lakukan pada kedua lubang meski pendarahan hanya keluar pada satu lubang hidung saja. Selama penjepitan, Anda bisa bernapas melalui mulut.

Setelah perdarahan berhenti, Anda disarankan untuk menegakkan kepala atau jangan menunduk selama beberapa jam agar darah tidak mengalir kembali.

Bagikan :