Apa itu batuk rejan atau pertusis? Sobat Fast sudah pernah mendengar tentang penyakit tersebut atau ada yang mengalami penyakit tersebut, namun bingung harus bagaimana cara mengatasinya. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang Batuk Rejan atau Pertusis.
Apa Itu Pertusis?
Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi bakteri pada saluran pernapasan dan paru-paru. Penyakit ini sangat mudah menular dan bisa mengancam nyawa, terutama bila menyerang bayi dan anak-anak.
Penyakit pertusis biasanya ditandai dengan rentetan batuk keras secara terus-menerus. Pada umumnya batuk rejan ini sering kali diawali dengan bunyi tarikan nafas panjang dengan melengking khas seperti “whoop”. Biasanya ketika ini terjadi, penderita merasakan sesak/sulit bernafas.
Apa Saja Gejalanya?
Gejala batuk rejan atau pertusis umumnya baru muncul 5–10 hari setelah seseorang terpapar bakteri Bordetella pertussis di saluran pernapasan. Batuk rejan biasanya dibagi menjadi tiga tahapan yang terjadi pada bayi dan anak-anak, yaitu :
1. Tahap Pertama
Pertama biasanya diawali dengan gejala yang muncul masih termasuk ringan, contohnya bersin, hidung berair atau tersumbat, mata berair, dan di tahap itulah untuk pengidap batuk rejan bisa beresiko menular ke orang lain yang ada di sekelilingnya.
2. Tahap Kedua
Kemudian untuk tahap kedua yaitu ditandai dengan meredanya semua gejala seperti flu, akan tetapi batuk justru bertambah parah dan tidak bisa terkontrol. Bagi pengidap biasanya batuk keras secara terus-menerus yang diawali dengan tarikan nafas panjang melalui mulut.
Bagi bayi atau anak-anak yang telah mengalami batuk rejan bisa mengalami muntah serta tubuh akan merasa lelah. Kondisi tersebut bisa berlangsung sekitar 2-4 minggu atau bisa lebih.
3. Tahap Ketiga
Pada tahap ketiga, tubuh biasanya mulai membaik, akan tetapi gejala batuk rejan tetap ada bahkan bisa lebih keras. Tahap pemulihan itu akan bertahan hingga dua bulan atau bisa lebih tergantung dari pengobatan.
Berikut beberapa kondisi yang harus segera ditangani oleh dokter:
- Bayi dengan usia 0-6 bulan yang terlihat sangat tidak sehat.
- Pengidap mulai merasa kesulitan bernapas.
- Mengalami komplikasi serius, contohnya kejang atau pneumonia.
- Mengeluarkan bunyi saat menarik napas.
- Muntah akibat batuk yang parah.
- Biasanya tubuh menjadi memerah atau membiru.
Apa Saja Penyebabnya?
Penyebab yang terjadi dari penyakit batuk rejan yaitu karena infeksi bakteri Bordetella pertusis yang bisa menyebar melalui udara. Awal mulanya bakteri ini bisa menyerang dinding trakea dan bronkus (percabangan trakea yang menuju ke paru-paru kanan dan kiri).
Kemudian pada saluran udara membengkak sebagai hasil reaksi dari infeksi bakteri. Alhasil, pembengkakan membuat pengidap harus menarik napas dengan kuat melalui mulut karena sulit bernapas.
Jadi ketika bakteri menginfeksi dinding saluran udara, tubuh akan memproduksi lendir kental. Kemudian tubuh akan merangsang pengidap untuk mengeluarkan lendir kental dengan cara batuk.
Perlu Anda ketahui, bahwa semua orang bisa terkena batuk rejan, namun risiko penyakit ini lebih tinggi pada orang yang mengalami kondisi, seperti berikut :
- Usia di bawah 1 tahun atau di atas 65 tahun,
- Belum menjalani atau melengkapi vaksinasi pertusis,
- Tinggal atau berkunjung di wilayah dengan wabah pertusis,
- Sedang hamil,
- Sering melakukan kontak dengan penderita pertusis,
- Menderita obesitas, dan
- Memiliki riwayat asma.
Apa Saja Komplikasinya?
Batuk rejan jika tidak segera ditangani bisa menimbulkan komplikasi, biasanya pengidap batuk rejan berbeda-beda tergantung usia. Contohnya yang terjadi pada bayi atau usia yang masih dibawah 6 bulan bisa mengancam nyawanya, seperti :
- Radang paru-paru,
- Henti napas,
- Dehidrasi,
- Kejang, dan
- Kerusakan Otak.
Sementara bagi remaja atau orang dewasa komplikasinya akan menimbulkan :
- Tulang rusuk memar atau retak,
- Hernia perut, dan
- Pecahnya pembuluh darah kulit atau bagian putih warna.
Kapan Anda Harus Konsultasi Ke Dokter?
Segeralah lakukan pemeriksaan ketika Anda sudah mengalami batuk rejan seperti yang dijelaskan diatas. Terutama bagi pengidap yang belum di vaksin pertusis. Pemeriksaan dan penanganan harus segera diberikan untuk mencegah komplikasi semakin parah.
Kemudian Anda juga harus segera memeriksakan diri bila menderita gangguan saluran pernapasan, penyakit jantung, dan obesitas. Pemeriksaan itu bertujuan untuk mengetahui penyebab batuk yang dialami dan mengontrol kondisi kesehatan Anda.