Diabetes mellitus tipe 2 merupakan jenis penyakit yang mengganggu metabolik yang ditandai dengan adanya kenaikan gula darah akibat dari penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas atau gangguan fungsi insulin.
Penyakit ini jika dibiarkan tanpa adanya penanganan penyakit meningkatkan risiko gangguan serius pada jantung, mata, dan saraf dalam tubuh. Diabetes melitus merupakan kondisi yang dialami seumur hidup, sehingga bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari pengidapnya.
Bagi pengidap harus mengubah pola makan, minum obat, dan melakukan pemeriksaan rutin dalam mengelola penyakit ini. Biasanya sering sekali dikaitkan dengan kelebihan berat badan, gaya hidup tidak aktif, dan memiliki riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.
Apa Saja Gejalanya?
Beberapa gejala yang dapat dialami seseorang ketika terkena Diabetes mellitus tipe 2 terdapat 2 jenis yakni akut dan kronik perbedaannya sebagai berikut:
Gejala akut:
- Polyphagia (banyak makan)
- Polidipsi (banyak minum)
- Sering buang air kecil
- Berat badan menurun dengan cepat (5-10 kg dalam 2 hingga 4 minggu)
Gejala kronik:
- Kesemutan
- Sensasi kulit panas dan tertusuk jarum
- Kebas pada kulit
- Kram
- Kelelahan
- Mudah mengantuk
- Pandangan kabur
- Gigi mudah goyah dan mudah lepas
- Gairah seksual menurun
- Impotensi pada pria
- Sering keguguran atau mati janin pada ibu hamil
- Bayi lahir lebih 4 kg pada ibu melahirkan
Apa Saja Penyebabnya?
Pada diabetes melitus biasanya disebabkan oleh dua kondisi, seperti:
- Sel-sel otot, lemak, dan hati menjadi resisten terhadap insulin.
- Pankreas tidak bisa memproduksi insulin yang cukup dalam mengatur kadar gula darah.
Untuk penyebab pastinya, masih belum diketahui. Namun, kelebihan berat badan dan tidak aktif secara fisik menjadi faktor utama yang berkontribusi.
Apa Saja Faktornya?
Ada sejumlah beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengidap diabetes melitus. Contohnya seperti berikut:
- Obesitas.
- Adanya penumpukan lemak di perut.
- Tidak bergerak aktif.
- Ada riwayat keluarga dengan kondisi yang sama.
- Orang dengan kulit hitam, hispanik, penduduk asli Amerika dan Asia, serta penduduk Kepulauan Pasifik berisiko tinggi terkena diabetes melitus.
- Rendahnya kadar kolesterol HDL.
- Risiko diabetes melitus meningkat seiring bertambahnya usia.
- Mengidap sindrom ovarium polikistik.
- Area kulit yang menggelap.
Apa Saja Pengobatannya?
Terdapat 2 jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk Diabetes mellitus tipe 2 yakni dengan cara pemberian Antidiabetik oral dan insulin, masing-masing pengobatan berbeda penanganan berikut penjelasannya:
- Antidiabetik oral digunakan untuk menormalkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi
- Insulin digunakan untuk menaikan pengambilan glukosa ke dalam sel-sel sebagian besar jaringan, penaikan penguraian glukosa secara oksidatif, menaikan pembentukan glikogen dalam hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen, menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa.
Kapan Anda Harus Ke Dokter?
Jika Anda merasakan beberapa gejala yang sudah dijelaskan di atas, sebaiknya Anda pergi ke dokter untuk konsultasi atas apa yang dirasakan. Hal tersebut dilakukan untuk menunjang kesehatan pengidap, bukan hanya perubahan gaya hidup lebih sehat saja yang harus dilakukan.
Anda juga bisa mengkonsumsi suplemen untuk menunjang kesehatan yang dibutuhkan tubuh. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lainnya.
Segera download aplikasi FASTLab untuk mempermudah Anda.