Daily Archives :

Thursday, January 12, 2023

Cara Mengatasi DBD? – Cari Tahu Gejala & Penyebabnya!

Cara Mengatasi DBD? – Cari Tahu Gejala & Penyebabnya! 750 500 FASTLab Editor

Cara mengatasi DBD? DBD atau Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, biasanya terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia. Pada penyakit demam berdarah ringan, maka ia akan menyebabkan demam tinggi dan gejalanya seperti flu. 

Kemudian untuk demam berdarah yang parah, biasanya menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian. Ada banyak jutaan kasus infeksi DBD terjadi di seluruh dunia/ tahunnya.

Para peneliti kini sedang mengupayakan membuat vaksin demam berdarah dengue. Pada saat ini, di beberapa daerah yang biasa terkena kasus DBD, cara terbaik dalam mencegah infeksi adalah menghindari gigitan nyamuk dan mengambil beberapa langkah cara mengatasinya. 

Apa Saja Gejalanya?

Ketika Anda terkena demam berdarah, biasanya akan merasakan demam tinggi sampai 40 derajat Celcius. Sobat FAST harus tahu, beberapa gejala yang biasa muncul, seperti:

  • Sakit kepala.
  • Merasakan Nyeri otot, tulang atau sendi.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit di belakang mata.
  • Kelenjar bengkak.
  • Ruam.

Berikut beberapa tanda peringatan yang harus Anda ketahui dalam kasus demam berdarah parah, seperti:

  • Sakit perut parah.
  • Muntah berulang-ulang.
  • Pendarahan dari gusi atau hidung.
  • Darah dalam urin, tinja, atau bahkan muntahan.
  • Pendarahan di bawah kulit (kulit seperti memar).
  • Pernapasan sulit atau cepat.
  • Kelelahan.
  • Iritabilitas atau kegelisahan. 

Apa Saja Penyebabnya?

Cara mengatasi DBD?

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue. Anda tidak bisa terkena penyakit ini karena berada di sekitar orang yang terinfeksi sebab penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk. Dua nyamuk yang bisa menularkan virus ini adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Ada dua jenis nyamuk yang bisa menyebarkan virus dengue, saat nyamuk menggit seseorang yang terinfeksi virus dengue, biasanya virus tersebut masuk ke dalam nyamuk. Kemudian nyamuk yang terinfeksi menggigit orang lain, virus memasuki aliran darah orang tersebut dan menyebabkan infeksi.

Ketika seseorang sembuh dari penyakit demam berdarah dengue, ia akan memiliki kekebalan jangka panjang terhadap jenis virus yang menginfeksinya. Namun, jika Anda terkena kembali penyakit dengue, tingkat keparahan akan meningkat.

Apa Saja Faktornya?

Ada beberapa risiko yang memiliki lebih besar terkena penyakit atau gejala demam berdarah, akan lebih parah jika:

  • Menetap atau berkunjung ke daerah tropis. Hal tersebut disebabkan, karena berada di daerah tropis dan subtropis meningkatkan risiko terkena virus penyakit tersebut. Paling utama berisiko tinggi di daerah Asia Tenggara, pulau-pulau Pasifik Barat, Amerika Latin dan Afrika.
  • Pernah terkena penyakit DBD di masa lalu. Infeksi yang terjadi sebelumnya bisa meningkatkan risiko terkena gejala parah saat kamu terkena demam berdarah lagi.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Vaksin bukanlah sebagai alat yang efektif dalam mengurangi demam berdarah di daerah-daerah yang sering terjangkit wabah tersebut. Pencegahan dari gigitan nyamuk dan pengendalian populasi nyamuk masih menjadi metode utama dalam mencegah penyebab demam berdarah.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu Anda mengurangi risiko gigitan nyamuk demam berdarah:

  • Menggunakan AC atau kelambu
  • Memakai pakaian pelindung saat Anda pergi ke daerah yang dipenuhi nyamuk.
  • Menggunakan obat nyamuk seperti permetrin.
  • Mengurangi habitat nyamuk dengan menutup genangan air.

Kapan Anda Harus Pergi Ke Dokter?

Jika Anda merasakan beberapa gejala diatas, ada baiknya untuk segera pergi ke dokter dalam mendapatkan pertolongan pertama. Jangan pernah mengabaikan beberapa gejala tersebut, jika Anda tidak mau semakin parah efeknya.

Bagi sobat FAST yang sudah membaca artikel ini sampai selesai, semoga bisa bermanfaat dan terima kasih. Jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lainnya. Bila Anda memiliki beberapa opini atau komentar, boleh tulis di kolom komentar. 

Download aplikasi FASTLab sekarang, akan mempermudah Anda untuk pelayanan Swab Test, Medical Check-Up, dan Konsultasi Dokter. Aplikasi FASTLab sudah tersedia bagi pengguna android dan IOS.

Reaksi Anafilaktik – Berikut Penyebab dan Gejalanya!

Reaksi Anafilaktik – Berikut Penyebab dan Gejalanya! 512 400 FASTLab Editor

Reaksi Anafilaktik (Syok Anafilaktik) merupakan reaksi alergi dengan kategori berat. Kondisi ini juga dapat mengancam nyawa seseorang karena dapat berkembang dengan cepat. Ketika seseorang mengalami Reaksi Anafilaktik ini akan mengalami rasa mual dan sakit pada area perut.

Alergi ini biasanya bereaksi menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis dan penyempitan saluran pernapasan. Bila tidak ditangani, kondisi ini bisa mengancam jiwa. Syok Anafilaktik berpotensi terjadi kembali (biphasic anaphylaxis) dalam kurun waktu 12 jam setelah syok pertama. 

Apa Saja Penyebabnya?

Penyebab terjadinya seseorang mengalami Reaksi Anafilaktik adalah ketika tubuh merespon zat-zat alergen yang dianggap berbahaya bagi tubuh secara berlebihan. Berikut ini beberapa zat alergen yang dapat menyebabkan Reaksi Anafilaktik:

  1. Obat-obatan
  2. Terkena serangan serangga
  3. Kacang-kacangan

Apa Saja Gejalanya?

Gejala pada penyakit ini bisa timbul dalam beberapa menit atau jam setelah penderita mengkonsumsi, menghirup, atau terpapar alergen. Biasanya di awal akan terlihat seperti gejala alergi, bersin-bersin, dan ruam pada kulit.

Reaksi Anafilaktik

Berikut beberapa gejala yang bisa muncul saat seseorang mengalami syok anafilaktik, yaitu:

  • Ruam seperti biduran.
  • Sulit bernapas, sesak napas, atau berbunyi “ngik” (mengi).
  • Pembengkakan di kelopak mata, bibir, lidah, dan tenggorokan.
  • jantung berdebar-debar.
  • Denyut nadi lebih cepat, tetapi terasa lemah.
  • Kram atau nyeri perut.
  • Mual, muntah, atau diare.
  • Sensasi kesemutan di kulit kepala, mulut, tangan, dan kaki.
  • Linglung, gelisah, sampai penurunan kesadaran.
  • Penurunan, gelisah, hingga penurunan kesadaran.
  • Penurunan tekanan darah secara drastis yang menyebabkan lemas, pusing, dan terasa ingin pingsan.

Apa Saja Faktornya?

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan terjadinya syok anafilaktik, seperti misalnya, seseorang yang mengidap asma atau alergi, pernah mengalami syok anafilaktik sebelumnya, sehingga memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami kondisi tersebut.

Baca juga: Cara Mengatasi DBD? – Cari Tahu Gejala & Penyebabnya!

Bagaimana Cara Pencegahannya?

Hal yang harus dilakukan dalam mencegah terjadinya syok anafilaktik yaitu dengan menghindari berbagai hal yang bisa menyebabkan alergi. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan dalam mencegah terjadinya reaksi alergi dan syok anafilaktik, yaitu:

  • Menjalani tes alergi di rumah sakit atau klinik.
  • Membaca label keterangan pada makanan atau minuman kemasan.
  • Menggunakan penangkal serangga terutama ketika berada di luar ruangan.
  • Menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah.
  • Membawa obat alergi yang diresepkan oleh dokter ketika berpergian.
  • Menginformasikan kepada dokter mengenai riwayat kesehatan.

Kapan Anda Harus ke Dokter?

Jika Anda merasakan beberapa gejala yang sudah dijelaskan diatas, segera untuk periksakan diri ke dokter. Penyakit ini bisa menyebabkan kondisi gawat darurat, Anda dianjurkan untuk segera mencari pertolongan medis bila melihat keluarga atau saudara yang mengalami gejala tersebut.

Penanganan sejak dini akan diperlukan agar resiko terjadinya komplikasi dapat dicegah. Terima kasih buat sobat FAST yang sudah membaca artikel ini, jangan lupa untuk membaca artikel kami yang lainnya.