Apa Itu Omicron BA.4 & BA.5? || Waspada Virus Menular!

Bagikan :
Bagikan :
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Daftar Isi

Hello Sobat FAST! Tahukah Anda, bahwa Covid-19 naik lagi kasusnya. Menurut informasi yang diambil dari Kompas.com 23/06/2022  menjelaskan, Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah dikonfirmasi masuk ke Indonesia, sejak awal Juni 2022 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Bagaimana gejala Covid BA.4 dan BA.5? Informasi yang di dapatkan dari Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, SpP(K) menyampaikan gejala BA.4 dan BA.5 masih hampir sama dengan varian Omicron sebelumnya.

Hanya beberapa minggu setelah muncul Omicron BA.2 Pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan di Afrika Selatan pada bulan April dan terkait dengan peningkatan kasus berikutnya di sana, BA.4 dan BA.5 adalah anggota terbaru dari keluarga subvarian virus corona yang berkembang di Omicron.

Omicron

Apa Itu Omicron BA.4 dan BA.5?

Subvarian baru Omicron keduanya mirip dengan BA.2 daripada jenis BA.1 yang memulai gelombang Omicron di sebagian besar negara akhir tahun lalu. Jenis Omicron BA.4 dan BA.5 membawa mutasi unik mereka sendiri. 

Adanya perubahan yang disebut L452R dan F486V dalam protein lonjakan virus yang mungkin mengubah kemampuannya untuk menempel pada sel inang dan menghindari beberapa respons imun.

Korber dan Fischer juga menemukan bahwa banyak urutan genom yang diklasifikasikan sebagai BA.2 dalam database publik sebenarnya adalah BA.4 atau BA.5. Akibatnya, para peneliti dapat meremehkan kenaikan varian yang sedang berlangsung.

Mengapa Varian Meningkat Secara Global?

Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 tampaknya berasal dari kapasitas mereka untuk menginfeksi orang yang kebal terhadap bentuk awal Omicron dan varian lainnya, kata Christian Althaus, ahli epidemiologi komputasi di University of Bern. 

BA.4 dan BA.5 didorong hampir seluruhnya oleh kekebalan populasi, Althaus menambahkan, dengan kasus meningkat ketika perlindungan berhenti. dan jatuh hanya ketika cukup banyak orang telah terinfeksi.

Negara-negara sekarang cenderung memiliki profil kekebalan yang berbeda karena sejarah gelombang COVID-19 dan tingkat vaksinasi mereka berbeda. Akibatnya, ukuran gelombang BA.4 dan BA.5 akan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.

Apa Dampak BA.4 & BA.5 Terhadap Masyarakat?

Dalam sebuah penelitian yang diposting ke server pracetak medRxiv, Jassat dan rekan-rekannya menemukan bahwa gelombang BA.4 dan BA.5 Afrika Selatan menyebabkan tingkat rawat inap yang serupa tetapi tingkat kematian yang sedikit lebih rendah.

Kedua gelombang Omicron terbukti jauh lebih ringan, dalam hal rawat inap dan kematian, daripada gelombang Delta yang ganas di negara itu.

Di luar Afrika Selatan, negara lain melihat dampak yang lebih signifikan dari BA.4 dan BA.5. Di Portugal — di mana tingkat vaksinasi dan peningkatan COVID-19 sangat tinggi — tingkat kematian dan rawat inap yang terkait dengan gelombang terbaru serupa dengan gelombang Omicron pertama (walaupun masih tidak seperti dampak yang disebabkan oleh varian sebelumnya).

Salah satu penjelasan untuk perbedaannya adalah demografi Portugal, kata Althaus. “Semakin banyak orang tua yang Anda miliki, semakin parah penyakitnya.” Jassat berpikir bahwa sifat kekebalan suatu negara juga dapat menjelaskan hasil yang berbeda-beda.

Sekitar setengah dari orang dewasa Afrika Selatan telah divaksinasi, dan hanya 5% yang menggunakan booster. Tetapi ini, dikombinasikan dengan tingkat infeksi yang sangat tinggi dari gelombang COVID-19 sebelumnya, telah membangun dinding ‘kekebalan hibrida’ yang menawarkan perlindungan kuat terhadap penyakit parah, terutama pada orang tua, yang kemungkinan besar telah divaksinasi, katanya.

Waspadai Gejala Omicron BA.4 & BA.5

Varian Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki ciri-ciri gejala ringan ketimbang varian sebelumnya. Gejala ini karena imunitas kelompok atau herd immunity yang sudah terbentuk. Gejala Omicron BA.4 dan BA.5 tidak menimbulkan keparahan. Tetapi, untuk penularannya sangat cepat.

Gejalanya sama dengan varian virus corona yang lain yaitu:

  • Batuk yang dialami oleh 89 persen pengidap.
  • Fatigue atau kelelahan yang dialami oleh 65 persen pengidap.
  • Hidung tersumbat atau rinore yang dialami oleh 59 persen pengidap.
  • Demam yang dialami oleh 38 persen pengidap.
  • Mual atau muntah yang dialami oleh 22 persen pengidap.
  • Sesak napas yang dialami oleh 16 persen pengidap.
  • Diare yang dialami oleh 11 persen pengidap.
  • Anosmia atau ageusia yang dialami oleh 8 persen pengidap.

Pada jurnal SARS-CoV-2 Omicron BA.2.12.1, BA.4, and BA.5 subvariants evolved to extend antibody evasion menunjukkan bahwa vaksinasi tidak efektif untuk mencegah paparan BA.4 dan BA.5. Dengan kata lain, setiap orang memiliki risiko yang sama besar untuk terpapar.

Mudah Bereplikasi di Sel Paru Manusia

Menurut informasi dari para peneliti di Tokyo mengatakan varian baru Virus Omicron lebih berisiko menyebabkan gejala parah. Peneliti menemukan bahwa BA.4 dan BA.5 lebih mudah bereplikasi di sel paru-paru manusia dan berpotensi menimbulkan masalah lebih besar.

Omicron BA.4 dan BA.5 mempertahankan beberapa mutasi dari varian Delta, termasuk bagian dari genom yang disebut residu L452. Mutasi ini mengubah protein lonjakan untuk membantu virus menempel lebih baik pada reseptor ACE2 di sel manusia dan menyebabkan penyakit.

Bagikan :