Posts By :

FASTLab Editor

Apa Itu Disentri? Cari Tahu Yuk Penjelasannya!

Apa Itu Disentri? Cari Tahu Yuk Penjelasannya! 2250 2250 FASTLab Editor

Apa itu disentri? Disentri adalah peradangan dan infeksi pada usus, yang mengakibatkan diare yang mengandung darah atau lendir. Gejala lain yang mungkin termasuk kram perut, mual, muntah, dan demam. Kondisi ini dapat terjadi sebagai akibat dari infeksi bakteri atau parasit.

Infeksi ini biasanya menyebar sebagai akibat dari kebersihan atau sanitasi yang buruk. Sobat FAST harus tahu bahwa disentri terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

  • Basiler atau Shigellosis, yang disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella.
  • Amoeba atau Amoebiasis, yang disebabkan oleh infeksi Entamoeba histolytica.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala dapat muncul 1-3 hari setelah terinfeksi. Pada beberapa orang, gejalanya membutuhkan waktu lebih lama untuk muncul. Namun, ada juga yang tidak mengalami gejala sama sekali. Setiap jenis memiliki gejala yang sedikit berbeda. Disentri basiler menyebabkan gejala seperti:

  • Diare dengan kram perut,
  • Demam,
  • Mual dan muntah, dan
  • Darah atau lendir pada diare.

Disentri amuba biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, pada beberapa kasus, gejala dapat muncul 2-4 minggu setelah terinfeksi. Berikut ini beberapa gejala yang perlu diwaspadai :

  • Mual,
  • Diare,
  • Kram perut,
  • Penurunan berat badan, dan
  • Demam.

Apa Saja Penyebabnya?

Disentri basiler disebabkan oleh infeksi bakteri shigella (paling umum ditemui). Namun demikian, bakteri Campylobacter, E. coli, dan Salmonella, juga dapat menyebabkan disentri basiler.

Sementara itu, disentri amuba, disebabkan oleh infeksi parasit bersel satu, yaitu Entamoeba histolytica. Umumnya, daerah dengan sanitasi yang buruk merupakan tempat amuba sering ditemui. Komplikasi pada organ hati, yang berupa abses hati bisa disebabkan karena disentri amuba.

Apa Saja Faktor-Faktornya?

Apa itu disentri?

Ada beberapa faktor yang harus Anda ketahui, seperti:

  • Kurangnya menjaga kebersihan, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar.
  • Benda yang terkontaminasi parasit atau bakteri penyebab disentri masuk ke dalam mulut seseorang.
  • Makanan dan air yang terkontaminasi kotoran manusia.
  • Daerah dengan ketersediaan air bersih yang tidak memadai.
  • Lingkungan dengan tempat pembuangan limbah yang tidak tertata dengan saksama.
  • Penggunaan pupuk untuk tanaman yang berasal dari kotoran manusia.

Bagaimana Cara Pencegahannya?

Cara untuk mencegah dengan upaya yang bisa dilakukan, yaitu:

  • Selalu mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum makan, memasak, menyiapkan makanan, dan setelah buang air besar, serta mengganti popok bayi.
  • Menghindari kontak langsung dengan pengidap.
  • Hindari penggunaan handuk yang sama dengan pengidap.
  • Menggunakan air panas untuk mencuci pakaian pengidap.
  • Selalu membersihkan toilet dengan desinfektan setiap digunakan.
  • Menghindari makan buah-buahan yang dikupas oleh orang lain.
  • Mengkonsumsi air yang telah dimasak hingga mendidih dan air di botol yang masih tertutup rapat.
  • Hindari es batu yang dijual sembarangan oleh karena kemungkinan terkontaminasi kuman

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasakan beberapa gejala yang disebutkan diatas, segeralah untuk pergi konsultasi ke Dokter. Berikut beberapa gejala yang parah untuk Anda ketahui, yaitu:

  • Diare disertai darah.
  • Sakit saat buang air besar.
  • Muntah berulang-ulang.
  • Demam tinggi.
  • Penurunan berat badan secara drastis.
  • Memunculkan gejala dehidrasi.

Apa Itu Kencing Nanah? Yuk Cari Tahu Sekarang!

Apa Itu Kencing Nanah? Yuk Cari Tahu Sekarang! 2251 2250 FASTLab Editor

Apa itu kencing nanah? Penyakit yang menular melalui hubungan seksual. Sobat FAST harus tahu, bahwa, penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita, meski umumnya dialami oleh pria.

Gonore dan Raja Singa memiliki kesamaan, yaitu sama-sama penyakit menular seksual. Biasanya dikenal dengan nama penyakit kelamin, sebagian besar menular lewat hubungan seksual baik itu berhubungan seks vaginal (melalui vagina), anal (melalui anus), ataupun oral (melalui mulut).

Namun penyakit ini juga bisa ditularkan tanpa terjadinya penetrasi (masuknya alat kelamin/penis ke oral, vagina atau anal), melainkan melalui darah. Pada penyakit ini tidak menimbulkan gejala, terutama pada wanita.

Penyakit gonore, bilamana  tidak diobati dengan baik. Maka bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti penyakit radang panggul pada wanita dan testis bengkak untuk pria. Jadi penyakit gonore harus segera ditangani dengan tepat dan segera.

jika tidak diobati dengan baik, gonore dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti penyakit radang panggul pada wanita dan testis bengkak pada pria. Oleh karena itu, gonore harus ditangani dengan tepat dan segera.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala pada wanita yang terserang gonore, antara lain:

  • Sensasi nyeri atau terbakar saat buang air kecil,
  • Peningkatan keputihan,
  • Perdarahan vagina di antara periode, dan
  • Keluarnya cairan kental berwarna kuning atau hijau dari vagina.

Pada pria, gejala yang mungkin timbul, seperti:

  • Sensasi terbakar saat buang air kecil,
  • Keluarnya cairan kuning atau hijau dari penis (kencing nanah), dan
  • Testis yang terasa nyeri atau bengkak.

Jika terjadi infeksi dubur, beberapa gejala yang dapat terjadi adalah:

  • Gatal pada dubur,
  • Merasakan sakit,
  • Pendarahan, dan
  • Gerakan usus yang menyakitkan.

Gejala gonore yang terjadi secara oral adalah:

  • Sakit tenggorokan yang berkepanjangan,
  • Peradangan dan kemerahan di tenggorokan, dan
  • Pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher.

Apa Saja Penyebabnya?

Apa itu kencing nanah?

Penyebab penyakit gonore adalah bakteri Neisseria Gonorrhoeae yang biasanya ditemukan di cairan penis dan alat vital wanita dari orang yang terkena infeksi tersebut. Itulah mengapa bakteri tersebut bisa menyebar dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual.

Hubungan seksual ini bisa dilakukan secara vaginal, anal, hingga oral. Bahkan, ada beberapa bukti jika penyakit menular seksual ini dapat ditularkan melalui ciuman dengan lidah. Namun, penelitian lanjutan perlu dilakukan untuk memastikan risiko penularannya.

Apa Yang Akan Terjadi Jika Tidak Segera Diobati?

Pada penyakit kencing nanah (gonore) bisa menimbulkan risiko seperti infeksi jangka panjang. Jadi penderita bisa menularkan gonore kepada seseorang yang dekat dengannya. Berikut beberapa hal yang akan terjadi, jika tidak segera diobati:

  • Kemandulan,
  • Infeksi gonore pada bayi,
  • Kehamilan diluar rahim, dan
  • Keluarnya nanah dari organ intim.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasakan beberapa gejala yang telah dijelaskan diatas, segeralah untuk tidak mengabaikan dan pergi ke dokter untuk mengkonsultasikan gejala yang Anda rasakan tersebut. Agar bisa mendapatkan pertolongan pertama dari Dokter.

Terima kasih untuk sobat FAST yang sudah membaca artikel ini sampai tuntas, jangan lupa untuk dishare juga ke teman-temannya. Jangan lupa juga untuk membaca artikel kami yang lainnya. Bilamana mempunyai komentar, maka sampaikan dan tulis di kolom yang tersedia.

Hiperurismia (Asam Urat) – Bagaimana Cara Mengatasinya?

Hiperurismia (Asam Urat) – Bagaimana Cara Mengatasinya? 700 524 FASTLab Editor

Hiperurismia (Asam Urat) sobat FAST sudah tahu? Mungkin ada beberapa sobat FAST sebelumnya sudah paham tentang Hiperurismia (asam urat), namun tidak perlu khawatir bagi yang belum paham. Kami akan membahasnya pada artikel kali ini.

Dislipidemia merupakan kondisi kadar lemak dalam darah meningkat, hal ini dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke. Hal tersebut tidak menyebabkan gejala tetapi akan terdeteksi setelah pemeriksaan darah atau medical check-up

Asam urat dengan kolesterol yang tinggi merupakan gangguan kesehatan yang saling terikat, jika seseorang mengalami keduanya maka tingkat resikonya juga akan meningkat.

Apa Saja Penyebabnya?

Ada beberapa penyebab yang harus Sobat FAST ketahui, hal tersebut dilihat dari jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi seperti:

  1. Seafood (makanan laut
  2. Jeroan (ampela, kikil, hati, babat, usus, otak dan ginjal)
  3. Daging merah
  4. Minuman beralkohol

Apa Saja Gejalanya?

Beberapa gejala yang biasa dialami penderita, seperti:

  1. Sakit dada atau kaki pada sat berjalan
  2. Sakit kaki, terutama pada saat berjalan atau berdiri
  3. Sesak napas
  4. Rasa sakit dan tekanan pada leher, rahang, bahu dan punggung
  5. Mulas
  6. Gangguan tidur
  7. Lelah pada siang hari
  8. Pusing
  9. Palpitasi jantung
  10. Keringat dingin
  11. Pingsan
  12. Muntah dan mual
  13. Pembengkakan kaki, pergelangan kaki, pembuluh darah di leher dan perut

Gejala Asam urat

Cara Mengatasi Dislipidemia (Asam Urat)?

Gejala umum pada asam urat diantaranya:

  1. Sendi tiba-tiba terasa sangat sakit
  2. Nyeri yang semakin berkembang, pembengkakan, rasa panas dan kemerahan pada kulit sendi
  3. Kesulitan untuk berjalan
  4. Ketika gejala mereda, kulit sekitar sendi akan terlihat bersisik dan terkelupas (biasanya terasa gatal)

Jika dari kedua gejala sudah mereda sebaiknya segera mengunjungi dokter untuk berkonsultasi dan pengobatan, hal ini dilakukan untuk pencegahan agar tidak terulang lagi gejala yang dialami pada sebelumnya.

Apa Saja Saran Bagi Penderita?

Ada beberapa saran yang mungkin bisa dilakukan bagi penderita atau pengidap, disarankan untuk melakukan pola hidup sehat, seperti:

  • Batasi konsumsi makanan tinggi yang berlemak jenuh (gorengan, makanan bersantan dll).
  • Batasi konsumsi makanan tinggi asam urat (Kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, melinjo, jeroan, seafood, dan daging merah).
  • Rutin berolahraga setiap hari min. 30 menit/hari untuk menghindari stres berlebih.
  • Luangkan waktu istirahat min. 8 jam/ hari.
  • Hindari merokok atau meminum-minuman beralkohol.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasakan beberapa keluhan yang sudah dijelaskan diatas, segera untuk berkonsultasi ke dokter. Ikuti anjuran yang akan diberikan oleh dokter, mulai dari obat-obatan, pola makan, dan pola istirahat.

Perlu ditanyakan juga untuk jadwal kontrol atau pemeriksaan kadar lipid dan asam urat ulang setelah pengobatan dimulai. Bilamana ditentukan harus mengkonsumsi obat ketika waktu tertentu (umumnya malam hari untuk konsumsi obat dislipidemia).

Jangan lupa untuk memberikan jarak konsumsi antar obat minimal 30 menit dalam menghindari terjadinya interaksi negatif antar obat dan jangan konsumsi obat bersamaan dengan minuman beralkohol.

Anda harus tetap memperhatikan beberapa keluhan yang timbul pasca konsumsi obat, khususnya gejala alergi seperti gatal-gatal, pembengkakan pada mata atau bibir, kulit kemerahan, atau sesak napas.

Jika ada segera untuk konsultasi kembali ke dokter atau ke IGD rumah sakit dalam mendapatkan penanganan lanjutan. Terima kasih sudah membaca artikel ini, jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lainnya. 

Bilamana sobat FAST memiliki beberapa pertanyaan, bisa langsung memberikan komentar melalui kolom dibawah ini. Jangan lupa juga untuk download aplikasi FASTLab yang sudah tersedia baik pengguna Android atau IOS.

Apa Itu Mastitis? – Infeksi Pada Payudara

Apa Itu Mastitis? – Infeksi Pada Payudara 2251 2251 FASTLab Editor

Apa Itu Mastitis? Mungkin untuk sebagian wanita ada yang sudah tahu tentang penyakit Mastitis. Istilah Mastitis memang sedikit asing bagi sebagian orang, tapi untuk ibu hamil yang tengah menunggu HPL adalah kondisi yang wajib dipahami.

Contohnya seperti ASI yang menyimpan banyak sekali manfaat dan kebaikan untuk bayi atau ibu nya. Pada perjuangan seorang ibu dalam memberikan ASI selama 2 tahun kehidupan anak sangatlah berkesan.

Menyusui merupakan hal yang alami, tetapi ada banyak kendala yang mungkin bisa dialami saat masa awal menyusui. Seperti di minggu pertama setelah melahirkan sebagian ibu bisa saja tidak dapat menyusui dengan lancar, karena sakitnya payudara terasa saat ASI keluar dari puting.

Hal ini sebenarnya tidak berkaitan dengan masalah kesehatan dari diri ibu, namun terkadang stres dan rasa tidak percaya diri membuat proses menyusui memberikan efek samping tersebut.

Adanya sebuah pembengkakan payudara dan salah posisi saat menyusui bisa menjadi penyebab ibu merasakan nyeri saat menyusui. Hal tersebut ada pada kondisi yang bisa menyebabkan nyeri saat menyusui disebut dengan Mastitis.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala yang dapat dialami seseorang ketika terkena Mastitis terdapat pada salah satu payudara dan terjadi secara tiba-tiba, berikut gejalanya:

  1. Payudara kemerahan dan terasa hangat
  2. Pembengkakan pada payudara
  3. Payudara terasa nyeri ketika disentuh
  4. Nyeri dan terasa sensasi terbakar pada payudara 

Tetapi dengan gejala tersebut terdapat pula beberapa gejala yang dapat terjadi juga diantaranya:

  1. Menggigil
  2. Demam
  3. Lemas dan lelah
  4. Pegal-pegal
  5. Mual
  6. Keluar cairan nanah pada puting payudara
  7. Benjolan pada payudara
  8. Pembengkakan kelenjar getah bening di area leher atau ketiak

Apa Saja Penyebabnya?

Apa Itu Mastitis?

Terdapat 2 kondisi wanita yang menyebabkan terjadinya Mastitis, yakni wanita menyusui dan tidak menyusui berikut penjelasannya:

Wanita menyusui

  1. Bayi tidak cukup menyusu
  2. Posisi mulut bayi yang tidak tepat ketika menyusu
  3. Pengeluaran ASI yang tidak teratur
  4. ASI yang dihasilkan terlalu banyak
  5. Terlalu sering menyusui dari satu payudara saja
  6. Proses menyapih bayi yang terlalu cepat

Wanita tidak menyusui

  1. Tindikan pada payudara
  2. Cedera pada payudara
  3. Pemasangan implan pada payudara
  4. Mencukur atau mencabut bulu di sekitar puting
  5. Kondisi diabetes, penyakit kronik, HIV/AIDS
  6. Penyakit kulit seperti eksim
  7. Sistem imun yang lemah, misalnya seseorang yang sedang menjalani radioterapi

Apa Saja Faktornya?

Ada beberapa faktor yang harus Sobat FAST ketahui sebelum risiko payudara meningkat, seperti:

  • Pernah mengalami infeksi payudara.
  • Sering stres atau terlalu lelah.
  • Kurang asupan nutrisi.
  • Perokok aktif.
  • Sering melakukan olahraga berat.
  • Menggunakan bra terlalu ketat.

Apa Saja Pengobatannya?

Beberapa pengobatan berikut ini dapat Anda lakukan secara mandiri diantaranya:

  1. Kompres dengan air hangat selama 15 menit dalam 4 x sehari
  2. Perbanyak istirahat dan mencukupi cairan tubuh
  3. Hindari pakaian yang terlalu ketat
  4. Konsumsi makanan tinggi akan nutrisi 
  5. Konsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol dan ibuprofen
  6. Pijat relaksasi pada payudara untuk melancarkan penyumbatan, terutama pada area benjolan terus mengarah ke puting untuk melancarkan aliran ASI.

Selain itu untuk meredakan gejala Mastitis ini dapat Anda melakukannya dengan cara:

  1. Menyusui dengan payudara yang mengalami pembengkakan.
  2. Lihat posisi mulut bayi dengan benar ketika sedang menyusu.
  3. Perah ASI menggunakan pompa ASI atau dengan tangan saat payudara terasa penuh.
  4. Lakukan menyusui secara teratur setiap 2 jam sekali dengan posisis payudara yang berbeda-beda.
  5. Konsultasi dengan dokter.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda telah merasakan beberapa gejala yang telah dijelaskan diatas, ada sebaiknya untuk segera pergi konsultasi ke dokter. Agar bisa mendapatkan pengobatan pertama dan jangan dibiarkan untuk menghindari penyakit tambah parah.

Terima kasih untuk sobat FAS sudah membaca artikel ini sampai selesai, semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa untuk membaca juga artikel kami yang lainnya. Bila Anda memiliki sebuah pertanyaan bisa komen di kolom yang tersedia di bawah ini.

Jangan lupa untuk download aplikasi FASTLab!

Diabetes Mellitus Tipe 2 – Bagaimana Cara Mengatasinya?

Diabetes Mellitus Tipe 2 – Bagaimana Cara Mengatasinya? 2250 2251 FASTLab Editor

Diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis penyakit yang mengganggu metabolik yang ditandai dengan adanya kenaikan gula darah akibat dari penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas atau gangguan fungsi insulin.

Penyakit ini jika dibiarkan tanpa adanya penanganan penyakit meningkatkan risiko gangguan serius pada jantung, mata, dan saraf dalam tubuh. Diabetes melitus merupakan kondisi yang dialami seumur hidup, sehingga bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari pengidapnya.

Bagi pengidap harus mengubah pola makan, minum obat, dan melakukan pemeriksaan rutin dalam mengelola penyakit ini. Biasanya sering sekali dikaitkan dengan kelebihan berat badan, gaya hidup tidak aktif, dan memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.

Apa Saja Gejalanya?

Beberapa gejala yang dapat dialami seseorang ketika terkena Diabetes mellitus tipe 2 terdapat 2 jenis yakni akut dan kronik perbedaannya sebagai berikut:

Gejala akut:

  1. Polyphagia (banyak makan)
  2. Polidipsi (banyak minum)
  3. Sering buang air kecil
  4. Berat badan menurun dengan cepat (5-10 kg dalam 2 hingga 4 minggu)

Gejala kronik:

  1. Kesemutan
  2. Sensasi kulit panas dan tertusuk jarum
  3. Kebas pada kulit
  4. Kram
  5. Kelelahan
  6. Mudah mengantuk
  7. Pandangan kabur
  8. Gigi mudah goyah dan mudah lepas
  9. Gairah seksual menurun
  10. Impotensi pada pria
  11. Sering keguguran atau mati janin pada ibu hamil
  12. Bayi lahir lebih 4 kg pada ibu melahirkan

Apa Saja Penyebabnya?

Pada diabetes melitus biasanya disebabkan oleh dua kondisi, seperti:

  • Sel-sel otot, lemak, dan hati menjadi resisten terhadap insulin. 
  • Pankreas tidak bisa memproduksi insulin yang cukup dalam mengatur kadar gula darah.

Untuk penyebab pastinya, masih belum diketahui. Namun, kelebihan berat badan dan tidak aktif secara fisik menjadi faktor utama yang berkontribusi.

Apa Saja Faktornya?

Diabetes mellitus tipe 2

Ada sejumlah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengidap diabetes melitus. Contohnya seperti berikut:

  • Obesitas.
  • Adanya penumpukan lemak di perut.
  • Tidak bergerak aktif.
  • Ada riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.
  • Orang dengan kulit hitam, hispanik, penduduk asli Amerika dan Asia, serta penduduk Kepulauan Pasifik berisiko tinggi terkena diabetes melitus.
  • Rendahnya kadar kolesterol HDL.
  • Risiko diabetes melitus meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Mengidap sindrom ovarium polikistik.
  • Area kulit yang menggelap.

Apa Saja Pengobatannya?

Terdapat 2 jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk Diabetes mellitus tipe 2 yakni dengan cara pemberian Antidiabetik oral dan insulin, masing-masing pengobatan berbeda penanganan berikut penjelasannya:

  1. Antidiabetik oral digunakan untuk menormalkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi
  2. Insulin digunakan untuk menaikan pengambilan glukosa ke dalam sel-sel sebagian besar jaringan, penaikan penguraian glukosa secara oksidatif, menaikan pembentukan glikogen dalam hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen, menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasakan beberapa gejala yang sudah dijelaskan di atas, sebaiknya Anda pergi ke dokter untuk konsultasi atas apa yang dirasakan. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang kesehatan pengidap, bukan hanya perubahan gaya hidup lebih sehat saja yang harus dilakukan.

Anda juga bisa mengkonsumsi suplemen untuk menunjang kesehatan yang dibutuhkan tubuh. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lainnya.  

Segera download aplikasi FASTLab untuk mempermudah Anda.

Apa Itu Vulvitis? Bagaimana Cara Mengatasi Vulvitis?

Apa Itu Vulvitis? Bagaimana Cara Mengatasi Vulvitis? 2251 2251 FASTLab Editor

Apa Itu Vulvitis? Vulvitis merupakan peradangan pada vulva wanita yang ditandai rasa gatal dan perih di area kemaluan wanita. Vulva ini merupakan bagian luar vagina yang merupakan lipatan kulit, tetapi sering disalah artikan sebagai vagina.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala umum yang dialami oleh seseorang sangat bervariasi tergantung dari penyebab Vulvitis tersebut. Berikut ini beberapa gejala yang dirasakan penderita:

  1. Keputihan,
  2. Kulit vulva bersisik dan menebal,
  3. Rasa sangat gatal di alat kelamin,
  4. Bengkak dan merah di labia dan vulva,
  5. Terdapat benjolan berisi cairan di vulva (blister), dan
  6. Sensasi terbakar dan kulit pecah-pecah di sekitar vulva.

Apa Saja Penyebabnya?

Ada beberapa penyebabnya yang terjadi, karena banyaknya kondisi dan perilaku seseorang bisa menyebabkan penyakit ini terjadi pada seseorang diantaranya:

  1. Iritasi,
  2. Infeksi,
  3. Estrogen rendah,
  4. Penyakit kulit,
  5. Kanker vulva,
  6. Vulvodynia,
  7. Vulva tidak bersih, dan
  8. Penggunaan obat-obatan.

Apa Saja Faktor- Faktornya?

Apa Itu Vulvitis?

Jika dilihat dari usia Vulvitis dapat menyerang siapa saja, tetapi resiko terjadinya Vulvitis ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

  1. Diabetes,
  2. Kulit sensitif,
  3. Gangguan mental,
  4. Imun lemah,
  5. Remaja yang belum mengalami pubertas,
  6. Menopause, dan
  7. Penyakit yang menyebabkan gatal kulit seperti, Liver atau limfoma.

Bagaimana Cara Pengobatannya?

Biasanya untuk pengobatan vulvitis tergantung pada kondisi dan usia untuk mengatasinya, dari usia, kondisi kesehatan hingga riwayat kesehatan pasien. Berikut ini beberapa pengobatan yang dapat Anda lakukan:

  1. Mengenakan pakaian dalam yang longgar dan berbahan katun.
  2. Berhenti menggunakan produk yang menyebabkan iritasi.
  3. Membersihkan area kewanitaan dengan air hangat.
  4. Tidak menggaruk bagian yang gatal karena dapat menyebabkan iritasi.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasa bahwa penyakit ini mengganggu dan sudah dilakukan pengobatan secara mandiri tetapi tak kunjung sembuh, sebaiknya segera melakukan pengobatan ke rumah sakit atau klinik kesehatan. 

Nanti dokter akan memeriksa penyebab yang mendasari Vulvitis ini dan menentukan pengobatan yang cocok. Semoga bisa bermanfaat dan terima kasih sudah membaca artikel ini, jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lainnya.

Abses Folikel Rambut – Kelenjar Sebasea

Abses Folikel Rambut – Kelenjar Sebasea 512 384 FASTLab Editor

Abses Folikel Rambut atau Kelenjar Sebasea merupakan kondisi dimana adanya nanah pada folikel rambut dan kelenjar sebasea lainnya, yang disebabkan oleh inflamasi dan peradangan. Walaupun sering kali tidak berbahaya, folikulitis bisa memburuk dan menyebabkan rambut hilang secara permanen.

Sobat FAST harus tahu, bahwa folikel hampir terdapat di seluruh tubuh. Maka dari itu folikulitis bisa terjadi pada bagian tubuh mana saja. Namun, di sebagian besar kasus folikulitis muncul di leher, paha, ketiak, dan bokong. 

Apa Saja Penyebabnya?

Untuk penyebab dari Abses Folikel Rambut ini terdapat 2 jenis yakni, Superficial folliculitis dan Deep folliculitis. Dari kedua jenis tersebut berbeda pula penyebabnya, berikut penjelasannya:

Superficial folliculitis

  1. Infeksi oleh bakteri seperti Staphylococcus.
  2. Bakteri seperti Pseudomonas.
  3. Infeksi oleh jamur seperti Malassezia.
  4. Disebabkan oleh ingrown hair (Rambut yang tumbuh ke dalam).

Deep folliculitis

  1. Disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus.
  2. Menggunakan antibiotik jangka panjang untuk mengatasi jerawat.
  3. Bisul yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus.
  4. Penderita HIV/AIDS yang terkena Eosinophilic folliculitis.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala yang dirasakan oleh penderita Abses Folikel Rambut ini tergantung pada tingkat keparahannya, berikut gejala umum yang dirasakan oleh penderita:

  1. Kulit terasa perih dan nyeri.
  2. Gatal dan sensasi terbakar pada kulit.
  3. Rambut pada area yang meradang rontok.
  4. Benjolan yang berisi nana, dapat menjadi besar hingga pecah.
  5. Benjolan kecil seperti jerawat di area rambut tumbuh.

Bagaimana Cara Pengobatannya?

Pada pengobatan Abses Folikel Rambut dapat dilakukan secara mandiri dan bantuan dokter, berikut ini beberapa pengobatan yang dapat Anda coba:

  1. Obat-obatan,
  2. Operasi, dan
  3. Terapi laser.

Apa Saja Pencegahannya?

Abses Folikel Rambut

Selain pengobatan yang dapat dilakukan berikut ini beberapa tips pencegahan agar Abses Folikel Rambut tidak berulang:

  1. Menjaga kulit tetap bersih dan lembab.
  2. Menggunakan pisau cukur yang tajam.
  3. Gunakan krim pencukur sebelum mencukur.
  4. Gunakan produk untuk perawatan kulit.
  5. Hindari menggunakan pakaian ketat.
  6. Gunakan handuk yang bersih dan jangan berbagi.
  7. Hindari mandi atau berenang pada tempat yang kebersihannya tidak menjamin.
  8. Rajin mencuci tangan dan tubuh dengan air bersih dan sabun.

Apa Saja Faktor-Faktornya?

Ada beberapa faktor folikulitis bisa terjadi dengan siapa saja, akan tetapi lebih berisiko dialami oleh orang-orang, seperti:

  • Mempunyai Jerawat.
  • Menderita peradangan pada kulit.
  • Berendam dalam bak air panas yang tidak terawat dengan baik.
  • Sering mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat.
  • Sering mencukur (penggunaan alat cukur rambut yang tidak tepat).
  • Menggunakan pakaian yang ketat.
  • Rambut yang tumbuh ke dalam.
  • Mempunyai penyakit yang menurunkan kekebalan tubuh (Diabetes, HIV/AIDS, leukemia).
  • Menggunakan obat-obatan tertentu dalam mengatasi jerawat.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasakan beberapa gejala yang sudah dijelaskan diatas atau sudah merasa ada tanda-tanda di atas, terutama bila keluhan tersebut tidak hilang setelah beberapa hari.

Infeksi Saluran Kemih (Bagian Bawah) – Yuk Cari Tahu!

Infeksi Saluran Kemih (Bagian Bawah) – Yuk Cari Tahu! 2251 2251 FASTLab Editor

Infeksi saluran kemih merupakan kondisi dimana organ yang termasuk ke dalam sistem kemih telah mengalami infeksi. Organ yang dimaksud bisa ginjal, uretra, atau kandung kemih. Akan tetapi, infeksi saluran kemih umumnya terjadi di uretra dan kandung kemih.

Diawali dengan ginjal, zat sisa di dalam darah disaring. Kemudian dikeluarkan dalam bentuk urine. Lalu urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Setelah itu ditampung dikandung kemih, urine akan dibuang dari luar tubuh melalui saluran uretra.

Pada infeksi saluran kemih biasanya terjadi saat bakteri masuk melalui uretra. Kemudian bakteri berkembang biak di dalam kandung kemih. Jika Anda mengabaikan atau tidak ditangani, bakterinya bisa menyebabkan infeksi sampai ke ginjal.

Apa Saja Gejalanya?

Pada orang dewasa, gejala infeksi kandung kemih antara lain:

  • Rasa nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil,
  • Frekuensi buang air kecil meningkat, tapi hanya sedikit urine yang keluar,
  • Rasa tidak nyaman di perut bawah dan panggul,
  • Urine berwarna gelap dan berbau tidak sedap,
  • Terdapat darah di dalam urine (hematuria), dan
  • Demam dan tidak enak badan.

Pada anak-anak, beberapa gejala infeksi kandung kemih di antaranya:

  • Demam,
  • Sering mengompol di siang hari,
  • Tubuh mudah lelah,
  • Nafsu makan berkurang,
  • Rewel, dan
  • Muntah.

Apa Saja Penyebabnya?

Infeksi Bakteri, seperti:

  • Membersihkan anus dari belakang ke depan setelah buang air besar,
  • Penggunaan alat kontrasepsi diafragma,
  • Penggunaan kateter, dan
  • Hubungan seks.

Selain infeksi bakteri, infeksi kandung kemih juga dapat disebabkan oleh:

  • Efek samping obat kemoterapi, seperti cyclophosphamide dan ifosfamide,
  • Efek samping terapi radiasi pada panggul atau bedah pada kandung kemih,
  • Penyakit lain, seperti pembesaran prostat, batu kandung kemih, dan diabetes,
  • Sistem kekebalan tubuh melemah, misalnya akibat HIV atau kemoterapi,
  • Iritasi akibat zat kimia yang terdapat di dalam sabun atau spermisida, dan
  • Perubahan hormon pada masa menopause atau kehamilan.

Apa Saja Jenis Saluran Kemih?

Hal yang harus Anda ketahui, ada dua jenis infeksi saluran kemih, yaitu:

  • ISK atas (Infeksi yang terjadi pada organ yang terletak sebelum kandung kemih, yaitu ginjal dan ureter).
  • ISK bawah (Infeksi di kandung kemih pada bagian bawah, yaitu kandung kemih dan uretra).

Pada bagian atas jauh lebih berbahaya dan Anda harus segera menanganinya. Jika Anda membiarkan, infeksi di ginjal bisa menyebar luas ke seluruh tubuh.

Apa Saja Faktor-Faktornya?

Infeksi saluran kemih

Faktor-faktor yang terjadi umumnya pada wanita, ada banyak wanita mengalami lebih dari satu kali selama hidupnya. Cara menghindarinya, Anda harus tahu beberapa faktor yang mungkin bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini.

Berikut beberapa faktornya, yaitu:

  • Sering melakukan hubungan seksual..
  • Anatomi tubuh wanita yang mempunyai uretra akan lebih pendek dibandingkan pria.
  • Menggunakan jenis alat kontrasepsi tertentu.
  • Sudah menopause.

Kemudian untuk faktor risiko ISK secara umum, seperti:

  • Mempunyai sebuah kelainan saluran kemih.
  • Terjadi penyumbatan di saluran kemih.
  • Sistem kekebalan tubuh yang rendah.
  • Menggunakan kateter.
  • Mendapatkan operasi atau pemeriksaan saluran kemih.

Sobat FAST harus tahu, terutama bagi para wanita. Wanita yang mempunyai sebuah kebiasaan menyeka area kemaluan setelah melakukan buang air kecil dari arah belakang ke depan, bisa berisiko terserang penyakit ini. Mengapa demikian? Karena uretra terletak berdekatan dengan anus yang cenderung mempunyai banyak bakteri.

Pada hal yang berhubungan intim akan menyebabkan bakteri masuk ke saluran kemih, selain dari kebiasaan jorok dari buang air kecil. Dalam hal ini bisa membersihkan area kemaluan setelah melakukan hubungan intim.

Bagaimana Cara Pencegahannya?

Pengobatan ini bisa menggunakan antibiotik. Akan tetapi, pemeriksaan harus dilakukan terlebih dahulu. Pemeriksaan tersebut harus dilakukan oleh dokter, agar jenis antibiotik yang diresepkan sesuai dengan kondisi pasien.

Pencegahan yang harus dilakukan bisa dengan minum air putih yang banyak, sehingga bakteri yang mungkin masuk akan terbilas bersama urine. Pada wanita ISK bisa dicegah dengan menerapkan cara yang benar saat membersihkan organ intim setelah buang air besar.

Infeksi saluran kemih dapat dicegah dengan banyak minum air, sehingga bakteri yang mungkin masuk ke saluran kemih akan selalu terbilas bersama urine. Pada wanita, ISK dapat dicegah dengan menerapkan cara yang benar saat membersihkan organ intim setelah buang air besar.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda telah merasakan atau mengalami salah satu gejala yang dijelaskan diatas, sebaiknya untuk segera melakukan pemeriksaan medis. Apabila penyakit ini mendapat diagnosis dini, maka kemungkinan terjadinya komplikasi bisa dicegah.

Pielonefritis Tanpa Komplikasi? Yuk Cari Tahu!

Pielonefritis Tanpa Komplikasi? Yuk Cari Tahu! 2251 2250 FASTLab Editor

Pielonefritis tanpa komplikasi? Sebuah infeksi pada salah satu atau kedua ginjal yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Kondisi ini merupakan salah satu jenis infeksi saluran kemih. Tugas utama dari organ ginjal yaitu membuang limbah dan mengambil air tambahan dari darah.

Ginjal merupakan bagian dari saluran kemih Anda, membuat limbah cair (urine) dan bisa mengeluarkannya dari tubuh. Bakteri dan virus biasanya mencapai kandung kemih melalui uretra. Pada hal ini bisa menyebabkan infeksi yang mempengaruhi fungsi ginjal.

Pada infeksi ginjal berisiko terjadi pada wanita dibandingkan pria. Kelainan saluran kemih yang sudah ada sebelumnya bisa membuat seseorang lebih rentan terkena infeksi ginjal. Pengobatan infeksi ginjal umumnya tidak memerlukan rawat inap, kecuali bila penderita itu anak-anak, mengalami dehidrasi, atau menderita sepsis.

Apa Saja Gejalanya?

Di Fase awal dari pielonefritis ada beberapa gejala yang harus Anda ketahui, gejala yang paling umum yaitu demam dan sakit pinggang, lalu untuk gejala lainnya: 

  1. Menggigil,
  2. Sering buang air kecil,
  3. Mual,
  4. Rasa sakit ketika buang air kecil,
  5. Urine terlihat keruh dan berbau tidak enak,
  6. Rasa sakit pada tulang rusuk atau panggul,
  7. Mendadak ingin buang air kecil,
  8. Darah dalam urine (hematuria),
  9. Sakit perut, dan
  10. Muntah.

Ada kemungkinan beberapa tanda dan gejala yang tidak disebutkan diatas, jika Anda merasa khawatir terhadap suatu gejala, segera konsultasikan dengan dokter Anda. Lansia dengan anak-anak telah mengalami infeksi ginjal, terkadang tidak menunjukkan gejala yang jelas.

Bagi lansia, biasanya ada gejala yang timbul seperti gangguan kesadaran, linglung, dan bicara kacau. Namun, pada anak-anak kondisi ini bisa menyebabkan anak rewel dan mengompol.

Apa Saja Penyebabnya?

pielonefritis tanpa komplikasi?

Pielonefritis disebabkan oleh bakteri atau virus yang menginfeksi urine dan mencapai ginjal dengan melalui ureter atau dari aliran darah. Bakteri yang masuk saluran kemih Anda melalui uretra dapat berkembang biak dan berjalan menuju ginjal.

Bakteri dari infeksi pada tempat lain di tubuh Anda juga bisa menyebar melalui aliran darah ke ginjal. Walaupun banyak bakteri dan virus yang menjadi penyebab infeksi ginjal, bakteri paling umum yaitu E. coli

Apa Saja Faktor-Faktornya?

Sobat FAST harus tahu, bahwa ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko infeksi saluran kemih, termasuk infeksi ginjal yaitu:

  • Berjenis kelamin wanita.
  • Sering melakukan hubungan seks (Saluran kencing jadi mudah teriritasi dan memudahkan bakteri masuk ke kandung kemih.
  • Berhubungan seks secara anal (melalui dubur) sehingga bakteri di dalam anus lebih mudah masuk ke saluran kemih.
  • Kehamilan, karena aliran urine menjadi lebih lambat akibat perubahan fisik saat hamil sehingga bakteri bisa dengan mudah menyebar ke organ ginjal.
  • Mempunyai kelainan bentuk saluran kemih.
  • Memiliki sumbatan di saluran kemih, misalnya akibat pembengkakan prostat.
  • Sering mengalami sembelit, khususnya pada anak-anak.
  • Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya akibat penyakit HIV/AIDS atau efek samping obat kemoterapi.
  • Merasakan prostatitis, yaitu infeksi pada kelenjar prostat yang bisa menyebar hingga ke ginjal.
  • Menderita kerusakan saraf di sekitar kandung kemih yang dapat membuat penderitanya tidak sadar bahwa ia mengalami infeksi saluran kemih sampai infeksinya menyebar ke
  • Menderita penyakit yang menyebabkan sulit buang air kecil (retensi urine), misalnya multiple sclerosis atau spina bifida.

Ada beberapa prosedur medis bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi ginjal, seperti memasukkan alat tertentu ke dalam saluran urine (sistoskopi). Disisi lain penggunaan kateter urine untuk jangka panjang juga bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi ginjal.

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda merasakan beberapa gejala yang telah dijelaskan diatas, Anda segera untuk konsultasikan ke dokter. Gejala seperti :

  • Infeksi saluran kemih,
  • Sakit & panas buang air besar, dan
  • Urine tampak keruh atau kemerahan.

Infeksi saluran kemih yang tidak ditangani, akan menyebabkan perkembangan menjadi infeksi ginjal. Segera untuk pergi periksa ke dokter, jika saluran kemih sudah diobati, tetapi kondisinya masih belum juga membaik.

Pada infeksi ginjal, jika tidak ditangani dengan baik bisa berkembang menjadi sepsis yang membahayakan nyawa. Segera untuk kunjungi dokter, jika muncul gejala sepsis, seperti jantung berdebar, sesak nafas, atau gangguan kesadaran.

Bagi pengguna kateter urine bisa berisiko menderita infeksi ginjal, jika kateter tetap perlu dipasang setelah pulang ke rumah. Jadi Anda harus rutin kontrol ke dokter untuk mengantisipasi risiko terjadinya infeksi ginjal.

Varisela (Cacar air) – Yuk Cari Tahu Cara Mengatasinya!

Varisela (Cacar air) – Yuk Cari Tahu Cara Mengatasinya! 512 284 FASTLab Editor

Varisela (cacar air) merupakan penyakit yang menular dan disebabkan oleh virus herpes varicella zoster. Ditandai dengan gejala seperti ruam kemerahan yang berisi cairan dan terasa gatal di seluruh tubuh.

Penyakit ini pernah menjadi penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. Setelah vaksinasi cacar air dilakukan sejak tahun 1990-an, kasus cacar air mulai berkurang secara bertahap. Cacar air bisa menyebabkan komplikasi serius pada bayi, ibu hamil, penderita HIV/AIDS, dan seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.

Apa Saja Penyebabnya?

Penyebab utama seseorang terkena cacar air ini adalah terinfeksinya virus herpes varicella zoster. Virus ini dapat menular dari percikan cairan tubuh atau droplet melalui mulut atau hidung ketika batuk dan bersin. Selain itu penderita juga dapat menularkan ke orang sekitar bila orang tersebut kontak langsung dengan cairan yang ada di dalam lenting cacar.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala yang dapat dirasakan oleh seseorang jika terkena varisel terdapat 2 tahap yakni gejala awal dan gejala berkelanjutan, gejala awalnya seperti:

  1. Demam tinggi,
  2. Badan pegal-pegal,
  3. Sakit kepala, dan
  4. Nafsu makan berkurang.

Setelah beberapa hari si penderita akan merasakan gejala lanjutan seperti:

  1. Ruam kemerahan,
  2. Bintik-bintik di sekujur tubuh, dan
  3. Gatal-gatal.

Bagaimana Cara Pencegahannya?

Varisela (cacar air)
17415997 – detail baby with chicken pox rash

Cara pencegahan ini bertujuan untuk mengurangi keparahan gejala, dengan atau tanpa bantuan obat. Ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan dalam meringankan gejala, yaitu:

  • Mengenakan pakaian yang longgar,
  • Mengenakan pakaian berbahan lembut, dan
  • Tidak menggaruk ruam atau luka cacar air.

Pencegahan cacar air yaitu dengan mendapatkan vaksinasi cacar air atau vaksin varicella. Pada negara Indonesia sendiri, vaksin cacar air tidak termasuk dalam daftar imunisasi rutin lengkap, namun dianjurkan untuk diberikan.

Apa Pentingnya Vaksin Varicella?

Vaksin salah satu cara untuk mencegah cacar air yang paling penting, bisa mendapatkan vaksin cacar air terbuat dari virus varicella zoster yang sudah dilemahkan. Anak-anak yang sudah mendapatkan vaksinasi cacar air jauh lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit tersebut.

Berikut beberapa aturan vaksin cacar air, yaitu:

  • Diberikan sebanyak 1x saat usia 1-13 tahun. Hal tersebut dilakukan untuk lebih efektif jika diberikan sebelum anak memasuki usia sekolah dasar, atau di bawah usia 6 tahun. 
  • Anak berusia lebih dari 13 tahun, maka pemberiannya harus dilakukan sebanyak 2x dengan jarak 4-8 minggu.
  • Pada orang dewasa, tidak memiliki patokan usia dan jadwal pemberian vaksin tetapi sebaiknya sesegera mungkin tetapi baru akan efektif menghasilkan antibodi setelah imunisasi kedua (4-8 minggu dari imunisasi pertama).

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Jika Anda memiliki beberapa gejala yang sudah dijelaskan diatas. Segera untuk melakukan pengecekan ke dokter, agar bisa langsung diatasi. Jangan lupa Sobat FAST untuk mengunduh aplikasi FASTLab, agar memudahkan Anda untuk pelayanan kesehatan.

Terima kasih buat Sobat FAST sudah membaca artikel ini, semoga bisa bermanfaat. Jangan lupa baca artikel kami yang lainnya.