Blog

Swab Mandiri berikut cara dan hasilnya akurat

Swab Mandiri berikut cara dan hasilnya akurat 650 433 Yudha Pratama

Pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini semakin melonjak. Berbagai tes pun dilakukan untuk memastikan apakah terinfeksi virus corona atau tidak.

Salah satu tes yang banyak digunakan adalah swab antigen. Tes antigen merupakan pemeriksaan imunitas yang bertujuan untuk mendeteksi adanya antigen dari suatu virus yang menandakan adanya infeksi terhadap virus tersebut pada waktu itu.

Metode Swab Test Antigen

Saat ini pemeriksaan COVID-19 dapat dilakukan dengan menggunakan metode SWAB PCR & Rapid Test, atau biasa dikenal dengan Swab Test Antigen bahkan swab mandiri. 

Untuk melakukan pengetesan ini pada dasarnya Anda tidak perlu menunggu hingga merasakan gejala tertentu, tetapi sebagai kepedulian diri ini bisa menjadi salah satu cara. 

Adapun cara kerja swab antigen umumnya dilakukan dengan cara memasukkan atau mencolokkan alat (cotton swab) ke bagian dalam hidung hingga ke area nasofaring untuk mengambil sampel lendir. 

Sampel ini kemudian diuji dengan menggunakan alat serupa seperti rapid test untuk melihat hasilnya (istilah lain : Kaset Antigen). Setelah itu dalam beberapa menit hasilnya akan muncul.

FASTKit Swab mandiri Antigen

Sebagai bentuk kepedulian kami tentang bahaya COVID-19, kami terus berinovasi dengan menghadirkan berbagai kemudahan, kami menghadirkan Kit khusus antigen yang bisa digunakan oleh Anda dimana pun dengan Anda. Sebagai bentuk komitmen kami dalam menjaga kualitas layanan, proses Swab dapat dilakukan secara mandiri, dan akan di verifikasi melalui Video Call dengan dokter kami melalui Aplikasi FASTLab. 

Melalui pembahasan ini, kami menyediakan prosedur swab yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Prosedur Swab

Disetiap kit antigen kami, kami menyediakan QRCode yang dapat digunakan oleh pasien sebelum melakukan swab. Berikut ini merupakan bagaimana prosedur melaksanakan Swab Mandiri. 

  1. Melakukan scan barcode yang tersedia di kemasan antigen kit dengan menggunakan fitur FASTKit di aplikasi FASTLab.
  2. Harap bersihkan tangan Anda sebelum memulai tes.
Swab mandiri
  1. Tambahkan 0,3 mL atau setara 10  tetes reagen ekstraksi ke dalam tube 
  1. Masukkan alat swab ke rongga hidung (~1,5cm – 2cm). Usapkan swab di sekeliling dinding setiap rongga hidung.
  1. Masukkan segera sampel swab ke dalam tabung yang sudah berisi cairan. Putar setidaknya 5 kali sambil di tekan hingga ke dasar tube.
  1. Biarkan alat swab berada di dalam tube setidak selama 1 menit
  2. Lepaskan cotton swab dengan menekan sisi tabung untuk mengeluarkan cairan yang ada di cotton swab.
  3. Siapkan kaset uji untuk menuangkan cairan sampel.
  4. Lepaskan kaset uji dari kantung yang disegel. 
  5. Membalik tabung ekstraksi specimen, menahan ekstraksi specimen tabung tegak, transfer 3 tetes atau sekitar 100 µL ke sumur specimen (S) dari kaset uji, kemudian mulai pengatur waktu. 
  6. Tunggu hingga garis berwarna muncul. Interpretasikan hasil tes dalam 15 menit.

Bagaimana Cara Membaca Hasil swab mandiri

Cara membaca hasil tes antigen atau swab mandiri bisa bervariasi tergantung jenis produk atau alat tes yang digunakan. Namun secara umum, hasilnya akan bisa dibaca dari garis yang muncul alat. 

Alat tes memberikan hasil positif jika muncul 2 garis, dan ditandai dengan garis C (Control) dan garis T (Test). Hasil positif didapat jika 2 garis muncul, masing-masing di tanda C dan T.  Dan untuk hasil negatif biasanya ditandai dengan satu garis pada tanda C, sedangkan garis pada tanda T tidak muncul.

Perlu diperhatikan, garis tanda C berfungsi menjadi kontrol yang seharusnya muncul apapun hasilnya, baik positif maupun negatif. Jika garis pada tanda C tidak muncul, maka artinya hasil tes invalid alias tidak valid.

Apa itu Episkleritis? Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Apa itu Episkleritis? Penyebab dan Cara Mengatasinya! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu Episkleritis? Buat sobat Fast yang belum tahu tentang sklera, sklera merupakan bagian putih dari dalam bola mata, sedangkan konjungtiva merupakan lapisan yang menutupinya. Berbeda dengan skleritis yang menyerang bagian sklera dan dapat menyebabkan masalah serius, episkleritis umumnya tergolong masalah kesehatan ringan dan tidak menimbulkan dampak yang parah.

Apa itu Episkleritis?

Episkleritis merupakan kondisi mata yang mengalami peradangan antara sklera dan konjungtiva mata. Kondisi ini menyebabkan mata mengalami kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman. Peradangan Episkleritis ini dapat terjadi pada satu atau kedua mata.

Penyebab Episkleritis

Secara penelitian yang sudah dilakukan terhadap terjadinya Episkleritis pada mata, masih belum diketahui secara pasti penyebab dan pemicunya. Tetapi Episkleritis ini dapat terjadi pada orang dengan kondisi tertentu misalnya:

  1. Menderita penyakit sitematis, seperti Crohn, lupus atau rheumatoid arthritis
  2. Mengalami cedera pada mata
  3. Mengonsumsi obat-obat tertentu seperti bisfosfonat atau topiramate
  4. Gander perempuan
  5. Berusia 40 hingga 50 tahun
  6. Menderita penyakit akibat bakteri, virus dan bakteri
  7. Menderita kanker seperti limfoma hodgkin atau leukemia

Cara Mengatasi Episkleritis

Apa itu Episkleritis?

Jika sedang mengalami Episkleritis, biasanya akan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi jika Episkleritis ini dirasa mengganggu pada penampilan Anda, maka Anda dapat menemui dokter untuk melakukan penanganan yang tepat dan memberikan beberapa pengobatan tertentu. Tetapi ada juga beberapa langkah yang dapat Anda lakukan sendiri untuk meredakan Episkleritis ini diantaranya:

  1. Menggunakan kompres air dingin saat mata tertutup
  2. Memakai obat tetes mata
  3. Mengenakan kacamata saat diluar ruangan untuk melindungi mata dari cahaya berlebih

Kapan Anda Harus Ke Dokter?

Perlu Anda ketahui tentang episkleritis biasanya tidak menimbulkan masalah serius dan dapat pulih dalam waktu singkat. Tapi, saat gejala terjadi terus-menerus selama 2-4 minggu, Anda perlu memastikan pemeriksaan ke dokter.

Pemeriksaan ke dokter dilakukan saat timbul rasa sakit yang parah sampai memengaruhi penglihatan. Hal itu dapat menjadi tanda adanya gangguan mata serius selain episkleritis.

Bagaimana Pencegahan Penyakit Episkleritis?

Karena penyebabnya belum diketahui secara pasti, episkleritis sulit untuk dicegah. Namun, beberapa cara di bawah ini bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko terkena episkleritis:

  1. Memeriksakan kesehatan secara rutin jika memiliki kondisi yang dapat meningkatkan risiko episkleritis,
  2. Melakukan upaya pencegahan terhadap infeksi, dan
  3. Tidak sembarang menggunakan obat, suplemen, atau produk herbal, tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter.

Apa itu bintitan? Apa Gejala dan Penyebabnya?

Apa itu bintitan? Apa Gejala dan Penyebabnya? 2250 2251 Yudha Pratama

Apa itu bintitan? Hordeolum atau nama lainnya yaitu bintitan. Bintitan adalah kondisi seperti bintil yang menyakitkan mirip jerawat atau bisul tumbuh di tepi kelopak mata. Bintitan sering terjadi karena infeksi bakteri dan biasanya hanya muncul pada salah satu kelopak mata.

Biasanya bintitan sering muncul pada bagian kelopak mata luar, tapi juga bisa timbul pada bagian dalam kelopak mata. Bintitan yang tumbuh di bagian dalam lebih menyakitkan daripada yang tumbuh di luar. Meski begitu, bintitan tidak sampai menyebabkan gangguan penglihatan.

Apa Saja Gejala Bintitan?

Apa itu bintitan?

Gejala utama bintitan adalah tumbuhnya bintil merah yang mirip dengan bisul kecil di kelopak mata, di dalam atau di luar kelopak mata. Gejala-gejala lain yang menyertai kondisi ini meliputi:

  • Mata merah,
  • Mata berair, dan
  • Kelopak mata bengkak dan nyeri.

Apa Saja Penyebab Bintitan?

Biasanya bintitan penyebab utamanya dari infeksi bakteri yang dinamakan Staphylococcus. Bakteri yang pada umumnya hidup di kulit dan juga bisa menyumbat kelenjar minyak pada bagian kelopak mata atau menimbulkan peradangan.

Penyebab lain dari bintitan adalah kuman dan kulit mati yang terperangkap di ujung kelopak mata.

  1. Menyentuh mata dengan tangan yang kotor,
  2. Menggunakan kosmetik yang sudah kedaluwarsa,
  3. Tidak membersihkan bekas kosmetik pada mata sebelum tidur,
  4. Memakai lensa kontak yang tidak steril,
  5. Mengalami peradangan pada ujung kelopak mata (blefaritis), dan
  6. Mengalami penyakit rosacea yang menyebabkan kulit wajah memerah.

Kapan Anda Harus Konsultasi Ke Dokter?

Bintitan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus. Meski demikian, risiko terjadinya komplikasi tetap ada. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika bintitan tidak kunjung membaik setelah 48 jam.

Segeral berobat ke dokter jika pembengkakan menyebar hingga ke bagian lain di wajah, seperti pipi.

Apa Itu Pendarahan Subkonjungtiva? Mari Kita Simak!

Apa Itu Pendarahan Subkonjungtiva? Mari Kita Simak! 2250 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Pendarahan Subkonjungtiva? Pendarahan subkonjungtiva yaitu sebuah kondisi yang terjadi ketika pembuluh darah kecil pecah tepat di bawah permukaan mata Anda. Konjungtiva tidak dapat menyerap darah dengan cepat, sehingga darah terperangkap.

Apa Gejala Pendarahan Subkonjungtiva?

  1. Iritasi mata yang sangat ringan,
  2. Perdarahannya adalah area merah terang yang jelas dan tajam di atas sclera,
  3. Para perdarahan subkonjungtiva, tidak ada darah yang keluar dari mata, dan
  4. Pendarahan terlihat kekuningan setelah darah terserap.

Apa Penyebab Pendarahan Subkonjungtiva?

Pendarahan subkonjungtiva disebabkan karena kondisi infeksi tubuh atau kornea (abrasi kornea, pemakaian lensa kontak dalam jangka waktu lama), perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi akibat cedera mata traumatis, seperti:

  1. Pada kasus trauma (Valsalva),
  2. Batuk yang dipaksakan, muntah, bersin, tersedak, dan
  3. Adanya riwayat hipertensi.

Perdarahan subkonjungtiva sering terjadi pada bayi baru lahir. Dalam hal ini, kondisi ini diduga disebabkan oleh perubahan tekanan di seluruh tubuh bayi saat melahirkan.

Kapan Anda Harus Konsultasi Ke Dokter?

Apa Itu Pendarahan Subkonjungtiva?

Saat Anda sudah merasakan beberapa gejala yang parah, karena pendarahan subkonjungtiva. Anda seharusnya segera pergi melakukan pemeriksaan diri ke dokter, jika mata memerah disertai dengan gejala lain, seperti nyeri, gangguan penglihatan, atau keluarnya cairan dari mata. Anda harus segera konsultasikan ke dokter.

Faktor Resiko Perdarahan Subkonjungtiva?

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena perdarahan subkonjungtiva, yaitu:

  • Lanjut usia,
  • Menderita diabetes,
  • Adanya tekanan darah tinggi (hipertensi),
  • Menderita gangguan pembekuan darah, dan
  • Mengonsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau warfarin.

Apa itu konjungtivitis? Cari Tahu Cara Mengobatinya!

Apa itu konjungtivitis? Cari Tahu Cara Mengobatinya! 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Konjungtivitis? Konjungtivitis adalah sebuah kondisi mata merah yang di sebabkan oleh peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata. Selain mata menjadi merah, Konjungtivitis juga dapat menyebabkan rasa gatal dan juga mata berair. Konjungtivitis ini dapat terjadi pada salah satu bola mata atau keduanya.

Penyebab dan Gejala Konjungtivitis

Pada umumnya Konjungtivitis ini disebabkan oleh mata yang terinfeksi oleh virus, bakteri dan juga alergi. Meskipun umumnya disebabkan oleh beberapa infeksi di atas Konjungtivitis juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

  1. Iritasi karena shampo, asap, kotoran dan klorin,
  2. Jamur, parasit dan amuba,
  3. Reaksi terhadap obat tetes mata,
  4. debu, tungau atau lem pada prosedur Eyelash extension,
  5. Terpapar dari orang yang terinfeksi virus atau bakteri dari Konjungtivitis,
  6. Menatap seseorang yang mengalami Konjungtivitis, namun masih dalam penelitian lebih lanjut,
  7. Menggunakan lensa kontak yang tidak aman dan steril,
  8. Bertukar dengan kosmetik orang lain,
  9. Menggunakan kosmetik yang terkontaminasi oleh bakteri, dan
  10. Higienitas yang rendah.

Ketika mata seseorang terkena beberapa faktor yang ada di atas, mata akan dapat menimbulkan beberapa keluhan seperti mata merah, belekan, berair dan perih. Namun dalam kondisi Konjungtivitis ini tidak akan mengalami gangguan pada penglihatan kecuali sudah mengalami gejala parah.

Cara Mengobati Konjungtivitis

Gambar Mata Memerah

Jika Anda mengalami Konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri maka dapat diatasi dengan antibiotik, sedangkan Konjungtivitis yang disebabkan oleh alergi maka dapat diobati dengan antialergi. Kemudian jika dikarenakan oleh virus maka tidak perlu penanganan karena Konjungtivitis dapat sembuh dengan sendirinya.

Tetapi untuk membantu Anda jika merasa Konjungtivitis ini mengganggu mata maka Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut seperti:

  1. Mencuci tangan dan tidak menyentuh matah,
  2. Tidak berbagi kosmetik dengan orang lain,
  3. Tidak menggunakan obat tetes mata yang sudah pernah di pakai, dan
  4. Kompress dengan air hangat atau dingin.

Jika Anda sedang mengalami Konjungtivitis dan merasakan seperti sakit mata, perasaan ada yang mengganjal di mata, pengelihatan kabur dan sensitif terhadap cahaya. Ada baiknya segera mengunjungi dokter atau fasilitas kelinik kesehatan, untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Apa Itu Konjungtiva? Kemasukan Benda Asing Sekitar Mata

Apa Itu Konjungtiva? Kemasukan Benda Asing Sekitar Mata 2251 2251 Yudha Pratama

Apa Itu Konjungtiva? Konjungtiva atau yang lebih dikenal dengan selaput putih yang mengelilingi bola mata hitam. Biasanya lokasi ini sering kali mendapatkan masalah ketika Anda melakukan kegiatan yang tidak aman, seperti kemasukan benda asing.

Ketika mata tidak dilindungi dengan benar ketika melakukan sebuah aktifitas, maka akan sangat rentan terkena benda-benda asing seperti debu, pasir, serpihan logam, hingga dengan serpihan kayu. Biasanya benda yang masuk kedalam mata atau sekitar konjungtiva tidak berbahaya, tetapi jika dibiarkan saja akan terasa tidak nyaman bahkan bisa menimbulkan masalah serius jika benda tersebut menyebabkan luka yang cukup dalam pada mata.

Gejala Benda Asing Masuk ke Dalam Mata

Beberapa gejala yang kerap di alami seseorang ketika mata mereka kemasukan benda asing adalah:

  1. Sensasi mata ada yang menjanggal,
  2. Terasa sakit ketika berkedip,
  3. Mata merah,
  4. Mata berair, dan
  5. Iritasi pada mata.

Penanganan Benda Asing Masuk Mata

Apa Itu Konjungtiva?

Setelah mengetahui dan merasakan ketika terdapat benda asing masuk kemata, ada baiknya pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan sendiri adalah dengan cara membilas mata dengan air bersih dan mengalir. tetapi jika masih terasa sakit dan butuh penanganan yang tepat maka Anda harus membawakan diri ke rumah sakit atau klinik kesehatan. Tetapi berikut ini ada beberapa cara yang dapat membantu kondisi Anda sementara diantaranya:

  1. Tidak mengucek atau memegang area mata,
  2. Cuci tangan terlebih dahulu ketika ingin menyentuh area mata,
  3. Posisikan mata dengan pencahayaan yang terang untuk memeriksa mata,
  4. Periksa bagian atau sekitar konjungtiva mata,
  5. Angkat kelopak mata bagian atas dan juga bawah untuk melihat kondisi konjungtiva apakah terdapat benda asing, dan
  6. Minta bantuan orang lain, jika kesulitan untuk memeriksa mata sendiri.

Kesimpulan

Ketika sudah mengetahui terdapat benda asing ada baiknya dikeluarkan menggunakan air, dan jangan menggunakan alat yang dapat melukai mata seperti tusuk gigi, pinset, cotton bud, dan benda tajam lainnya.

Cara termudah ketika benda termasuk benda asing adalah merendam mata kedalam air, dengan begitu benda tersebut akan jatuh dan keluar dangan mudah. Tetapi jika benda tersebut sangat sulit untuk di keluarkan ada baiknya segera mengunjungi dokter atau fasilitas klinik kesehatan. Karena takutnya nanti akan menyebabkan mata tergores dan iritasi.

Apa itu Migrain? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Apa itu Migrain? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya 2251 2251 Yudha Pratama

Apa itu Migrain? Ketika kepala sudah cenat cenut menghadapi semua masalah dari berbagai aktivitas, pastinya Anda akan mengalami migrain. Selain dari flu, migrain juga sangat mengganggu aktivitas kita sehari-hari bahkan sampai tidak bisa konsentrasi pada suatu hal.

Tetapi apakah kamu tahu bahwa migrain adalah salah satu jenis sakit kepala yang tidak bisa disamakan dengan jenis lainnya. Migrain ini sering datang dan menyerang pada kepala hanya satu sisi saja. Ketika sakitnya sudah menyerang ia akan berdenyut sangat lama hingga berhari-hari.

Migrain bisa menyerang siapa saja dan kapan saja, menurut penelitian WHO orang yang berumur 18 hingga 65 tahun adalah orang yang paling rentan terkena migrain. Untuk kasus migrain ini pertama kali akan dirasakan oleh seseorang yang memasuki masa pubertas dan migrain yang paling berat umumnya dirasakan oleh seseorang yang berumur 35 tahun.

Penyebab Migrain

Migrain

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan terhadap kasus migrain, tetapi hingga kini masih belum diketahui penyebab pasti dari seseorang mengalami migrain. Namun ketika seseorang mengalami migrain terdapat kelainan pada saat migrain tersebut terjadi. Ternyata saat seseorang mengalami migrain penyebabnya adalah turunnya kadar zat kimia yang ada di dalam otak yakni serotonin

Zat ini yang menyebabkan terjadinya trigeminal yakni salah satu saraf yang ada di otak merilis zat kimia pada meningen atau lapisan luar otak yang menyebabkan rasa nyeri.

Tetapi penyebab utama dari migran tersebut belum dipastikan, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan migrain tersebut muncul diantaranya:

  1. Stress,
  2. Gelisah,
  3. Terlalu gembira,
  4. Depresi,
  5. Kelelahan,
  6. Kurang jam tidur,
  7. Hipoglikemia,
  8. Mengonsumsi obat-obat tertentu,
  9. Pola diet,
  10. Terlalu sering mengonsumsi makanan dengan rasa asin,
  11. Sering mengonsumsi makanan dengan pemanis buatan atau MSG,
  12. Sering minum kopi atau alkohol, dan
  13. Terjadinya perubahan hormon pada wanita.

Gejala Migrain

Setelah dari beberapa penyebab migrain yang ada di atas, lalu apa saja dampak jika sudah mengalami migrain?. Nah berikut ini Anda akan mengetahui beberapa dampak dan gejala yang Anda rasakan ketika terkena atau mengalami migrain:

1. Nyeri Pada Satu Sisi

Biasanya jenis sakit kepala pada umumnya adalah merasakan kedua sisi kepala terasa tegang dan juga nyeri. Tetapi bagaimana jika hanya satu sisi saja, nah nyeri satu saja merupakan pertanda Anda sedang mengalami migrain dan bukan jenis sakit kepala yang lainnya.

Sakit migrain ini jika tidak ditangani dengan tepat maka akan semakin parah, apalagi jika ditambahkan dengan melakukan berbagai aktivitas tambahan. Migrain ini juga akan mengalami rasa sakit seperti satu sisi kepala yang berdenyut, lemas, ditarik-tarik, di pukuli, dan sampai akhirnya sulit untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

2. Sensitif Terhadap Cahaya

Ketika seseorang mengalami migrain otak mereka akan lebih cenderung aktif dan merasakan sakit. Hal ini akan ditambah apalagi dengan beberapa faktor di lingkungan sekitar seperti sensitif cahaya atau kebisingan.

Untuk sebagian orang yang mengalami migrain akan cenderung sangat sensitif terhadap cahaya, suara, dan bau yang juga menjadi penyebab migrain itu sendiri. Apalagi jika seseorang mengalami migrain disertai dengan sakit gigi.

3. Menguap

Umumnya satu atau dua hari seseorang sebelum mengalami migrain akan mengalami menguap lebih sering dari biasanya. Kebanyakan orang merasakan menguap adalah hal yang sangat mengganggu, tetapi menguap ini adalah respon tubuh untuk menyiapkan tubuh agar melakukan pengobatan migrain.

Selain dari menguap ketika terjadinya migrain adalah retensi cairan tubuh, kelelahan, haus, ketagihan makan, perubahan perilaku, dan masih banyak lainnya.

4. Aura

Ketika seseorang mengalami migrain pastinya tidak jauh dari yang namanya aura. Aura ini adalah semacam efek yang dialami oleh penglihatan seseorang, efek ini berupa gangguan pada pandangan yang berupa garis hitam, titik hitam, kilatan cahaya, dan juga berkunang-kunang.

Untuk migrain sendiri lebih cenderung terkena pada wanita, apalagi jika terdapat gejala aura hal ini harus diwaspadai karena jika seseorang mengalami aura ketika migrain akan dapat meningkatkan terkenanya stroke.

5. Perubahan Sensasi

Ketika Anda mengalami beberapa gejala seperti kesemutan pada kaki atau tangan, atau terdapat mati rasa pada lengan, kaki hingga wajah, semuanya masih berkaitan dengan migrain. Kondisi seperti ini pada umumnya berlangsung ketika Anda sedang mengalami migrain.

Selain gejala umum yang dapat dirasakan seseorang ketika mengalami migrain di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang dirasakan, seperti:

  1. Merasa dingin atau panas,
  2. Mengalami sakit perut dan diare,
  3. Tubuh menjadi berkeringat, dan
  4. Sangat sulit berkonsentrasi.

Cara Mengatasi Migrain

Setelah Anda mengetahui beberapa penyebab dan gejala yang dialami seseorang ketika mengalami migrain, lalu bagaimana Anda harus mengatasi migrain ini jika Anda terkena?. Berikut ini beberapa cara yang dapat Anda lakukan jika terkena migrain:

  1. Perbanyak minum air,
  2. Menenangkan diri,
  3. Kompress air dingin,
  4. Menggunakan minyak aromaterapi,
  5. Tidur cukup,
  6. Pijat refleksi,
  7. Pijat Akupresur,
  8. Minum-minuman hangat berbahan jahe,
  9. Olahraga,
  10. Mengonsumsi makanan yang mengandung magnesium,
  11. Makan pedas,
  12. Mengkonsumsi makanan berlemak sehat, dan lain-lain.

Kesimpulan

Jika Anda sudah melakukan beberapa pola hidup sehat dan melakukan penanganan untuk mengatasi migrain maka Anda akan bisa menjalani aktivitas seperti biasanya. Tetapi jika Anda mengalami gejala yang tidak kunjung sembuh juga, sebaiknya segera melakukan pengobatan dengan cara berkunjung kerumah sakit atau klinik kesehatan setempat.

Sakit kepala Tension Type Headache? || Berikut Penjelasannya!

Sakit kepala Tension Type Headache? || Berikut Penjelasannya! 2251 2251 Yudha Pratama

FAST Clinic, Jakarta – Setiap orang pasti merasakan yang namanya sakit kepala, namun salah satu jenis sakit kepala yang sering dialami pada orang dewasa adalah Tension Type Headache (TTH). Sakit kepala jenis ini sering ditandai dengan terjadinya berulang dari beberapa waktu hingga dengan terjadinya sakit kepala kronik.

Tension Type Headache ini memiliki beberapa gejala yang khas dirasakan, seperti sensasi kepala tertekan, silau akan cahaya dan kepala terasa terikat. Lalu perasaan tertekan dan terikat tadi tak hanya di kepala saja, tetapi terjadi juga pada beberapa otot tubuh seperti otot leher dan bahu.

Jenis-Jenis atau sakit kepala Tipe Tension-Type Headache

Sakit kepala jenis ini juga memiliki beberapa kategori diantaranya:

  1. TTH sewaktu = Sakit yang terjadi pada sesekali tanpa berulang kali.
  2. TTH episodik = Sakit yang terjadi kurang dari 15 kali dalam sebulan, setidaknya dapat terjadi selama tiga bulan berturut-turut.
  3. TTH kronik = Sakit yang terjadi lebih dari 15 kali dalam sebulan, setidaknya dapat terjadi selama tiga bulan berturut-turut.

Tension Type Headache ini kerap terjadi pada orang dewasa khususnya perempuan dibandingkan laki-laki. Mayoritas yang terkena TTH pada usia produktif yakni 25 hingga 50 tahun. Latar belakang yang terkena dari TTH ini adalah mereka yang sibuk akan pekerjaan seperti meniti karir, beban pekerjaan, pekerjaan rumah tangga dan tenggat waktu karena pekerjaan.

Sakit kepala

Apa Penyebab Tension Type Headache

Penyebab utama dari sakit kepala jenis ini adalah beberapa faktor psikis, seperti pekerjaan, kelelahan, dan masalah pribadi tetapi beberapa faktor yang lainnya dapat juga menjadi penyebab Tension Type Headache ini diantaranya:

  1. Rasa cemas,
  2. Kurang berolahraga,
  3. Kondisi tubuh yang lelah,
  4. Postur tubuh yang tidak baik,
  5. Stress, emosional dan depresi,
  6. Menggunakan obat analgesik bebas ,
  7. Kurang istirahat karena tidak kenal waktu, dan
  8. Merasa lapar atau kekurangan cairan tubuh.

Jika dilihat dari beberapa faktor diatas yang menjadikan penyebab sakit kepala (Tension Type Headache) ternyata penyebab umum dari penyakit ini adalah stress dan depresi yang terkait dengan hubungan sosial, dari teman, keluarga, sekolah dan pekerjaan. Nah untuk beberapa contoh penyebab stress tersebut antara lain :

  1. Jam tidur yang kurang,
  2. Obesitas,
  3. Kehilangan pekerjaan,
  4. Tidak memiliki teman atau sahabat dekat,
  5. Memiliki anak baru,
  6. Memasuki dunia kerja,
  7. Memiliki sifat ingin sempurna (perfeksionis),
  8. Beraktivitas berlebihan,
  9. Kembali bersekolah,bekerja atau pelatihan, dan
  10. Memiliki masalah di rumah atau masalah kerukunan rumah tangga.

Dampak Dari sakit kepala (Tension Type Headache)

jika Anda mengalami sakit kepala (Tension Type Headache) hanya sewaktu, terdapat beberapa gejala yang dapat Anda rasakan seperti keluhan nyeri pada titik-titik tubuh tertentu seperti, nyeri bahu, nyeri punggung, nyeri kaki dan lainnya. 

Apabila sakit kepala Tension Type Headache ini dibiarkan saja dan tidak ditangani maka secara terus-menerus akan bisa menyebabkan tekanan darah meningkat sehingga resiko penyakit jantung dapat berkembang. Pada produksi hormon kortisol yang tinggi juga dapat  menjadi faktor pelepasan gula dalam darah sehingga diabetes tipe 2 pun akan meningkat.

Bagaimana Cara Mengatasi Tension Type Headache

Untuk mengatasi Tension Type Headache ini dapat Anda lakukan dengan bantuan kecil seperti pijatan pada otot-otot sekitar kepala, atau menggunakan obat luar seperti minyak urut atau minyak aromaterapi. Tetapi jika sering terjadi sakit kepala pada Anda, maka Anda harus melakukan pengobatan untuk mengatasinya dan bukan hanya meredakan gejalanya saja.

Selain itu mengelola stress dengan baik dan menyeimbangkan pola hidup sehat merupakan langkah pertama yang dapat mengatasi beberapa gejala Tension Type Headache ini. Sesibuk apapun kegiatan Anda ada baiknya sempatkan untuk beristirahat, dan olah raga yang teratur agar dapat melenturkan dan mengendurkan otot-otot yang tegang semalam melakukan aktivitas Anda.

Kesimpulan

Jika situasi dan kondisi Anda tidak kunjung baik ketika sudah melakukan beberapa penanganan yang ada di atas sebaiknya Anda melakukan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang baik dan cepat. Dokter juga dapat memberikan penanganan tambahan yang bila memang diperlukan oleh pasien seperti pemberian obat antidepresi, fisioterapi dan terapi akupunktur.

penyakit Tetanus? || Penyebab, Gejala dan Pengobatannya?

penyakit Tetanus? || Penyebab, Gejala dan Pengobatannya? 2251 2251 Yudha Pratama

FAST Clinic, Jakarta – Lockjaw atau yang sering disebut dengan Tetanus merupakan penyakit yang diakibatkan oleh bakteri yang menyebabkan struktur oto menjadi kaku dan tegang. Penyakit tetanus juga kerap dijadikan sebagai kondisi gawat darurat, karena jika tidak segera diobati maka akan menyebar keseluruh tubuh dan menyebabkan kematian.

Meskipun tetanus ini berbahaya, tetapi penyakit ini tidak menular dan dapat di cegah melalui pemberian vaksin tetanus. Tetapi sebagian orang juga, jika pernah terkena tetanus dan tidak memiliki kekebalan tubuh alami maka dikemudian hari dapat terkena tetanus dan terinfesi lagi di kemudian hari.

Penyebab Tetanus

Penyebab dari penyakit tetanus ini adalah terinfeksinya seseorang oleh bakteri clostridium tetani. Dari bakter tersebut memiliki spora yang mudah berkembang biak dimana saja seperti tanah, debu dan juga kotoran binatang. Tetapi terdapat beberapa kasus pada seseorang yang memiliki luka terbuka dan terkontaminasi oleh spora bakteri clostridium tetani ini, maka akan sangat mudah bakteri tersebut berkembang. Saat bakternya berkembang maka ia akan memproduksi racun yang sangat berbahaya yakni tetanospasmin.

Dari racun yang di produksi tadi dapat menyebabkan sistem sarat terutama pada oto akan menyebabkan terjadinya kekakuan dan juga kejang otot. Spora bakter ini dapat masuk ketubuh melalui beberapa kondisi, diantaranya:

  1. Luka yang terkontaminasi dengan tanah, debu, kotoran, hingga air liur,
  2. Luka yang terkena benda tajam seperti paku, jarum hingga logam berkarat,
  3. Luka bakar,
  4. Luka dengan jaringan sekitar mati,
  5. Prosedur operasi,
  6. Gigitan serangga,
  7. Luka cedera akibat terhimpit benda berat,
  8. Infeksi gigi dan penanganan yang kurang steril,
  9. Infeksi atau luka yang kronis, dan
  10. Infeksi yang kurang steril.

Gejala Yang di Rasakan Ketika Terkena Penyakit Tetanus

Ketika seseorang sudah terkontaminasi dengan spora bakteri clostridium tetani, maka masa inkubasi dari penyakit tersebut dapat timbul selama 3 hingga 21 hari. Tetapi rata-rata munculnya gejala awal pada minggu pertama, tergantung dari jenis dan lokasi luka pada tubuh. Berikut ini beberapa tanda dan gejala umum tetanus diantaranya:

  1. Kesulitan menelan,
  2. Kaku pada otot leher,
  3. Kaku pada otot rahang,
  4. Kaku pada otot perut, dan
  5. Kejang pada tubuh beberapa saat. tetapi biasanya kejadian ini akan sangat terasa sakit ketika terjadi. Biasanya kejadian ini disebabkan oleh angin, suara keras, cahaya dan sentuhan fisik.

Selain gejala diatas terdapat juga gejala yang dapat muncul juga:

  1. Berkeringat,
  2. Demam,
  3. Tensi, dan
  4. Denyut jantung bertambah.
Penyakit tetanus

Bagaimana Cara Pengobatan penyakit Tetanus

Ketika seseorang terkena luka atau goresan, pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan adalah membersihkan area luka tersebut. Upaya ini dilakukan untuk mencegah pertumbuhan pada spora yang ada di dalam luka tersebut.

Tetapi jika Anda tidak menyadari atau bahwa tubuh Anda sudah terinfeksi apa belum ada baiknya bawa diri kedokter atau klikik kesehatan. Nantinya dokter akan memberikan pengobatan yang berfokus pada penanganan kejang otot, dan kemudian dokter juga akan memberikan pengobatan tetanus yang di sarankan seperti:

1. Antitoksin

Biasanya dokter akan memberikan sebuah obat antitoksin yang bernama TIG (Tetanus Immune Globulin). Tapi obat ini hanyalah menetralkan saja racun yang belum menyerang sistem otot pada tubuh.

2. Antibiotic

Seperti yang sudah diketahui bahwa Antibotik ini dapat membantu dalam melawan infeksi bakteri. Dalam kasus ini dokter biasanya akan memberikan penicillin untuk melawan bakteri tetanus. Biasanya pemberian antibiotik ini diberikan dengan cara di suntik atau di minum.

3. Sedatif

Ketika seseorang sudah merasakan beberapa sistem sarah yang terasa kaku dan tegang, dokter akan memberikan obat sedatif untuk meredakan dan menenangkan saraf otot tersebut. Untuk dosis yang digunakan pada penderita tetanus biasanya akan berdosis tinggi.

4. Vaksinasi

Selain menggunakan Antitoksin, Antibiotik dan juga sedatif, dokter juga dapat memberikan vaksin tetanus untuk melawan penyakit atau bakteri tetanus tersebut.

5. Obat lainnya

Dari ke empat pengobatan yang umum diberikan pada pasien tetanus, terdapat juga obat-obatan yang dapat diberikan pada pasien seperti beta blockers dan magnesium sulfat. Obat ini digunakan untuk mengatasi masalah pada pernapasan dan detak jantung.

Kapan harus kedokter ketika terkena penyakit tetanus

Ketika Anda atau anggota keluarga terdapat beberapa gejala yang ada di atas, ada baiknya segera melakukan tindakan dan pecegahan di rumah sakit atau klinik kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat.

Kejang Demam, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kejang Demam, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya 2251 2251 Yudha Pratama

FAST Clinic, Jakarta – Kejang demam atau yang sering disebut dengan step adalah suatu kejadian kejang yang disebabkan oleh demam, ketika suhu tubuh anak tersebut sudah melebihi batas normal (suhu rektal diatas 38° C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

Saat terjadinya, tubuh anak tersebut akan mengalami guncangan hebat layaknya orang kejang pada umumnya, guncangan ini biasanya akan menyentak dilengan dan tungkai lalu akan dilanjutkan kehilangan kesadaran.

Kondisi ini sangat berbeda dengan ayan atau epilepsi, biasanya demam ini didahului dengan kondisi demam berbeda dengan epilepsi dan ayan yang dapat terjadi berulang, untuk kondisi saat seorang anak mengalami reaksinya yang dilakukan hanya terjadi beberapa saat dan tentunya hal ini akan membuat orang tua khawatir. Orang tua juga perlu waspada untuk kejadian seperti ini ketika terjadi pertama kali.

Ketika mengetahui kejadian tersebut sedang berlangsung, ada baiknya orang tua segera menghubungi dokter. Karena takutnya terjadi komplikasi yang lain seperti terjadi kejang selama 5 menit, muntah, leher kaku dan sesak napas.

Klasifikasi Kejang Demam

Untuk kejang demam sendiri dapat dibagikan menjadi 2 jenis yakni, sederhana dan kompleks. Dari kedua jenis tersebut memiliki kondisi yang berbeda-beda, untuk lebih jelas berikut penjelasannya.

1. Kejang Demam Sederhana

Kejang sederhana ini dapat berlangsung sementara atau singkat, terjadinya kejang ini kurang dari 15 menit dan dapat berhenti sendirinya. Bentuk dari kejang ini pada umumnya yakni tonik dan klinik serta tanpa gerakan fokal. Jenis sederhana ini tidak berulang dalam kurun waktu 24 jam kedepan. Pada umumnya kejang demam sederhana ini dapat terjadi di seluruh dunia sekitar 80%.

2. Kejang Demam Kompleks

Kejang demam ini dapat berlangsung lama yakni diatas atau lebih dari 15 menit, lalu jenis kompleks dapat terjadi sekitar 2 kali dalam kurun waktu 24 jam kedepan. Pada umumnya kejang ini dapat membuat si penderita mengalami pingsan atau tidak sadar, terjadi diseluruh dunia hanya 8% saja. Untuk ciri-ciri jika seseorang mengalami kejang demam kompleks diantaranya:

  • Kejang berlangsung lebih dari 15 menit
  • Kejang fokal atau kejang umum didahului dengan kejang parsial
  • Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Kejang demam

Kemungkinan Dapat Berulang

Pada suatu kasus kondisi ini berulang kembali dengan resiko atau faktor yang dimiliki oleh penderita diantaranya adalah:

  1. Berusia dibawah 12 bulan / 1 tahun
  2. Temperatur yang renda saat kejang
  3. Riwayat dalam keluarga
  4. Cepatnya kejang setelah demam

Penyebab

Banyak terjadinya kejang demam pada anak belum diketahui secara pasti. Tetapi pada saat terjadi kejang yang disertai dengan suhu meningkat dapat dipicu oleh beberapa hal, yakni:

1. Infeksi

Anak-anak dapat mengalami kejang pada saat ia mengalami demam akibat dari terinfeksinya virus atau bakteri

2. Mendapatkan Imunisasi

Beberapa kasus pada saat pemberian imunisasi kepada anak dapat menimbulkan demam yang dapat memicu terjadinya kejang demam. “Pentig untuk diketahui orang tua bahwa anak yang berusia 12 hingga 18 bulan lebih beresiko mengalami kejang demam. Tak hanya itu keluarga yang memiliki riwayat kejang demam juga dapat beresiko.”

Penanganan Jika Kejang Demam Terjadi Berulang

Beberapa kejadian orang tua akan takut apa yang akan terjadi kepada anaknya ketika kejang demam itu dapat berulang, tetapi orang tua tidak perlu khawatir karena beberapa hal berikut ini dapat dilakukan oleh orang tua ketika anaknya mengalami kejang lagi.

  1. Jangan panik dan tetap tenang.
  2. Kendorkan jika si anak memakai pakaian yang ketat terutama di bagian leher.
  3. Jika anak tidak sadar, lakukan posisi anak terlentang dengan kepala yang miring. Bersihkan muntah atau lendir jika keluar dari hidung atau mulut, Walau pada beberapa kejadian lidah anak dapat tergigit oleh karena itu jangan memasukan benda keras untuk menahannya.
  4. Catat untuk suhu tubuh, lama kejang dan juga bentuk kejang.
  5. Tetap bersama si anak semala mengalami kejang.
  6. Saat kejang berlangsung dapat Anda berikat obat penenang seperti diazepam rektal, tetapi jika telah berhenti jangan diberikan.
  7. Ketika kejang berlangsung selama lebih dari 5 menit ada baiknya bawa kerumah sakit atau klinik kesehatan untuk perawatan lebih lanjut.

Apa Dapat Di Cegah?

Pada umumnya kejang demam tidak dapat dicegah, termasuk dalam pemberian obat-obatan penurun panas dan obat anti kejang. Tetapi jika anak mengalami demam saat kejang, dokter akan memberikan obat penurun panas. Untuk pemberian obat anti kejang biasanya lewat dubur jika si anak mengalami kejang lebih dari 5 menit.