Posts By :

Yudha Pratama

Apa itu bintitan? Apa Gejala dan Penyebabnya?

Apa itu bintitan? Apa Gejala dan Penyebabnya? 2250 2251 Yudha Pratama

Apa itu bintitan? Hordeolum atau nama lainnya yaitu bintitan. Bintitan adalah kondisi seperti bintil yang menyakitkan mirip jerawat atau bisul tumbuh di tepi kelopak mata. Bintitan sering terjadi karena infeksi bakteri dan biasanya hanya muncul pada salah satu kelopak mata.

Biasanya bintitan sering muncul pada bagian kelopak mata luar, tapi juga bisa timbul pada bagian dalam kelopak mata. Bintitan yang tumbuh di bagian dalam lebih menyakitkan daripada yang tumbuh di luar. Meski begitu, bintitan tidak sampai menyebabkan gangguan penglihatan.

Apa Saja Gejala Bintitan?

Apa itu bintitan?

Gejala utama bintitan adalah tumbuhnya bintil merah yang mirip dengan bisul kecil di kelopak mata, di dalam atau di luar kelopak mata. Gejala-gejala lain yang menyertai kondisi ini meliputi:

  • Mata merah,
  • Mata berair, dan
  • Kelopak mata bengkak dan nyeri.

Apa Saja Penyebab Bintitan?

Biasanya bintitan penyebab utamanya dari infeksi bakteri yang dinamakan Staphylococcus. Bakteri yang pada umumnya hidup di kulit dan juga bisa menyumbat kelenjar minyak pada bagian kelopak mata atau menimbulkan peradangan.

Penyebab lain dari bintitan adalah kuman dan kulit mati yang terperangkap di ujung kelopak mata.

  1. Menyentuh mata dengan tangan yang kotor,
  2. Menggunakan kosmetik yang sudah kedaluwarsa,
  3. Tidak membersihkan bekas kosmetik pada mata sebelum tidur,
  4. Memakai lensa kontak yang tidak steril,
  5. Mengalami peradangan pada ujung kelopak mata (blefaritis), dan
  6. Mengalami penyakit rosacea yang menyebabkan kulit wajah memerah.

Kapan Anda Harus Konsultasi Ke Dokter?

Bintitan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Meski demikian, risiko terjadinya komplikasi tetap ada. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika bintitan tidak kunjung membaik setelah 48 jam.

Segeral berobat ke dokter jika pembengkakan menyebar hingga ke bagian lain di wajah, seperti pipi.

Apa itu Blefaritis? Gejala & Penyebabnya!

Apa itu Blefaritis? Gejala & Penyebabnya! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Blefaritis? Peradangan yang terjadi pada kelopak mata Anda, disebabkan dari beberapa bagian seperti bengkak, kemerahan, dan berminyak. Selain tidak enak dipandang, kondisi ini juga dapat membuat penderitanya merasa tidak nyaman. Meski begitu, blefaritis umumnya tidak menular.

Apa Saja Gejala Blefaritis?

Pada umumnya blefaritis sering terjadi pada kedua mata. Tetapi, blefaritis juga bisa terjadi di satu mata, walaupun terbilang kasusnya cukup jarang. Adanya beberapa gejala yang muncul akibat blefaritis pada umumnya yaitu :

  1. Bengkak dan kemerahan di kelopak mata,
  2. Kelopak mata terasa gatal,
  3. Mata merah,
  4. Bulu mata dan tepi kelopak mata penuh dengan kotoran mata,
  5. Kelopak mata menjadi lengket,
  6. Kelopak mata terasa berminyak,
  7. Mata tampak berair atau malah tampak kering,
  8. Mata terasa berpasir,
  9. Sensasi terbakar atau tersengat di mata,
  10. Pengelupasan kulit di sekitar mata,
  11. Bulu mata rontok,
  12. Sering mengedipkan mata,
  13. Penglihatan buram, dan
  14. Mata menjadi sensitif terhadap cahaya.

Apa Saja Penyebab Blefaritis?

Perlu Anda ketahui tentang penyebab dari blefaritis ada 2 yaitu : akut dan kronis. Blefaritis akut bisa bersifat ulseratif atau non ulseratif. Blefaritis ulseratif disebabkan oleh infeksi yang biasanya oleh bakteri Stafilokokus

Infeksi virus seperti infeksi Herpes simplex dan varicella zoster juga bisa menyebabkan blefaritis ulseratif. Sementara blefaritis non ulseratif biasanya merupakan reaksi alergi, seperti atopik atau musiman.

1. Blefaritis Anterior

  • Infeksi bakteri Staphylococcus,
  • Reaksi alergi terhadap produk kosmetik mata,
  • Ketombe dari kulit kepala atau alis yang jatuh ke kelopak mata, dan
  • Infeksi kutu di bulu mata.

2. Blefaritis Posterior

  • Penyumbatan kelenjar minyak yang terletak di bagian dalam kelopak mata (kelenjar meibom),
  • Rosacea,
  • Kelainan fungsi kelenjar meibom, dan
  • Dermatitis seboroik.

Apa Itu Sindrom Mata Kering? Gejala & Penyebabnya!

Apa Itu Sindrom Mata Kering? Gejala & Penyebabnya! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Sindrom Mata Kering? Sindrom Mata Kering yaitu keadaan dimana mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup banyak dari air mata. Pada saat kondisi tersebut dapat menyebabkan rasa kurang nyaman di mata, bahkan permukaan bola mata Anda bisa rusak.

Perlu Anda ketahui, bahwa air mata terdiri dari air, garam, minyak, lendir, dan protein. Kemudian berfungsi untuk melumasi dan membuat permukaan mata tetap halus.  Lalu air mata juga berperan melindungi mata dari benda asing, unsur yang mengganggu, atau kuman penyebab infeksi.

Apa Saja Gejalanya Sindrom Mata Kering?

  1. Mata merah,
  2. Terasa panas,
  3. Terasa seperti berpasir atau ada yang mengganjal,
  4. Mata berair karena iritasi pada mata,
  5. Sensitif terhadap sinar matahari,
  6. Penglihatan buram dan membaik setelah berkedip,
  7. Lendir di dalam atau sekitar mata, terutama saat bangun tidur, dan
  8. Mata terasa cepat lelah.

Apa Saja Penyebab Sindrom Mata Kering?

Adanya sebab kenapa bisa mata Anda kering, terjadi saat situasi mata Anda yang tidak punya cukup pelumas atau air mata untuk menjaganya tetap lembab. Kurangnya lubrikasi inilah yang menyebabkan perasaan tidak nyaman atau sensasi kering pada mata.

1. Penurunan Produksi Air Mata

  • Usia tua,
  • Penyakit atau kondisi tertentu,
  • Konsumsi obat-obatan, seperti antihistamin, dekongestan, antidepresan, obat hipertensi, obat jerawat, obat penyakit Parkinson, atau obat terapi pengganti hormon, dan
  • Kerusakan kelenjar air mata akibat terapi radiasi atau operasi laser mata

2. Peningkatan Penguapan Air Mata

  • Blefaritis posterior,
  • Kondisi yang membuat pasien jarang berkedip,
  • Gangguan pada kelopak mata,
  • Alergi pada mata,
  • Cuaca kering atau berangin,
  • Polusi udara, dan
  • Defisiensi vitamin A.

Apa Itu Pendarahan Subkonjungtiva? Mari Kita Simak!

Apa Itu Pendarahan Subkonjungtiva? Mari Kita Simak! 2250 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Pendarahan Subkonjungtiva? Pendarahan subkonjungtiva yaitu sebuah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah kecil pecah tepat di bawah permukaan mata Anda. Konjungtiva tidak dapat menyerap darah dengan cepat, sehingga darah terperangkap.

Apa Gejala Pendarahan Subkonjungtiva?

  1. Iritasi mata yang sangat ringan,
  2. Perdarahannya adalah area merah terang yang jelas dan tajam di atas sclera,
  3. Para perdarahan subkonjungtiva, tidak ada darah yang keluar dari mata, dan
  4. Pendarahan terlihat kekuningan setelah darah terserap.

Apa Penyebab Pendarahan Subkonjungtiva?

Pendarahan subkonjungtiva disebabkan karena kondisi infeksi tubuh atau kornea (abrasi kornea, pemakaian lensa kontak dalam jangka waktu lama), perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi akibat cedera mata traumatis, seperti:

  1. Pada kasus trauma (Valsalva),
  2. Batuk yang dipaksakan, muntah, bersin, tersedak, dan
  3. Adanya riwayat hipertensi.

Perdarahan subkonjungtiva sering terjadi pada bayi baru lahir. Dalam hal ini, kondisi ini diduga disebabkan oleh perubahan tekanan di seluruh tubuh bayi saat melahirkan.

Kapan Anda Harus Konsultasi Ke Dokter?

Apa Itu Pendarahan Subkonjungtiva?

Saat Anda sudah merasakan beberapa gejala yang parah, karena pendarahan subkonjungtiva. Anda seharusnya segera pergi melakukan pemeriksaan diri ke dokter, jika mata memerah disertai dengan gejala lain, seperti nyeri, gangguan penglihatan, atau keluarnya cairan dari mata. Anda harus segera konsultasikan ke dokter.

Faktor Resiko Perdarahan Subkonjungtiva?

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena perdarahan subkonjungtiva, yaitu:

  • Lanjut usia,
  • Menderita diabetes,
  • Adanya tekanan darah tinggi (hipertensi),
  • Menderita gangguan pembekuan darah, dan
  • Mengonsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau warfarin.

Apa itu konjungtivitis? Cari Tahu Cara Mengobatinya!

Apa itu konjungtivitis? Cari Tahu Cara Mengobatinya! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Konjungtivitis? Konjungtivitis adalah sebuah kondisi mata merah yang di sebabkan oleh peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata. Selain mata menjadi merah, Konjungtivitis juga dapat menyebabkan rasa gatal dan juga mata berair. Konjungtivitis ini dapat terjadi pada salah satu bola mata atau keduanya.

Penyebab dan Gejala Konjungtivitis

Pada umumnya Konjungtivitis ini disebabkan oleh mata yang terinfeksi oleh virus, bakteri dan juga alergi. Meskipun umumnya disebabkan oleh beberapa infeksi di atas Konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

  1. Iritasi karena shampo, asap, kotoran dan klorin,
  2. Jamur, parasit dan amuba,
  3. Reaksi terhadap obat tetes mata,
  4. debu, tungau atau lem pada prosedur Eyelash extension,
  5. Terpapar dari orang yang terinfeksi virus atau bakteri dari Konjungtivitis,
  6. Menatap seseorang yang mengalami Konjungtivitis, namun masih dalam penelitian lebih lanjut,
  7. Menggunakan lensa kontak yang tidak aman dan steril,
  8. Bertukar dengan kosmetik orang lain,
  9. Menggunakan kosmetik yang terkontaminasi oleh bakteri, dan
  10. Higienitas yang rendah.

Ketika mata seseorang terkena beberapa faktor yang ada di atas, mata akan dapat menimbulkan beberapa keluhan seperti mata merah, belekan, berair dan perih. Namun dalam kondisi Konjungtivitis ini tidak akan mengalami gangguan pada penglihatan kecuali sudah mengalami gejala parah.

Cara Mengobati Konjungtivitis

Gambar Mata Memerah

Jika Anda mengalami Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri maka dapat diatasi dengan antibiotik, sedangkan Konjungtivitis yang disebabkan oleh alergi maka dapat diobati dengan antialergi. Kemudian jika dikarenakan oleh virus maka tidak perlu penanganan karena Konjungtivitis dapat sembuh dengan sendirinya.

Tetapi untuk membantu Anda jika merasa Konjungtivitis ini mengganggu mata maka Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut seperti:

  1. Mencuci tangan dan tidak menyentuh matah,
  2. Tidak berbagi kosmetik dengan orang lain,
  3. Tidak menggunakan obat tetes mata yang sudah pernah di pakai, dan
  4. Kompress dengan air hangat atau dingin.

Jika Anda sedang mengalami Konjungtivitis dan merasakan seperti sakit mata, perasaan ada yang mengganjal di mata, pengelihatan kabur dan sensitif terhadap cahaya. Ada baiknya segera mengunjungi dokter atau fasilitas kelinik kesehatan, untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Apa Itu Konjungtiva? Kemasukan Benda Asing Sekitar Mata

Apa Itu Konjungtiva? Kemasukan Benda Asing Sekitar Mata 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Konjungtiva? Konjungtiva atau yang lebih dikenal dengan selaput putih yang mengelilingi bola mata hitam. Biasanya lokasi ini sering kali mendapatkan masalah ketika Anda melakukan kegiatan yang tidak aman, seperti kemasukan benda asing.

Ketika mata tidak dilindungi dengan benar ketika melakukan sebuah aktifitas, maka akan sangat rentan terkena benda-benda asing seperti debu, pasir, serpihan logam, hingga dengan serpihan kayu. Biasanya benda yang masuk kedalam mata atau sekitar konjungtiva tidak berbahaya, tetapi jika dibiarkan saja akan terasa tidak nyaman bahkan bisa menimbulkan masalah serius jika benda tersebut menyebabkan luka yang cukup dalam pada mata.

Gejala Benda Asing Masuk ke Dalam Mata

Beberapa gejala yang kerap di alami seseorang ketika mata mereka kemasukan benda asing adalah:

  1. Sensasi mata ada yang menjanggal,
  2. Terasa sakit ketika berkedip,
  3. Mata merah,
  4. Mata berair, dan
  5. Iritasi pada mata.

Penanganan Benda Asing Masuk Mata

Apa Itu Konjungtiva?

Setelah mengetahui dan merasakan ketika terdapat benda asing masuk kemata, ada baiknya pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan sendiri adalah dengan cara membilas mata dengan air bersih dan mengalir. tetapi jika masih terasa sakit dan butuh penanganan yang tepat maka Anda harus membawakan diri ke rumah sakit atau klinik kesehatan. Tetapi berikut ini ada beberapa cara yang dapat membantu kondisi Anda sementara diantaranya:

  1. Tidak mengucek atau memegang area mata,
  2. Cuci tangan terlebih dahulu ketika ingin menyentuh area mata,
  3. Posisikan mata dengan pencahayaan yang terang untuk memeriksa mata,
  4. Periksa bagian atau sekitar konjungtiva mata,
  5. Angkat kelopak mata bagian atas dan juga bawah untuk melihat kondisi konjungtiva apakah terdapat benda asing, dan
  6. Minta bantuan orang lain, jika kesulitan untuk memeriksa mata sendiri.

Kesimpulan

Ketika sudah mengetahui terdapat benda asing ada baiknya dikeluarkan menggunakan air, dan jangan menggunakan alat yang dapat melukai mata seperti tusuk gigi, pinset, cotton bud, dan benda tajam lainnya.

Cara termudah ketika benda termasuk benda asing adalah merendam mata kedalam air, dengan begitu benda tersebut akan jatuh dan keluar dangan mudah. Tetapi jika benda tersebut sangat sulit untuk di keluarkan ada baiknya segera mengunjungi dokter atau fasilitas klinik kesehatan. Karena takutnya nanti akan menyebabkan mata tergores dan iritasi.

Apa itu Vertigo? Penyebab, Gejala dan Pengobatannya?

Apa itu Vertigo? Penyebab, Gejala dan Pengobatannya? 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu Vertigo? Mungkin Anda pernah merasakan pusing saat berdiri atau bahkan sedang duduk, nah kondisi seperti itu adalah gejala dari Vertigo. Sensasi yang dirasakan saat mengalami vertigo adalah adanya gangguan pada keseimbangan. 

Banyak dari mereka yang menganggap bahwa kejadian tersebut adalah rasa pusing biasa, tetapi hal tersebut sering kali membuat orang jatuh pingsan loh. Ketika Anda ingin merasakan vertigo seperti apa, Anda dapat memutar tubuh Anda beberapa kali dan rasakan kondisi dari hasil gerakan tersebut. 

Kejadian vertigo ini kerap kali datang secara tiba-tiba, tak hanya itu vertigo juga dapat terjadi pada beberapa kasus. Untuk pengobatan vertigo sendiri memerlukan beberapa terapi dan juga pengobatan khusus, tergantung pada tingkat keparahan vertigo yang di alami.

Apa Penyebab Vertigo?

Mungkin sebagian dari kita tahu bahwa organ tubuh telinga adalah bagian penjaga keseimbangan tubuh. Nah salah satu penyebab terjadinya vertigo adalah adanya gangguan pada telinga bagian dalam, jika hal tersebut terjadi maka mekanisme keseimbangan tubuh terjadi masalah. Selanjutnya terdapat beberapa penyebab lain terjadinya vertigo diantaranya:

  1. Migrain,
  2. Stroke,
  3. Perubahan posisi secara tiba-tiba,
  4. Vestibular neuronitis (inflamasi saraf vestibular pada telinga bagian dalam),
  5. Tumor pada otak,
  6. Pengguna obat-obatan yang menyebabkan kerusakan telinga,
  7. Terdapat luka atau cedera di kepala dan leher,
  8. Penyakit meniere,
  9. Multiple sclerosis, dan
  10. Penuaan.

Apa Gejala Vertigo?

Umumnya gejala vertigo hanya saja merasakan pusing dan juga terganggunya keseimbangan tubuh, tetapi jika seseorang mengalami vertigo terdapat gejala lainnya seperti:

  1. Mual
  2. Muntah
  3. Suara berdering pada telinga(Tinnitus)
  4. Gerakan bola maka tidak normal (Nistagmus)
  5. Sakit kepala
  6. Berkeringat

Pengobatan dan Pencegahan Vertigo

Meskipun vertigo dapat sembuh dengan sendirinya, terdapat beberapa kasus vertigo yang harus di tangani oleh dokter. Tindakan dokter dapat dilakukan ketika sudah mengetahui beberapa penyebabnya. Untuk itu beberapa pengobatan dan pencegahan yang dapat Anda lakukan sebagai berikut:

  1. Tidak bergerak terlalu banyak,
  2. Tidak membaca tulisan apa pun,
  3. Menghindari cahaya yang terlalu banyak,
  4. Duduk atau baring,
  5. Tidak mengubah posisi secara tiba-tiba,
  6. Tidak bermain handphone,
  7. Mengurangi komsumsi alkohol,
  8. Penanganan stress,
  9. Vestibular, dan
  10.  Manuver Epley untuk menangani BBPV.

Kesimpulan

Untuk penanganan yang dapat dilakukan ketika Anda mengalami Vertigo dapat ditangani secara mandiri atau mengikuti beberapa langkah di atas. Tetapi jika Vertio yang dialami sampai membuat seseorang pingan ada baiknya segera mengunjungi rumah sakit atau klinik kesehatan. Karena Vertigo juga dapat menandakan seseorang mengidap penyakit tertentu, Semoga dengan artikel ini dapat membantu Anda menjalani pola hidup sehat dan aman dari berbagai penyakit layaknya Vertigo.

Apa itu Migrain? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apa itu Migrain? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu Migrain? Ketika kepala sudah cenat cenut menghadapi semua masalah dari berbagai aktivitas, pastinya Anda akan mengalami migrain. Selain dari flu, migrain juga sangat mengganggu aktivitas kita sehari-hari bahkan sampai tidak bisa konsentrasi pada suatu hal.

Tetapi apakah kamu tahu bahwa migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang tidak bisa disamakan dengan jenis lainnya. Migrain ini sering datang dan menyerang pada kepala hanya satu sisi saja. Ketika sakitnya sudah menyerang ia akan berdenyut sangat lama hingga berhari-hari.

Migrain bisa menyerang siapa saja dan kapan saja, menurut penelitian WHO orang yang berumur 18 hingga 65 tahun adalah orang yang paling rentan terkena migrain. Untuk kasus migrain ini pertama kali akan dirasakan oleh seseorang yang memasuki masa pubertas dan migrain yang paling berat umumnya dirasakan oleh seseorang yang berumur 35 tahun.

Penyebab Migrain

Migrain

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan terhadap kasus migrain, tetapi hingga kini masih belum diketahui penyebab pasti dari seseorang mengalami migrain. Namun ketika seseorang mengalami migrain terdapat kelainan pada saat migrain tersebut terjadi. Ternyata saat seseorang mengalami migrain penyebabnya adalah turunnya kadar zat kimia yang ada di dalam otak yakni serotonin

Zat ini yang menyebabkan terjadinya trigeminal yakni salah satu saraf yang ada di otak merilis zat kimia pada meningen atau lapisan luar otak yang menyebabkan rasa nyeri.

Tetapi penyebab utama dari migran tersebut belum dipastikan, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan migrain tersebut muncul diantaranya:

  1. Stress,
  2. Gelisah,
  3. Terlalu gembira,
  4. Depresi,
  5. Kelelahan,
  6. Kurang jam tidur,
  7. Hipoglikemia,
  8. Mengonsumsi obat-obat tertentu,
  9. Pola diet,
  10. Terlalu sering mengonsumsi makanan dengan rasa asin,
  11. Sering mengonsumsi makanan dengan pemanis buatan atau MSG,
  12. Sering minum kopi atau alkohol, dan
  13. Terjadinya perubahan hormon pada wanita.

Gejala Migrain

Setelah dari beberapa penyebab migrain yang ada di atas, lalu apa saja dampak jika sudah mengalami migrain?. Nah berikut ini Anda akan mengetahui beberapa dampak dan gejala yang Anda rasakan ketika terkena atau mengalami migrain:

1. Nyeri Pada Satu Sisi

Biasanya jenis sakit kepala pada umumnya adalah merasakan kedua sisi kepala terasa tegang dan juga nyeri. Tetapi bagaimana jika hanya satu sisi saja, nah nyeri satu saja merupakan pertanda Anda sedang mengalami migrain dan bukan jenis sakit kepala yang lainnya.

Sakit migrain ini jika tidak ditangani dengan tepat maka akan semakin parah, apalagi jika ditambahkan dengan melakukan berbagai aktivitas tambahan. Migrain ini juga akan mengalami rasa sakit seperti satu sisi kepala yang berdenyut, lemas, ditarik-tarik, di pukuli, dan sampai akhirnya sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

2. Sensitif Terhadap Cahaya

Ketika seseorang mengalami migrain otak mereka akan lebih cenderung aktif dan merasakan sakit. Hal ini akan ditambah apalagi dengan beberapa faktor di lingkungan sekitar seperti sensitif cahaya atau kebisingan.

Untuk sebagian orang yang mengalami migrain akan cenderung sangat sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau yang juga menjadi penyebab migrain itu sendiri. Apalagi jika seseorang mengalami migrain disertai dengan sakit gigi.

3. Menguap

Umumnya satu atau dua hari seseorang sebelum mengalami migrain akan mengalami menguap lebih sering dari biasanya. Kebanyakan orang merasakan menguap adalah hal yang sangat mengganggu, tetapi menguap ini adalah respon tubuh untuk menyiapkan tubuh agar melakukan pengobatan migrain.

Selain dari menguap ketika terjadinya migrain adalah retensi cairan tubuh, kelelahan, haus, ketagihan makan, perubahan perilaku, dan masih banyak lainnya.

4. Aura

Ketika seseorang mengalami migrain pastinya tidak jauh dari yang namanya aura. Aura ini adalah semacam efek yang dialami oleh penglihatan seseorang, efek ini berupa gangguan pada pandangan yang berupa garis hitam, titik hitam, kilatan cahaya, dan juga berkunang-kunang.

Untuk migrain sendiri lebih cenderung terkena pada wanita, apalagi jika terdapat gejala aura hal ini harus diwaspadai karena jika seseorang mengalami aura ketika migrain akan dapat meningkatkan terkenanya stroke.

5. Perubahan Sensasi

Ketika Anda mengalami beberapa gejala seperti kesemutan pada kaki atau tangan, atau terdapat mati rasa pada lengan, kaki hingga wajah, semuanya masih berkaitan dengan migrain. Kondisi seperti ini pada umumnya berlangsung ketika Anda sedang mengalami migrain.

Selain gejala umum yang dapat dirasakan seseorang ketika mengalami migrain di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang dirasakan, seperti:

  1. Merasa dingin atau panas,
  2. Mengalami sakit perut dan diare,
  3. Tubuh menjadi berkeringat, dan
  4. Sangat sulit berkonsentrasi.

Cara Mengatasi Migrain

Setelah Anda mengetahui beberapa penyebab dan gejala yang dialami seseorang ketika mengalami migrain, lalu bagaimana Anda harus mengatasi migrain ini jika Anda terkena?. Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan jika terkena migrain:

  1. Perbanyak minum air,
  2. Menenangkan diri,
  3. Kompress air dingin,
  4. Menggunakan minyak aromaterapi,
  5. Tidur cukup,
  6. Pijat refleksi,
  7. Pijat Akupresur,
  8. Minum-minuman hangat berbahan jahe,
  9. Olahraga,
  10. Mengonsumsi makanan yang mengandung magnesium,
  11. Makan pedas,
  12. Mengkonsumsi makanan berlemak sehat, dan lain-lain.

Kesimpulan

Jika Anda sudah melakukan beberapa pola hidup sehat dan melakukan penanganan untuk mengatasi migrain maka Anda akan bisa menjalani aktivitas seperti biasanya. Tetapi jika Anda mengalami gejala yang tidak kunjung sembuh juga, sebaiknya segera melakukan pengobatan dengan cara berkunjung kerumah sakit atau klinik kesehatan setempat.

Cacar monyet ( Monkeypox) Awas penularan dan gejalanya

Cacar monyet ( Monkeypox) Awas penularan dan gejalanya 2250 2250 Yudha Pratama

Masyarakat Indonesia beberapa pekan terakhir dikabarkan kasus baru oleh WHO (World Health Organization) yakni cacar monyet (monkeypox).  Hingga saat ini sudah dilaporkan bahwa sudah menyebar ke 12 negara dalam kategori non endemis yang terdapat di dalam 3 regional WHO, diantaranya Amerika, Eropa dan Western Pacific.

Tentu hal tersebut semakin membuat masyarakat menjadi lebih waspada terhadap penyakit ini, lantas apa sebenarnya penyakit cacar monyet ini dan bagaimana kita harus menyikapinya? berikut penjelasannya!

Apa Itu Cacar Monyet

Cacar monyet

Cacar monyet atau dengan istilahnya penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus ini masih termasuk kedalam kategori genus Orthopoxvirus dalam keluarga poxviridae, genus ini masih sama halnya dengan virus penyebab cacar atau virus variola, virus vaccinia (yang digunakan untuk vaksin cacar) dan virus cacar sapi.

Sejarah Cacar Monyet

Pada kasusnya cacar monyet ini ditemukan pada tahun 1958 yang mana pada saat ini wabah ini sangat mirip dengan penyakit cacar yang menyerang koloni monyet untuk dipelihara sebagai bahan penelitian, karena itulah yang menyebabkan penyakit ini dinamakan cacar monyet atau monkeypox.

Dengan kejadian tersebut penyakit ini  sudah ditemukan dapat menyerang manusia pada tahun 1970 di RDK (Republik Demokratik Kango). Selain itu dengan peristiwa tersebut cacar monyet sudah dilaporkan menginfeksi orang-orang yang berada di negara Afrika tengah dan negara barat lainnya seperti:

  1. Kamerun
  2. RAT (Republik Afrika Tengah)
  3. RDK (Republik Demokratik Kango)
  4. Pantai gading
  5. Gabon
  6. Nigeria
  7. Liberia
  8. Republik kongo, dan
  9. Sierra leone.

Penyebab dan Penularan Cacar Monyet (monkeypox)

Awalnya kasus ini dapat menular kepada manusia adalah bersentuhannya dengan hewan yang sudah terinfeksi, orang yang sudah terinfeksi hingga yang sudah terkontaminasi virus ini. Tak sampai disitu virus ini juga terdapat terjadi pada ibu hamil hingga calon bayi pun dapat terjangkit juga. Virus ini tak hanya saat manusia bersentuhan dengan hewan yang terkontaminasi saja tetapi dapat pula menyebar melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi.

Disamping itu ketika virus ini sudah menyebar pada manusia dapat dengan mudah ditularkan pada orang-orang sekitar, yakni melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, bersentuhan dengan luka orang yang terinfeksi hingga benda atau cairan yang sudah tersentuh dengan si penderita.

Pada peristiwa yang menyebabkan cacar monyet ini sudah beberapa spesies hewan yang telah diidentifikasikan, namun hal tersebut masih dilakukan penelitian lebih lanjut. Meskipun nama virus ini adalah virus cacar monyet, namun monyet bukanlah penyebab utama dari virus ini.

Gejala Cacar Monyet

Cacar Monyet

Dengan kasus yang sudah dilakukan penelitian menyatakan bahwa, pada manusia gejala cacar monyet (monkeypox) ini hampir sama dengan gejala cacar air pada umumnya tetapi lebih ringan. Namun yang membedakannya adalah terdapat pembengkakan pada kelenjar getah bening sedangkan untuk cacar air tidak ditemukan.

Masa inkubasi terkenanya seseorang terhadap cacar monyet ini adalah sekitar 2 hingga 3 minggu.

Berikut ini beberapa gejala dan tanda seseorang terkena cacar monyet:

  1. Demam diatas 38°
  2. Sakit kepala
  3. Pembengkakan kelenjar getah bening
  4. Sakit punggung
  5. Nyeri otot
  6. Kelemahan tubuh (Asthenia), dan
  7. Lesi cacar (benjolan berisi air atau nanah di seluruh tubuh).

Cara Pencegahan dan Pengobatannya

Memang ada benarnya ketika ingin terhindar dari suatu penyakit ataupun wabah selalu mengingat pepatah “lebih baik mencegah daripada mengobati” hal ini tentu menjadi lumrah bagi masyarakat Indonesia.

Lalu bagaimana caranya kita untuk mencegah dari terjangkit virus cacar monyet ini, yang mana sewaktu-waktu dapat menyerang Anda hingga keluarga Anda tercinta. Nah berikut ini beberapa tindakan pencegahan yang dapat mencegah infeksi virus cacar monyet (monkeypox):

  1. Menghindari kontak dengan bahan apapun, seperti bersentuhan dengan seseorang, hewan yang sakit, hingga tempat tidur.
  2. Hindari kontak dengan hewan yang termasuk ke dalam reservoir virus (hewan yang sakit atau yang mati di daerah yang terjangkit cacar monyet).
  3. Selalu mencuci tangan dengan benar ketika habis bersentuhan dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
  4. Memasak daging merah dengan benar dan matang.
  5. Memisahkan atau mengkarantina pasien yang terinfeksi.
  6. Menggunakan APD saat merawat pasien yang terinfeksi.

Tetapi jika kita lihat dengan adanya kasus ini yang sudah menyebar pada 12 negara, tentu kita harus mengetahui juga bagaimana cara pengobatan cacar monyet (monkeypox) ini. Namun dengan kasus yang sudah terjadi dan sudah dinyatakan bahwa cacar monyet ini dapat sembuh dengan sendirinya.

Dalam masa inkubasi atau selama pasien sakit yakni 3 hingga 4 minggu atau satu bulan, pasien dapat sembuh dengan sendirinya asalkan si pasien tidak menderita penyakit atau infeksi tambahan. Tidak memiliki penyakit komorbid yang dapat menyebabkan bertambah beratnya pasien untuk sembuh.

Kesimpulan

Meskipun penyakit cacar monyet ini sudah menyerang di 12 negara tadi, dan saat ini pun, Kementerian Kesehatan sudah memberikan konfirmasi terkait adanya penyakit cacar monyet di Indonesia. Oleh karena itu kita sangat wajib untuk waspada dan selalu berhati-hati, jika Anda mendapati gejala dan juga tanda yang sesuai dijelaskan diatas tadi sangat diharapkan untuk Anda segera melapor pada fasilitas pelayanan kesehatan supaya dapat ditangani dengan cepat.

Dengan adanya kasus ini kita juga mestinya sudah harus belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya sama seperti Covid-19, oleh karena itu selalu tetap menjaga protokol kesehatan baik diri sendiri hingga dengan keluarga tercinta.

Sakit kepala Tension Type Headache? || Berikut Penjelasannya!

Sakit kepala Tension Type Headache? || Berikut Penjelasannya! 2251 2251 Yudha Pratama

FAST Clinic, Jakarta – Setiap orang pasti merasakan yang namanya sakit kepala, namun salah satu jenis sakit kepala yang sering dialami pada orang dewasa adalah Tension Type Headache (TTH). Sakit kepala jenis ini sering ditandai dengan terjadinya berulang dari beberapa waktu hingga dengan terjadinya sakit kepala kronik.

Tension Type Headache ini memiliki beberapa gejala yang khas dirasakan, seperti sensasi kepala tertekan, silau akan cahaya dan kepala terasa terikat. Lalu perasaan tertekan dan terikat tadi tak hanya di kepala saja, tetapi terjadi juga pada beberapa otot tubuh seperti otot leher dan bahu.

Jenis-Jenis atau sakit kepala Tipe Tension-Type Headache

Sakit kepala jenis ini juga memiliki beberapa kategori diantaranya:

  1. TTH sewaktu = Sakit yang terjadi pada sesekali tanpa berulang kali.
  2. TTH episodik = Sakit yang terjadi kurang dari 15 kali dalam sebulan, setidaknya dapat terjadi selama tiga bulan berturut-turut.
  3. TTH kronik = Sakit yang terjadi lebih dari 15 kali dalam sebulan, setidaknya dapat terjadi selama tiga bulan berturut-turut.

Tension Type Headache ini kerap terjadi pada orang dewasa khususnya perempuan dibandingkan laki-laki. Mayoritas yang terkena TTH pada usia produktif yakni 25 hingga 50 tahun. Latar belakang yang terkena dari TTH ini adalah mereka yang sibuk akan pekerjaan seperti meniti karir, beban pekerjaan, pekerjaan rumah tangga dan tenggat waktu karena pekerjaan.

Sakit kepala

Apa Penyebab Tension Type Headache

Penyebab utama dari sakit kepala jenis ini adalah beberapa faktor psikis, seperti pekerjaan, kelelahan, dan masalah pribadi tetapi beberapa faktor yang lainnya dapat juga menjadi penyebab Tension Type Headache ini diantaranya:

  1. Rasa cemas,
  2. Kurang berolahraga,
  3. Kondisi tubuh yang lelah,
  4. Postur tubuh yang tidak baik,
  5. Stress, emosional dan depresi,
  6. Menggunakan obat analgesik bebas ,
  7. Kurang istirahat karena tidak kenal waktu, dan
  8. Merasa lapar atau kekurangan cairan tubuh.

Jika dilihat dari beberapa faktor diatas yang menjadikan penyebab sakit kepala (Tension Type Headache) ternyata penyebab umum dari penyakit ini adalah stress dan depresi yang terkait dengan hubungan sosial, dari teman, keluarga, sekolah dan pekerjaan. Nah untuk beberapa contoh penyebab stress tersebut antara lain :

  1. Jam tidur yang kurang,
  2. Obesitas,
  3. Kehilangan pekerjaan,
  4. Tidak memiliki teman atau sahabat dekat,
  5. Memiliki anak baru,
  6. Memasuki dunia kerja,
  7. Memiliki sifat ingin sempurna (perfeksionis),
  8. Beraktivitas berlebihan,
  9. Kembali bersekolah,bekerja atau pelatihan, dan
  10. Memiliki masalah di rumah atau masalah kerukunan rumah tangga.

Dampak Dari sakit kepala (Tension Type Headache)

jika Anda mengalami sakit kepala (Tension Type Headache) hanya sewaktu, terdapat beberapa gejala yang dapat Anda rasakan seperti keluhan nyeri pada titik-titik tubuh tertentu seperti, nyeri bahu, nyeri punggung, nyeri kaki dan lainnya. 

Apabila sakit kepala Tension Type Headache ini dibiarkan saja dan tidak ditangani maka secara terus-menerus akan bisa menyebabkan tekanan darah meningkat sehingga resiko penyakit jantung dapat berkembang. Pada produksi hormon kortisol yang tinggi juga dapat  menjadi faktor pelepasan gula dalam darah sehingga diabetes tipe 2 pun akan meningkat.

Bagaimana Cara Mengatasi Tension Type Headache

Untuk mengatasi Tension Type Headache ini dapat Anda lakukan dengan bantuan kecil seperti pijatan pada otot-otot sekitar kepala, atau menggunakan obat luar seperti minyak urut atau minyak aromaterapi. Tetapi jika sering terjadi sakit kepala pada Anda, maka Anda harus melakukan pengobatan untuk mengatasinya dan bukan hanya meredakan gejalanya saja.

Selain itu mengelola stress dengan baik dan menyeimbangkan pola hidup sehat merupakan langkah pertama yang dapat mengatasi beberapa gejala Tension Type Headache ini. Sesibuk apapun kegiatan Anda ada baiknya sempatkan untuk beristirahat, dan olah raga yang teratur agar dapat melenturkan dan mengendurkan otot-otot yang tegang semalam melakukan aktivitas Anda.

Kesimpulan

Jika situasi dan kondisi Anda tidak kunjung baik ketika sudah melakukan beberapa penanganan yang ada di atas sebaiknya Anda melakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang baik dan cepat. Dokter juga dapat memberikan penanganan tambahan yang bila memang diperlukan oleh pasien seperti pemberian obat antidepresi, fisioterapi dan terapi akupunktur.