Hepatitis

Bahaya Virus Hepatitis Di Kala Pandemi Covid-19! || Simak Penjelasannya!

Bahaya Virus Hepatitis Di Kala Pandemi Covid-19! || Simak Penjelasannya! 2251 2251 Yudha Pratama

FASTLab, Jakarta – Masyarakat Indonesia masih berada di angin lalunya wabah Virus Covid-19. Namun kini masyarakat Indonesia juga harus diterjang lagi dengan kasus yang cukup menghebohkan, yakni dengan penyakit Hepatitis akut.

Dalam kasus ini pemerintah pun melakukan himbauan terhadap masyarakat agar lebih waspada terhadap penyakit ini. Namun bagaimana dengan penderita Hepatitis A,B,C,D dan E yang masih di era pandemi sekarang. 

Umumnya orang-orang yang menderita Hepatitis akan melakukan konsultasi dan pengobatan berkala di rumah sakit terdekat, tetapi yang membedakan sekarang adalah kondisi pandemi yang masih belum selesai. oleh karena itu sebagian orang orang akan merasa lebih takut untuk melakukan hal itu kerumah sakit.

Tapi faktanya adalah setiap orang yang menderita Hepatitis wajib melakukan konsultasi dan pengobatan secara rutin, hal ini bertujuan agar si penderita tidak mengalami gejala yang lebih serius.

Karena dalam waktu kurang lebih 15 tahun kedepan Hepatitis akan menjadi sirosis atau pengerutan, bahkan menjadi kanker hati.

Tetapi untuk sekarang dalam pengobatan yang dilakukan di rumah sakit dapat dilakukan, karena sekarang dalam pelayanan dan penanganan wabah virus Covid-19 yang mulai teratasi dapat membuat angin segar bagi penderita hepatitis.

Untuk saat ini pengobatan yang dilakukan dirumah sakit bagi si penderita adalah dengan melakukan vaksin hepatitis B agar  virus yang ada di dalam tubuh tidak berkembang.

Gejala Umum Hepatitis

Gambar Hepatitis ilustrasi

Selain itu jika kalian yang masih waspada terhadap penyakit hepatitis dan apa saja gejalanya berikut penjelasannya:

  1. Mual dan muntah,
  2. Demam,
  3. Mudah kelelahan,
  4. Urin gelap,
  5. Fases pucat,
  6. Nyeri sendi,
  7. Nyeri perut,
  8. Penyakit kuning,
  9. Kehilangan nafsu makan, dan
  10. Penurunan berat badan.

Kapan Harus Ke Dokter

Gambar Konsultasi ke Dokter Ilustrasi

Untuk mencegah dalam perihal ini ada baik nya selalu menjaga dan melakukan pola hidup sehat serta melakukan pengecekan kesehatan di unit pelayanan kesehatan terdekat. Hal ini bertujuan agar di kemudian hari akan berdampak pada kita serta keluarga kita. Pada akhirnya keluarga kita akan terhindar dari hepatitis serta komplikasi penyakit yang lainnya. Maka dari itu cintai keluarga dari kesehatan sekarang.

Cara Penanganan Penderita Hepatitis, Bagi Ibu Hamil?

Cara Penanganan Penderita Hepatitis, Bagi Ibu Hamil? 2251 2251 Yudha Pratama

Hello Sobat FAST! Tahukah Anda, bahwa Ibu hamil itu mudah sekali terinfeksi virus hepatitis. Penyebab umum ikterus pada kehamilan adalah hepatitis virus akut. Hepatitis dapat disebabkan oleh penyakit yang khas terkait dengan kehamilan dan yang tidak terkait dengan kehamilan.

Kegiatan ini menguraikan evaluasi dan pengelolaan hepatitis virus pada kehamilan. Ini menyoroti peran tim kesehatan interprofessional dalam mengevaluasi dan meningkatkan perawatan untuk pasien dengan kondisi ini.

Overview

Penyebab umum penyakit kuning pada kehamilan adalah hepatitis virus akut. Hepatitis dapat disebabkan oleh penyakit yang khas terkait dengan kehamilan dan yang tidak terkait dengan kehamilan.

Penyakit unik yang terkait dengan kehamilan termasuk perlemakan hati akut pada kehamilan, hiperemesis gravidarum, kolestasis intrahepatik pada kehamilan, preeklamsia berat, dan sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah). 

Artikel ini akan mengulas virus hepatitis paling umum yang disebabkan oleh virus Hepatitis A, B, C, D dan E, penularan, komplikasi kehamilan, imunisasi, dan pilihan menyusui untuk ibu dan bayi yang terinfeksi.

Kenapa ibu hamil harus waspada terhadap hepatitis?

Hepatitits memiliki beberapa jenis seperti hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Virus hepatitis jika tidak tertangani dengan baik, hepatitis untuk Ibu hamil bisa menyebabkan penyakit parah, kerusakan hati, bahkan kematian.

Hepatitis B dan C yang paling umum sering saat kehamilan. Hepatitis B adalah bentuk hepatitis yang paling sering ditularkan dari ibu ke bayi, dengan memiliki peningkatan risiko yang lebih besar.

Ada 90% wanita hamil dengan infeksi hepatitis B akut akan “mewarisi” virus tersebut ke bayi mereka. Sekitar 10-20% wanita dengan infeksi hepatitis B kronis akan menularkannya. Lalu sekitar 4% ibu hamil yang terinfeksi virus hepatitis C akan menyebarkannya ke bayi mereka.

Bagaimana ibu bisa terkena hepatitis saat hamil?

Hepatitis B dan C biasanya menyebar melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, contohnya seperti cairan vagina atau air mani. Hal itu yang bisa mendapatkannya dari hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi.

Bagi risiko yang terkena hepatitis C melalui hubungan seks tergolong rendah jika Anda hanya memiliki satu pasangan. Hepatitis C paling sering terjadi pada orang yang lahir antara tahun 1945 dan 1965.

Apa gejala hepatitis saat hamil?

Gejala hepatitis saat hamil yaitu mual dan muntah, selalu merasa mudah kecapekan, kehilangan nafsu makan, demam, sakit perut (terutama di sisi kanan atas, lokasi hati berada), sakit pada otot dan persendian, serta jaundice alias penyakit kuning dan bagian putih mata yang menguning. 

Masalahnya adalah, gejala bisa mungkin tidak muncul selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah infeksi, atau Anda mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Apa dampak hepatitis saat hamil pada kesehatan ibu?

Infeksi dari virus hepatitis B ada kemungkinan bisa sembuh total dalam beberapa minggu tanpa pengobatan. Bagi ibu hamil yang sudah terbebas dari virus hepatitis B akan menjadi kebal terhadapnya. 

Kemudian berbeda dengan infeksi virus hepatitis B, ada kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi virus hepatitis C (sekitar 75% sampai 85%) menjadi seorang carrier, alias “tuan rumah” dari virus. 

Kebanyakan carrier hepatitis mengembangkan penyakit hati jangka panjang. Segelintir lainnya akan mengembangkan sirosis hati dan masalah hati serius yang mengancam jiwa lainnya.

Pada kehamilan tersebut tidak akan mempercepat proses penyakit atau memperburuk, walaupun hati sudah terbebani dan terluka dengan sirosis, ini dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami perlemakan hati. 

Perlemakan hati selama kehamilan, karena mungkin kekurangan enzim biasanya diproduksi oleh hati yang memungkinkan wanita hamil untuk memetabolisme asam lemak. Pada kondisi seperti ini dapat dengan cepat memperparah dan juga bisa mempengaruhi anak yang belum lahir.

Komplikasi dapat terjadi kepada ibu hamil seperti batu empedu, yang sering menimbulkan penyakit kuning selama kehamilan. Ada sekitar 6% dari semua kehamilan, sebagian karena perubahan garam empedu selama kehamilan.

Jika Anda menderita hepatitis B saat hamil, diperkirakan Anda mungkin lebih rentan mengalami ketuban pecah dini, diabetes gestasional, dan mengalami perdarahan berat pada akhir kehamilan.

Apa pengaruh hepatitis saat hamil pada bayi?

Secara umum bayi dalam kandungan tidak akan terpengaruh oleh virus hepatitis milik ibunya selama kehamilan. Tetapi, ada kemungkinan beberapa peningkatan risiko tertentu saat persalinan, seperti bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat rendah, atau kelainan anatomi dan fungsi tubuh bayi.

Risiko lainnya adalah bayi Anda bisa terinfeksi saat lahir. Bayi mungkin terinfeksi hepatitis B saat lahir jika ibu positif memiliki virusnya. Biasanya, penyakit ini diteruskan ke anak yang terkena paparan darah dan cairan vagina ibu selama proses persalinan. 

Pada infeksi virus hepatitis B bisa sangat parah bagi si bayi. Hal itu bisa mengancam nyawa mereka. Apabila anak terinfeksi virus hepatitis B semasa kecil, sebagian besar kasusnya akan berlanjut menjadi kronis.

Hepatitis kronis inilah yang bisa berakibat buruk pada kesehatan anak di kemudian hari, yaitu berupa kerusakan hati (sirosis) dan kadang kanker hati (terutama jika disertai infeksi virus hepatitis C).

Di sisi lain, kecil peluangnya untuk Anda menurunkan virus hepatitis C ke bayi. Hanya 4-6% bayi yang lahir dari ibu positif hepatitis C akan terinfeksi virus. Ini berarti hampir semua bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis C tidak akan terkena virusnya. 

Risiko penularan hepatitis C dari ibu ke anak baru meningkat jika ibu memiliki jumlah virus (viral load) yang tinggi atau sekaligus memiliki HIV di waktu yang bersamaan.

Bagaimana mengatasi hepatitis saat hamil?

Ketika Anda pergi ke dokter untuk kunjungan prenatal pertama Anda, Anda akan menjalani serangkaian tes darah rutin, termasuk untuk memeriksa virus hepatitis B (HBV). Jika hasil tes Anda negatif HBV dan belum menerima vaksin hepatitis B.

Jika Anda baru terpapar hepatitis selama kehamilan, Anda juga mungkin akan diberi vaksin immunoglobulin untuk mencegah Anda terkena penyakit ini. Vaksin ini aman untuk wanita hamil dan bayi yang sedang berkembang. 

Sementara itu, tidak ada vaksin yang tersedia sampai saat ini untuk melindungi virus hepatitis C. Menghindari jenis perilaku berisiko adalah satu-satunya cara untuk mencegah infeksi jenis ini. Jika Anda positif hepatitis C, Anda tidak akan bisa mendapatkan obat standar.

Pengobatan utamanya adalah kombinasi dua obat yang disebut pegylated interferon dan ribavirin. Obat lain terkadang bisa ditambahkan: baik boceprevir atau telaprevir. Namun, tidak satupun obat ini terbukti aman selama kehamilan dan ribavirin dapat menyebabkan cacat lahir.

Persalinan normal lewat vagina maupun operasi caesar sama amannya untuk pasien hepatitis B dan C. Tidak ada perbedaan dari tingkat penularan yang diketahui saat membandingkan kedua metode persalinan.

Haruskah Bayi Saya imunisasi Hepatitis?

Semua bayi harus di vaksin untuk menghindari hepatitis B. Jika Anda tidak terinfeksi virus hepatitis B, bayi tetap harus mendapatkan vaksin dosis pertama sebelum Anda meninggalkan rumah sakit. 

Dosis yang tersisa diberikan dalam 6-18 bulan ke depan. Ketiga suntikan HBV diperlukan untuk perlindungan seumur hidup, dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan agar semua bayi menerimanya, terlepas dari kondisinya.

Jika Anda terinfeksi hepatitis B, dokter akan memberikan suntikan antibodi hepatitis B untuk bayi Anda dalam 12 jam setelah melahirkan. Vaksin ini sudah cukup untuk memberikan perlindungan jangka pendek bagi bayi terhadap virus tersebut.

Jika Anda terinfeksi virus hepatitis C, biasanya bayi dapat diuji dari usia delapan minggu dengan menggunakan tes deteksi viral PCR. Ini harus diikuti dengan tes PCR lain dalam 4-6 minggu setelahnya dan tes antibodi hepatitis C saat bayi berusia 12-18 bulan.

Jika bayi Anda positif hepatitis C, ia akan mendapat perawatan lebih lanjut. Ia harus rutin melakukan pemeriksaan fisik, tes darah dan kemungkinan pemindaian ultrasound atau tes lainnya. Tidak semua anak dengan hepatitis C diberikan obat-obatan resep.

Awas Hepatitis Misterius Akut ! || Bagaimana Penularannya?

Awas Hepatitis Misterius Akut ! || Bagaimana Penularannya? 1200 1200 Yudha Pratama

FASTLab, Jakarta – Pandemi di indonesia baru saja memasuki kondisi Endemi, tetapi penanganan Covid-19 di Indonesia masih belum benar-benar aman. Saat ini warga Indonesia sedang dikejutkan dengan kasus hepatitis misterius akut yang banyak menyerang anak anak.

Menteri kesehatan Indonesia masih terus melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui penyebabnya. Secara umum beberapa gejala yang ditimbulkan oleh hepatitis misterius akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, dan demam ringan. 

Jika gejalanya sudah semakin berat maka si penderita akan mengalami warna air kencing lebih pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat. Beberapa pakar kesehatan telah melakukan penelitian terhadap kasus ini sudah menemukan Adenovirus 41. Penemuan tersebut merupakan kombinasi dari SARS CoV-19.

Adenovirus ini bisa sangat berbahaya bagi orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah karena dengan sangat mudah bisa menyerang beberapa organ yang ada di tubuh. Lain halnya dengan orang yang memiliki kekebalan imun yang tinggi Adenovirus ini dapat sembuh dengan sendirinya.

(World Health Organization) menyatakan bahwa kasus hepatitis misterius akut ini dikaitkan dengan latar belakang keluarga yang memelihara anjing. Kondisi hewan yang kurang sehat serta kondisi lingkungan yang kurang baik dapat menjadikan penyebab hepatitis akut ini semakin berkembang dikalangan masyarakat.

Jika secara luas penyebab dari hepatitis misterius akut ini adalah masalah lingkungan maka dengan kemungkinan hal yang harus kita perbaiki adalah pola kebersihan diri dan juga lingkungan. Membersihkan lingkungan dari sampah yang menumpuk hingga dengan pola cuci tangan sebelum makan, hal ini dapat diterapkan pada anak-anak dan orang yang ada di sekitar kita.

Dengan kondisi seperti saat ini apakah orang tua harus khawatir dan takut jika anak anaknya terkena hepatitis misterius akut ini?

Perasaan khawatir dan takut bisa sewajarnya saja jangan sampai membuat kegaduhan hingga dengan berita yang tidak tau penyebabnya. Hal yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah harus waspada dan lebih extra dalam memperhatikan perkembangan dan pola keseharian anaknya. 

Jika terjadi beberapa gejala yang sudah disebutkan tadi ada baiknya orang tua membawa anaknya untuk memeriksa kesehatan buah hati ke fasilitas kesehatan terdekat. Hal tersebut memungkinkan minim terjadinya hepatitis misterius akut ini di lingkungan masyarakat dan anak pun bisa berkembangan dengan sehat dan kuat.

Oleh karena itu perlu adanya kerjasama antara orang tua dengan pihak kesehatan agar kasus ini bisa cepat ditangani dan tidak sampai menimbulkan korban jiwa di kemudian hari. Serta selalu memperketat pemakaian masker yang mana kondisi covid-19 juga masih belum benar benar aman di indonesia.

Apakah Virus Hepatitis B Berbahaya? || Kapan Harus Ke Dokter?

Apakah Virus Hepatitis B Berbahaya? || Kapan Harus Ke Dokter? 2251 2251 Yudha Pratama

Hello Sobat FAST! Tahukah Anda soal Virus Hepatitis B? Sebelumnya kita sudah pernah membahas soal Hepatitis A, salah satu virus yang bisa menular. Adanya gejala peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A. 

Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah besar di Indonesia karena prevalensinya tinggi dan risiko komplikasi-komplikasinya. VHB biasanya terjadi melalui penularan ibu hamil & anak. 

Penderita Virus Hepatitis B ditemukan secara tidak sengaja pada saat test kesehatan, screening transfusi darah, atau pada saat cek up kesehatan untuk bekerja. Infeksi VHB dapat menyebabkan hepatitis akut, fulminan (berat), dan hepatitis kronis yang bisa berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati. 

Kasus VHB akut tidak terlalu sering dijumpai dalam praktek dokter sehari-hari. Berbeda dengan kasus hepatitis A yang banyak dijumpai pada “musim” dan saat-saat ini, karena mudahnya penularan melalui makanan dan minuman yang tercemar virus hepatitis A.

Apa Itu Hepatitis B?

Menurut informasi yang didapat dari WHO tentang VHB adalah virus yang menyerang hati dan bisa menyebabkan penyakit kronis. Penularan VHB dari ibu ke anak selama kelahiran dan persalinan, serta melalui kontak saat berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi.

Data dari WHO pada 2 Juni 2022, diperkirakan sekitar 296 juta orang hidup dengan infeksi VHB kronis di tahun 2019, dengan 1,5 juta infeksi baru setiap tahunnya. Pada tahun 2019, hepatitis B diperkirakan menyebabkan 820.000 kematian, sebagian besar disebabkan oleh sirosis dan karsinoma hepatoseluler (kanker hati primer).

Hepatitis B dapat dicegah dengan vaksin yang aman, tersedia dan efektif. Anda tidak perlu khawatir soal dimana tempat Vaksin yang aman, FASTLab telah menyediakan layanan Vaksinasi untuk mengatasi virus VHB.

Penularan

Virus VHB bisa menyebar melalui luka tusuk jarum, tato, tindik dan paparan darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, seperti air liur dan cairan menstruasi, vagina dan mani. Penularan seksual lebih sering terjadi pada orang yang tidak divaksinasi dengan banyak pasangan seksual.

Infeksi hepatitis B yang didapat pada masa dewasa menyebabkan hepatitis kronis pada kurang dari 5% kasus, sedangkan infeksi pada masa bayi dan anak usia dini menyebabkan hepatitis kronis pada sekitar 95% kasus.

Hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh setidaknya selama 7 hari. Virus ini masih bisa menyebabkan infeksi jika masuk ke tubuh orang yang belum vaksin. Masa inkubasi virus hepatitis B berkisar antara 30 hingga 180 hari.

Hepatitis B

Gejala

Ada banyak sekali orang tidak mengalami gejala apapun saat baru terinfeksi. Namun, beberapa orang memiliki penyakit akut dengan gejala yang berlangsung beberapa minggu, termasuk menguningnya kulit dan mata, urin gelap, kelelahan ekstrim, mual, muntah dan sakit perut. 

Orang dengan hepatitis akut dapat mengalami gagal hati yang dapat menyebabkan kematian, sebagian orang mengembangkan penyakit hati lanjut seperti sirosis dan karsinoma hepatoseluler, yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Koinfeksi HBV-HIV

Ada sekitar 1% orang yang hidup dengan infeksi VHB (2,7 juta orang) juga terinfeksi HIV. Sebaliknya, prevalensi global infeksi HBV pada orang yang terinfeksi HIV adalah 7,4%. Sejak 2015, 

Menurut informasi yang didapat dari WHO yaitu merekomendasikan pengobatan untuk semua orang yang didiagnosis dengan infeksi HIV. Tenofovir, yang termasuk dalam kombinasi pengobatan yang direkomendasikan sebagai terapi lini pertama untuk infeksi HIV, juga aktif melawan VHB.

Diagnosa

Tes darah tersedia untuk mendiagnosis dan memantau orang dengan hepatitis B, digunakan untuk membedakan infeksi akut dan kronis. WHO merekomendasikan agar semua donor darah diuji hepatitis B untuk memastikan keamanan darah dan menghindari penularan.

Pada tahun 2019, ada sekitar 30,4 juta orang (10,5% dari semua orang yang diperkirakan hidup dengan hepatitis B) menyadari infeksi mereka, sementara 6,6 juta (22%) orang yang didiagnosis sedang dalam pengobatan. 

Menurut perkiraan WHO terbaru, proporsi anak di bawah lima tahun yang terinfeksi HBV secara kronis turun menjadi hanya di bawah 1% pada tahun 2019 turun dari sekitar 5% pada era pra-vaksin mulai dari tahun 1980-an hingga awal 2000-an.

Treatment

Apakah ada pengobatan khusus untuk hepatitis B akut? Jawabannya yaitu tidak ada. Oleh karena itu, perawatan ditujukan untuk menjaga kenyamanan dan keseimbangan nutrisi yang memadai, lalu hindari juga obat-obatan yang tidak perlu seperti Asetaminofen, parasetamol, dan obat anti muntah harus dihindari.

Infeksi hepatitis B kronis dapat diobati dengan obat-obatan, termasuk agen antivirus oral. Pengobatan dapat memperlambat perkembangan sirosis, mengurangi kejadian kanker hati dan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang. 

WHO merekomendasikan penggunaan pengobatan oral (tenofovir atau entecavir) sebagai obat yang paling ampuh untuk menekan virus hepatitis B. Kebanyakan orang yang memulai pengobatan hepatitis B harus melanjutkannya seumur hidup.

Pencegahan

WHO merekomendasikan agar semua bayi menerima vaksin hepatitis B sesegera mungkin setelah lahir, sebaiknya dalam waktu 24 jam, diikuti dengan 2 atau 3 dosis vaksin VHB dengan jarak minimal 4 minggu untuk menyelesaikan rangkaian vaksinasi. 

Perlindungan berlangsung setidaknya 20 tahun dan mungkin seumur hidup. WHO tidak merekomendasikan vaksinasi booster untuk orang yang telah menyelesaikan jadwal vaksinasi 3-dosis.

WHO telah merekomendasikan penggunaan profilaksis antivirus untuk pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke anak. Penerapan strategi keamanan darah dan praktik seks yang lebih aman, termasuk meminimalkan jumlah pasangan dan menggunakan alat pelindung diri (kondom), juga melindungi dari penularan.

Kapan Harus Ke Dokter?

Anda bisa segera periksa diri di rumah sakit atau FASTLab untuk mendapatkan langkah perawatan jika:

  • Berpikir mungkin telah terpapar virus. Perawatan dapat membantu mencegah infeksi jika diberikan dalam beberapa hari setelah terpapar.
  • Memiliki gejala yang berhubungan dengan hepatitis B.
  • Kamu adalah kelompok berisiko tinggi.

Selain melakukan vaksinasi dan langkah perawatan, Anda juga bisa mengonsumsi suplemen guna menunjang kesehatan tubuh secara menyeluruh. Download FASTLab segera dan cek kebutuhan suplemen di Toko Kesehatan pada aplikasi kami.