Apakah Virus Hepatitis B Berbahaya? || Kapan Harus Ke Dokter?

Bagikan :
Bagikan :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Daftar Isi

Hello Sobat FAST! Tahukah Anda soal Virus Hepatitis B? Sebelumnya kita sudah pernah membahas soal Hepatitis A, salah satu virus yang bisa menular. Adanya gejala peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A. 

Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah besar di Indonesia karena prevalensinya tinggi dan risiko komplikasi-komplikasinya. VHB biasanya terjadi melalui penularan ibu hamil & anak. 

Penderita Virus Hepatitis B ditemukan secara tidak sengaja pada saat test kesehatan, screening transfusi darah, atau pada saat cek up kesehatan untuk bekerja. Infeksi VHB dapat menyebabkan hepatitis akut, fulminan (berat), dan hepatitis kronis yang bisa berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati. 

Kasus VHB akut tidak terlalu sering dijumpai dalam praktek dokter sehari-hari. Berbeda dengan kasus hepatitis A yang banyak dijumpai pada “musim” dan saat-saat ini, karena mudahnya penularan melalui makanan dan minuman yang tercemar virus hepatitis A.

Apa Itu Hepatitis B?

Menurut informasi yang didapat dari WHO tentang VHB adalah virus yang menyerang hati dan bisa menyebabkan penyakit kronis. Penularan VHB dari ibu ke anak selama kelahiran dan persalinan, serta melalui kontak saat berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi.

Data dari WHO pada 2 Juni 2022, diperkirakan sekitar 296 juta orang hidup dengan infeksi VHB kronis di tahun 2019, dengan 1,5 juta infeksi baru setiap tahunnya. Pada tahun 2019, hepatitis B diperkirakan menyebabkan 820.000 kematian, sebagian besar disebabkan oleh sirosis dan karsinoma hepatoseluler (kanker hati primer).

Hepatitis B dapat dicegah dengan vaksin yang aman, tersedia dan efektif. Anda tidak perlu khawatir soal dimana tempat Vaksin yang aman, FASTLab telah menyediakan layanan Vaksinasi untuk mengatasi virus VHB.

Penularan

Virus VHB bisa menyebar melalui luka tusuk jarum, tato, tindik dan paparan darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti air liur dan cairan menstruasi, vagina dan mani. Penularan seksual lebih sering terjadi pada orang yang tidak divaksinasi dengan banyak pasangan seksual.

Infeksi hepatitis B yang didapat pada masa dewasa menyebabkan hepatitis kronis pada kurang dari 5% kasus, sedangkan infeksi pada masa bayi dan anak usia dini menyebabkan hepatitis kronis pada sekitar 95% kasus.

Hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh setidaknya selama 7 hari. Virus ini masih bisa menyebabkan infeksi jika masuk ke tubuh orang yang belum vaksin. Masa inkubasi virus hepatitis B berkisar antara 30 hingga 180 hari.

Hepatitis B

Gejala

Ada banyak sekali orang tidak mengalami gejala apapun saat baru terinfeksi. Namun, beberapa orang memiliki penyakit akut dengan gejala yang berlangsung beberapa minggu, termasuk menguningnya kulit dan mata, urin gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah dan sakit perut. 

Orang dengan hepatitis akut dapat mengalami gagal hati yang dapat menyebabkan kematian, sebagian orang mengembangkan penyakit hati lanjut seperti sirosis dan karsinoma hepatoseluler, yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Koinfeksi HBV-HIV

Ada sekitar 1% orang yang hidup dengan infeksi VHB (2,7 juta orang) juga terinfeksi HIV. Sebaliknya, prevalensi global infeksi HBV pada orang yang terinfeksi HIV adalah 7,4%. Sejak 2015, 

Menurut informasi yang didapat dari WHO yaitu merekomendasikan pengobatan untuk semua orang yang didiagnosis dengan infeksi HIV. Tenofovir, yang termasuk dalam kombinasi pengobatan yang direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk infeksi HIV, juga aktif melawan VHB.

Diagnosa

Tes darah tersedia untuk mendiagnosis dan memantau orang dengan hepatitis B, digunakan untuk membedakan infeksi akut dan kronis. WHO merekomendasikan agar semua donor darah diuji hepatitis B untuk memastikan keamanan darah dan menghindari penularan.

Pada tahun 2019, ada sekitar 30,4 juta orang (10,5% dari semua orang yang diperkirakan hidup dengan hepatitis B) menyadari infeksi mereka, sementara 6,6 juta (22%) orang yang didiagnosis sedang dalam pengobatan. 

Menurut perkiraan WHO terbaru, proporsi anak di bawah lima tahun yang terinfeksi HBV secara kronis turun menjadi hanya di bawah 1% pada tahun 2019 turun dari sekitar 5% pada era pra-vaksin mulai dari tahun 1980-an hingga awal 2000-an.

Treatment

Apakah ada pengobatan khusus untuk hepatitis B akut? Jawabannya yaitu tidak ada. Oleh karena itu, perawatan ditujukan untuk menjaga kenyamanan dan keseimbangan nutrisi yang memadai, lalu hindari juga obat-obatan yang tidak perlu seperti Asetaminofen, parasetamol, dan obat anti muntah harus dihindari.

Infeksi hepatitis B kronis dapat diobati dengan obat-obatan, termasuk agen antivirus oral. Pengobatan dapat memperlambat perkembangan sirosis, mengurangi kejadian kanker hati dan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang. 

WHO merekomendasikan penggunaan pengobatan oral (tenofovir atau entecavir) sebagai obat yang paling ampuh untuk menekan virus hepatitis B. Kebanyakan orang yang memulai pengobatan hepatitis B harus melanjutkannya seumur hidup.

Pencegahan

WHO merekomendasikan agar semua bayi menerima vaksin hepatitis B sesegera mungkin setelah lahir, sebaiknya dalam waktu 24 jam, diikuti dengan 2 atau 3 dosis vaksin VHB dengan jarak minimal 4 minggu untuk menyelesaikan rangkaian vaksinasi. 

Perlindungan berlangsung setidaknya 20 tahun dan mungkin seumur hidup. WHO tidak merekomendasikan vaksinasi booster untuk orang yang telah menyelesaikan jadwal vaksinasi 3-dosis.

WHO telah merekomendasikan penggunaan profilaksis antivirus untuk pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke anak. Penerapan strategi keamanan darah dan praktik seks yang lebih aman, termasuk meminimalkan jumlah pasangan dan menggunakan alat pelindung diri (kondom), juga melindungi dari penularan.

Kapan Harus Ke Dokter?

Anda bisa segera periksa diri di rumah sakit atau FASTLab untuk mendapatkan langkah perawatan jika:

  • Berpikir mungkin telah terpapar virus. Perawatan dapat membantu mencegah infeksi jika diberikan dalam beberapa hari setelah terpapar.
  • Memiliki gejala yang berhubungan dengan hepatitis B.
  • Kamu adalah kelompok berisiko tinggi.

Selain melakukan vaksinasi dan langkah perawatan, Anda juga bisa mengonsumsi suplemen guna menunjang kesehatan tubuh secara menyeluruh. Download FASTLab segera dan cek kebutuhan suplemen di Toko Kesehatan pada aplikasi kami.

Bagikan :